PIJAR 5. KELUARGA (?)

258 63 14
                                    

Dear friends.......

Sorry for not saying hello for a long time.

My son is in heaven now.

 Its hard to write this...

I Love him so much, but God loves him more..

My heart still hurts,

Twenty three days passed...

and I can't help to remember it with tears...

.

.


Still Luv you all💜Octoimmee

.

.

Sebelumnya...


=======

Betapa naif dirinya dengan keyakinan jika cinta sejati itu ada. Padahal hidupnya sejak ia dilahirkan telah nyata menggambarkan tak ada bahagia untuknya.

Entah berapa lama ia berkutat dengan duka dan kemahiran tangannya merangkai, tiba tiba ia mendengar suara didekatnya.

"Waah..benar benar cantik rangkaian bunganya..."

Bita yang sedang berada disebuah tiang menoleh kesumber suara.

Dihadapannya berdiri wanita yang terakhir kali ia lihat dibandara. Seruni Bimantara.

Seharusnya namanya juga menggunakan Bimantara, tapi itu hanya mimpi, walau dalam tubuhnya juga mengalir darah yang sama.

========

Untunglah Topi dan masker ini menutup wajahnya dengan sempurna.

Bita hanya bisa mengangguk mewakili ucapan terimakasih nya. Sungguh ia tak dapat bersuara saat ini. Ia melanjutkan merangkai bunga.

"Saya nggak apa-apa kan lihat mbak merangkai bunga?" Suaranya sangat merdu, tentu Bintang bahagia mendengar suara ini setiap hari.

Bita menoleh lagi, lalu ia mengangguk.

Lalu ia mendengar suara kursi ditarik.

Ia mencoba berkonsentrasi dengan pekerjaannya, mencoba menenangkan dirinya untuk tidak bermimpi terlalu jauh.

Seruni kakaknya...
Apakah jika mereka lahir dari rahim yang sama, maka saat ini mereka tengah merangkai bunga bersama?.

Apakah mereka akan ke spa dan melakukan perawatan dari ujung rambut hingga ujung kaki secara berdua?

Shoping berdua?

Apakah besok ia akan mengenakan pakaian yang memiliki warna yang senada dengan kakaknya?

Sabita menggelengkan kepalanya. Mimpinya terlalu jauh.

Ia terus bergerak dari kursi kursi.

Dihalaman belakang yang cukup luas ini diletakkan beberapa meja bundar untuk menyambut keluarga dekat yang datang.

"Uni....mami sama papi cari dari tadi, taunya disini...kirain masih istirahat..."

Jantung Bita berdetak dengan cepat.

Apakah kini ia akan bertemu dengan jarak sedekat ini dengan Ayah biologisnya dan istrinya?

"Papi....siniii..baru pulang ya...". Lagi suara itu mengalun manja.

Bita mendengar suara tawa khas pria yang ia yakin itu Genta Bimantara.

"Uni sayang, Papi kangen. Makanya Papi bela beliin cepat pulang, ngga sabar peluk putri kesayangan Papi..."

PIJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang