tigabelas • cincin tunangan

194 20 3
                                    

Hari ini harusnya jadi hari yang paling sunyi buat gue. Melipat kaki, duduk didepan tv sambil main ps, berkutat dengan stick ps gue yang warnanya biru sky hadiah dari ashton pas gue lulus ujian komputer waktu high school dulu. Baik banget ashton emang.

Begitu lagi asik-asiknya main fifa, suara teriakan orang yang udah gak asing lagi dikuping gue berkumandang.

"Mikeeeeee! Wer ar yo?" manusia itu dateng lagi. Cetta.

Buru-buru gue langsung berdiri dan cari tempat persembunyian yang paling aman dikamar gue. Lemari.

Akhirnya gue buka itu lemari dan mencoba masuk kedalamnya. Dug! Rasanya sakit banget. Sangking buru-burunya menghindar dari cetta, kepala gue kepentok pintu lemari pas gue mencoba masuk. Sial!

"Wahaha! Gak usah menghindar mangkanya. Kepentokkan! Rasain!" suara cetta udah mengelegar seisi ruagan. Sial! Gagal menghindar gue.

"Ada apa lagi si cet?" kata gue sambil elus-elus kepala gue yang kayanya mulai benjol :')

"Jangan ganggu gue lagi, please. Ini hari minggu, waktunya gue istirahat" lanjut gue.

Dia duduk disofa yang ada dikamar gue sambil ngelempar tasnya asal. "Mandi cepet mike," katanya.

"Mau ngapain, mau kemana?"

"Gak inget kemarin kita gak jadi pergi? Udah ah cepet mandi, ganti baju!" cetta mendorong bahu gue.

"Cet, sekali lagi, kita gak bakalan jalanin pertunangan bodoh itu! Paham?" kata gue.

"Ya- tetep aja mik, mau gak mau, kita tetep jalanin perjodohan ini," cetta terlihat gugup. Jemarinya sibuk bergerak-gerak tidak menentu.

"Gue gak bisa cetta, gue bakalan bilang mom dan coba bilang ke mommy lu hari ini juga. Gue gak bisa," jelas gue. "Lucia masih nomer satu buat gue," lanjut gue.

"Gue---gue gak tau ya mik, mereka bakalan batalin tunangan ini atau engga. Ya-gimana ya, lu taukan mom karen kaya gimana sifatnya.."

"Ya lu bantu guelah cet, bilang kalo lu gak setuju.." gue sedikit memohon kecetta.

"Tapi mik,"

"Apa?" kata gue.

"Engga, engga jadi.." dia sedikit gugup. "Sekarang cepetan deh mandi. Bau banget lu!" dia berubah mendorong gue lagi. Kini bener-bener di-do-rong menuju kamar mandi.

"Iya gue mandi. Awas lu ngintip" ledek gue yang hampir nutup pintu kamar mandinya.

"Ew!" cetta membalikkan badannya dan berjalan sarkas keluar kamar gue. Rasanya lucu liat cetta begitu. Haha.

-

Gue udah rapih dengan kaos yang dibalut flannel merah yang gue pinjem dari luke. Turun menuju ruang keluarga dan menghampiri mom yang lagi bergosip ria bareng cetta.

Apa tepat waktunya buat ngomong kalo gue keberatan soal pertunangan itu? Duh. Degdegan :')

"Michael sini, mom mau ngomong" baru sampe tangga, mom udah melambaikan tangannya memanggil gue supaya menghampirinya. Padahal gue pengen pura-pura kedapur biar gak diajak ngomong tentang pertunangan.

"Iya mom" guepun jalan menuju ruang tengah. Duduk didepan mom.

"19 hari lagi. Apa yang udah kamu siapin?"

"Apa? Siapin apa mom?" gue pura-pura lupa.

"Michael, please, mom gak mau kamu pura-pura" tatapannya udah beda. Serius :')

"Oh-iya-itu. Kenapa mom?"

"Malah nanya si kamu! Gimana persiapannya? Apa yang udah kamu siapin?" pertanyaannya bertubi-tubi.

IDIOT FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang