Chapter 38 - Serangan Iblis Pertama kali

3 1 0
                                    

Haruto menurunkan pedangnya, lalu dengan tenang mengepalkan tangannya erat-erat, sarung tangannya menjerit dalam tekanan genggamannya. Dia menunduk, memusatkan energi, dan berbisik, "Gravity Manipulation... Level 1... Hundred Kilo."

Seketika, udara di sekitar Haruto bergetar. Gravitasi di area sekitarnya mulai berubah, terasa lebih berat. Tanah di bawah kakinya retak, bebatuan kecil di sekitarnya melayang naik, dan energi gravitasi yang masif mengumpul di sekitar tubuhnya. Pria itu menyadari ada sesuatu yang salah, tapi terlambat.

Dengan kecepatan yang luar biasa, Haruto bergerak. Tubuhnya melesat seperti peluru, tidak memberi lawannya kesempatan untuk bereaksi. Haruto menghantam pria itu dengan pukulan bertenaga gravitasi. Efeknya langsung terasa—gravitasi yang diperkuat menghantam pria itu, dan dia terpental ke belakang dengan kecepatan tinggi, menembus dinding ruangan dengan keras. Suara benturan yang memekakkan telinga memenuhi aula, debu dan puing-puing beterbangan saat tubuh pria itu menghancurkan dinding-dinding tebal bangunan.

Arthur menatap kejadian itu dengan mata terbelalak, terengah-engah. "Itu... kekuatan yang luar biasa..." gumamnya dengan kagum.

Namun, Haruto tidak berhenti di situ. Dia mengayunkan tangannya ke depan, memanipulasi gravitasi untuk menahan tubuh pria itu di udara, membuatnya tidak bisa bergerak. "Kau tidak akan melarikan diri lagi!" seru Haruto.

Pria itu mencoba memberontak, tetapi gravitasi yang menekannya terlalu kuat. Tubuhnya seakan terperangkap dalam cengkeraman tak terlihat. Wajahnya berubah dari kesombongan menjadi kepanikan saat dia menyadari bahwa Haruto telah menguasai situasi.

"Tidak mungkin... kau bisa... mengendalikanku... dengan... kekuatan seperti ini!" pria itu menggeram, mencoba melepaskan diri dengan sia-sia.

Haruto berjalan mendekat, matanya penuh dengan determinasi. "Siapa yang mengirimmu?" tanyanya dingin.

Haruto, dengan amarah yang mendidih, mengepalkan tinjunya erat-erat. Setelah mantra "Holy Chain" menciptakan rantai emas yang mengikat pria tersebut, Haruto mendekat. Mata pria itu tetap penuh kesombongan, meski darah segar mengalir dari sudut bibirnya.

"Siapa yang mengirimmu?" tanya Haruto lagi, kali ini suaranya lebih dalam dan tegas.

Pria itu tertawa pelan, darah mengalir dari sudut mulutnya. "Kau pikir aku akan bicara? Kau bisa membunuhku... tapi rahasia ini akan mati bersamaku." Matanya penuh kepastian dan penghinaan.

Seketika, amarah Haruto membuncah. Dia menggenggam lebih erat, sarung tangannya berderit, dan tanpa ragu menghantam pria itu dengan kekuatan luar biasa. Tubuh pria tersebut tersentak, namun rantai emas menahan gerakannya. Haruto tak berhenti, setiap pukulannya semakin berat, gravitasi di sekitar tangannya naik drastis. Pria itu merasa seperti diserang oleh palu raksasa, tiap serangan lebih keras dari sebelumnya.

"Ini belum apa-apa!" teriak Haruto sambil terus menghantam, "Gravity Manipulation... Level 2... 500 kilo!" Suaranya menggema di ruangan, dan seketika kekuatan pukulannya bertambah berkali lipat. Setiap serangan membuat pria itu terhuyung meskipun terikat oleh rantai, tulang-tulangnya mulai berderak di bawah tekanan.

Tawa pria itu berubah menjadi jeritan pendek, namun dia tetap menolak berbicara. "Kau... tidak akan pernah tahu... siapa di balik ini..." suaranya mulai terdengar patah-patah, namun kesombongan di matanya tak sepenuhnya hilang.

Haruto berhenti sejenak, napasnya berat. "Aku bisa membuatmu bicara," ucapnya dengan suara yang lebih tenang namun dingin. "Tapi jika kau lebih memilih mati, aku akan mengabulkannya."

Meski tubuh pria itu hancur oleh pukulan berat dan rasa sakit yang terus bertambah, dia tetap tersenyum tipis. "Terlambat... rencana sudah dimulai... kau hanya bidak dalam permainan yang lebih besar."

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang