Chapter 78 - Kebenaran Tentang World Order Semakin Nampak

2 1 0
                                    

Tangan Charine perlahan terangkat, dan dengan lembut, dia meraih pipi Takumu. Sentuhannya dingin, seperti es yang menembus kulitnya. Saat tangannya menyentuh pipi Takumu, rasa sakit yang tadi samar kini semakin kuat, membuat Takumu nyaris kehilangan keseimbangan. Tapi di saat yang sama, bisikan-bisikan aneh mulai memenuhi pikirannya—seperti ada suara dari zaman kuno yang mencoba berkomunikasi dengannya. Takumu sadar, Charine berbicara bukan melalui kata-kata, tapi melalui pikirannya.

"Father... Behemoth telah memberontak... Father telah tiba..." gumam Charine dengan suara rendah yang bergema di ruangan itu.

Takumu, meski menahan rasa sakit, berusaha memahami, "Apa... apa yang dia katakan...?"

Ayumu, yang mendekat dengan cemas, berkata sambil memutar otak, "Itu bahasa kuno. Dia bilang, 'Father... Behemoth telah memberontak... Father telah tiba'... Tapi aku tidak tahu apa maksudnya."

Sementara semua orang terdiam, mata Charine perlahan terbuka. Mata ungu pekat itu menatap dalam, seolah menembus jiwa Takumu, menyelidiki setiap sudut pikirannya. Tak ada yang berani bergerak. Ayumu, Tamamo, Mio, dan Beelzebub hanya bisa menatap, terpaku oleh kekuatan yang mengelilingi mereka.

Charine kemudian berbicara lagi, kali ini dengan jelas, menggunakan bahasa manusia modern. "Hisaplah kekuatan ku... Aku adalah bagian dari World Order."

Takumu tertegun, meski rasa sakit di tubuhnya mulai mereda. "Apa maksudmu...?"

Charine mendekat sedikit lagi, suaranya begitu halus namun penuh dengan otoritas, "Terimalah... Berikan aku nama... Buatlah kontrak denganku, Father."

Takumu bingung, merasakan kekuatan yang menekannya semakin surut. "Nama...? Bagaimana kalau... Karin?"

Seketika, energi di sekitar mereka berubah. Cahaya dari pedang itu makin terang, dan Takumu yang tadi hampir roboh sekarang berdiri tegak. Wajah Charine berubah, seolah beban ratusan tahun hilang dalam sekejap.

"Kontrak terpenuhi... Nama ku bukan Charine lagi... Kini aku adalah Karin, Putri Father..." ucap Karin dengan suara penuh kebebasan.

Takumu memandang Karin dengan campuran emosi—kebingungan, kagum, dan rasa tanggung jawab yang baru saja ditanamkan dalam dirinya. Semua orang yang menyaksikan adegan itu pun terkejut, mereka menyadari bahwa Takumu telah terikat oleh sesuatu yang jauh lebih besar dari yang mereka duga.

Penghalang itu mulai aktif kembali, seperti waktu yang berjalan mundur. Bebatuan yang sebelumnya terlontar kini melayang kembali ke tempatnya semula, tersusun rapi tanpa celah. Reruntuhan bangunan perlahan bangkit, seperti disusun ulang oleh tangan tak terlihat, dan dalam hitungan detik, semuanya kembali seperti semula.

Bangunan yang tadinya tampak rapuh dan terbengkalai kini kembali kokoh, kembali tenggelam ke dalam tanah yang awalnya mereka datangi. Pemandangan hutan yang sempat terlihat menghilang, digantikan oleh lorong bawah tanah yang dingin dan gelap, membawa mereka kembali ke dunia nyata.

Takumu menarik napas panjang, memandangi pedang yang kini ada di punggungnya. "Apa yang sebenarnya terjadi barusan...?" tanyanya, lebih kepada dirinya sendiri daripada siapa pun.

Ayumu, yang masih terkejut, hanya bisa mengangguk pelan. "Sepertinya... kita baru saja menyaksikan kekuatan kuno yang tidak bisa dijelaskan dengan mudah..."

Semua berdiri diam, menyadari bahwa apa yang baru saja terjadi bukan hanya sebuah peristiwa aneh, tapi sebuah tanda akan datangnya sesuatu yang lebih besar—sesuatu yang mungkin akan mengubah perjalanan mereka selamanya.

Karin menatap patung batu berbentuk wanita yang berdiri tegak di hadapan mereka. "Father... tolong buat kontrak juga dengan pelayan setiaku," ucapnya lembut, namun penuh kekuatan. Dia menunjuk ke arah patung tersebut, yang memancarkan aura kuno.

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang