Chapter 52 - Akhir dari Pertempuran Mereka

4 1 0
                                    

Pertarungan belum berakhir. Haruto, dengan napas yang semakin berat dan tubuh yang penuh luka, tetap tidak menyerah. Keringat bercampur darah mengalir di wajahnya, tapi matanya masih bersinar dengan tekad yang membara. Setiap kali pedangnya beradu dengan senjata Noir, percikan api magis menyala di antara mereka, menciptakan ledakan kecil yang menggema di sekitar arena.

Haruto melompat mundur, menciptakan jarak, lalu memanggil mantra baru dengan cepat. "Light Blade ...!" Dari ujung pedangnya, cahaya berbentuk tombak melesat tajam ke arah Noir, mengoyak tanah yang dilalui dengan kekuatan destruktif. Cahaya itu melingkari Noir dengan kecepatan luar biasa, seolah ingin menutup ruang geraknya.

Namun, Noir tetap tenang. Dengan satu lambaian tangan, ia menciptakan belati bayangan yang melesat berlawanan arah, menghancurkan tombak cahaya Haruto seketika. Dentuman keras terdengar saat kedua serangan saling bertabrakan, menciptakan gelombang kejut yang mendorong Haruto mundur lebih jauh.

"Percuma saja. Kekuatanmu masih terlalu lemah untukku." Noir melangkah maju, tatapannya tajam dan penuh keyakinan. Ia tidak menunjukkan sedikit pun rasa lelah, bahkan seolah-olah baru saja mulai memanas. "Kombinasi sihir dengan pedangmu itu hanya akan mempercepat kekalahanmu."

Haruto menggertakkan giginya, mencoba menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya. "Aku tidak akan berhenti!" teriaknya, melesat ke depan dengan gerakan cepat, menyerang Noir dengan serangan beruntun yang memadukan tebasan pedang dan sihir. Setiap kali pedangnya memotong udara, aliran energi magis ikut terkirim, berusaha memecahkan pertahanan Noir.

Namun, Noir tetap selangkah lebih maju. Ia memblokir setiap tebasan Haruto dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memanipulasi bayangan menjadi perisai hitam yang menghisap energi sihir Haruto, membuat serangannya semakin lemah. Dalam satu gerakan, Noir menghentikan serangan Haruto dan memutar tubuhnya, mengayunkan pedangnya ke samping dengan kekuatan penuh.

Haruto mencoba menahan serangan itu, tapi benturan tersebut terlalu kuat. Ia terlempar beberapa meter ke belakang, jatuh keras di atas tanah. Haruto bangkit dengan gemetar, terengah-engah, namun tetap tidak mau menyerah. Dia tahu pertarungan ini tidak menguntungkannya, tapi dia tidak bisa mundur sekarang.

Noir memperhatikan Haruto yang terus bangkit, meski sudah jelas kalah dalam kekuatan. "Apakah ini alasanmu?" Noir bertanya dengan suara rendah, seolah menguji Haruto. "Untuk tetap berdiri meski tahu kekalahan sudah pasti?"

Haruto menatap Noir dengan mata penuh tekad. "Bukan soal menang atau kalah. Ini tentang maju terus. Tentang tidak menyerah meski seluruh dunia menentang!" Haruto meluncurkan serangan lain, mencoba segala yang ia miliki. "Wind Blade ..!" teriaknya, memanggil angin tajam yang melilit pedangnya, memperkuat tebasan dengan kecepatan dan ketajaman luar biasa.

Noir tersenyum samar, dan dalam sekejap, ia menciptakan penghalang yang melapisi pedangnya dengan aura hitam. "Darkness Blade." Dengan satu tebasan, Noir menghancurkan angin tersebut, menghentikan serangan Haruto seketika. "Tekadmu patut dihargai, tapi tanpa kekuatan yang seimbang, itu hanya akan membawamu ke kehancuran."

Serangan Noir datang bertubi-tubi, dan Haruto terpaksa bertahan mati-matian. Cahaya dan kegelapan terus bertabrakan di antara mereka, menciptakan kilatan magis yang berwarna-warni. Meskipun Haruto sudah hampir mencapai batasnya, ia tetap berusaha mencari celah, namun setiap gerakan yang ia lakukan sudah terbaca oleh Noir.

Dalam satu momen krusial, Noir meluncurkan serangan terakhir yang tidak bisa dihindari Haruto. "Dark Pillar ..!!" Sebuah pilar energi hitam muncul di sekitar Haruto, mengurungnya dalam gelombang sihir yang tak bisa ia tahan. Haruto berusaha membalas dengan serangan terakhirnya, namun energi itu menyerap semua kekuatannya, mendorongnya hingga jatuh berlutut di tanah.

"Memanipulasi Kegelapan ... ya ..." gumam Haruto.

Noir berjalan mendekati Haruto, yang sudah berlutut kehabisan tenaga, tapi tetap menggenggam pedangnya dengan erat. "Haruto, kamu sudah berkembang jauh lebih pesat dari yang aku bayangkan. Tapi ingat, jalanmu masih panjang," ucap Noir dengan nada tegas namun penuh penghargaan.

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang