"Elara-sensei... mau adu sihir?" tantang Hiyoshi dengan suara yang sedikit tegang namun penuh keyakinan.
Elara-sensei, dengan senyum tipis di wajahnya, menatap Hiyoshi. "Mari kita lakukan," jawabnya tanpa ragu. Tatapannya penuh tantangan, menunjukkan bahwa ia siap untuk menguji kemampuan Hiyoshi sampai batas tertinggi.
Setelah dia menghindari beberapa serangan Elara, Hiyoshi tidak sengaja terkena serangan bola energi milik Elara. Itu membuat Hiyoshi yang sedang berlari harus terjungkal dan menabrak penghalang sihir.
Hiyoshi, yang baru saja terjungkal akibat bola energi Elara, berusaha keras untuk bangkit meskipun tubuhnya terasa berat. Sakit dari penghalang sihir masih terasa menggetarkan seluruh tubuhnya, tapi dia tidak bisa membiarkan ini berakhir di sini. Napasnya berat, namun semangatnya belum pudar.
"Agh... Ini tidak akan semudah itu," desis Hiyoshi sambil mencoba fokus meskipun rasa sakit menusuk di setiap sudut tubuhnya.
Elara-sensei berdiri dengan angkuh, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Kau menikmati ini huh ...? jangan meremehkan ku ..." katanya, nada suaranya penuh tantangan. Dia tahu bahwa Hiyoshi memiliki potensi, tapi dia juga tahu bagaimana menekan musuhnya dengan taktik yang keras.
Saat Hiyoshi berusaha bangkit, tanah di bawah Elara mulai bergemuruh. Sebuah teknik yang Hiyoshi kembangkan bersama Raphael mulai bergerak dengan sendirinya. Tanah di sekitar Elara tiba-tiba bergetar dan bergerak, seolah hidup. Gelombang tanah mengelilingi kakinya, membuatnya terperangkap di tempat dia berdiri.
Seketika, Elara tersentak. "Apa ini?" gumamnya sambil mencoba melepaskan diri dari perangkap yang muncul tiba-tiba. Namun, dengan gerakan yang cepat, dia berhasil lolos dari cengkeraman tanah yang mencoba mengikatnya.
Meskipun berhasil keluar dari jebakan, penghalang yang mengelilingi arena ikut melengkung, seolah mencoba menangkap Elara dalam sebuah perangkap magis yang lebih besar. Namun, berkat kecepatannya yang luar biasa, Elara berhasil menghindar sebelum penghalang itu dapat menutup rapat.
"Apa kau mulai serius sekarang, Hiyoshi?" ucap Elara dengan tatapan tajam, tubuhnya tetap waspada. "Kalau begitu, mari kita lihat seberapa jauh kau bisa melangkah."
Elara menatap sekelilingnya dengan penuh kewaspadaan, mencoba memahami situasi yang tiba-tiba berubah. Lengkungan penghalang yang sebelumnya bergerak dengan cepat dan sigap kini mendadak berhenti, seolah terjebak dalam waktu. Tidak ada celah, tidak ada jalan keluar, dan energi yang sebelumnya mengalir deras kini terasa seperti membeku di tempat.
"Apa...?" gumamnya, alisnya berkerut. "Kenapa lengkungan penghalangnya berhenti?"
"Tu- tunggu ... ini bukan ... ini cermin ...?" gumam nya sembari mencoba meraba lengkungan tersebut. Kemudian saat dia menyentuhnya, ternyata itu cair dan seperti sebuah air.
Elara berdiri terpaku, matanya membelalak saat tangannya menyentuh lengkungan yang seharusnya kokoh, namun terasa seperti cairan mengalir. Jemarinya meraba dengan hati-hati, seolah tidak percaya apa yang sedang dia rasakan. "Air...?" gumamnya, suaranya bergetar dengan nada bingung. "Bagaimana bisa...?"
Dia mundur sedikit, mengamati cermin cair itu dengan tatapan curiga, sementara rasa waspada semakin membuncah di dalam dirinya. Lengkungan yang biasanya melindungi dirinya kini berubah menjadi sesuatu yang asing, dan dia tidak tahu bagaimana hal itu terjadi.
"Ini tidak masuk akal..." Elara berbisik, lebih kepada dirinya sendiri, saat rasa khawatir mulai muncul di wajahnya. Matanya bergerak cepat, mencari jalan keluar, tetapi cermin cair di sekelilingnya hanya memantulkan bayangannya sendiri yang terdistorsi.
Tiba-tiba, suara Hiyoshi terdengar, membuat Elara terperanjat. "Selamat datang..." suara Hiyoshi bergema, namun sosoknya tak terlihat di manapun. "Ini adalah dimensi cermin, atau Mirror World."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasyBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...