Chapter 57 - Haruto Menjadi Pemberontak?

2 1 0
                                    

Behemoth, dengan kecerdikan dan kelicikannya, dengan cepat memanfaatkan situasi yang kacau ini untuk menjerat Haruto ke dalam jebakan yang dirancang dengan sempurna. Dengan tubuh Misha sebagai inangnya, ia memainkan peran yang sangat strategis, menyalahkan Haruto atas segala kekacauan yang terjadi di ruangan itu. Saat semua perhatian tertuju pada Haruto, Behemoth mengekspoitasi ketidakpastian para ksatria dan Raja Arthur, menggunakan jeritan kesakitan Misha untuk menciptakan ilusi bahwa Haruto adalah ancaman yang perlu dihentikan.

Setiap detik berlalu, Behemoth semakin menguatkan pengaruhnya atas Misha, sementara Haruto, terjepit antara rasa tanggung jawab dan ketidakberdayaan, berjuang untuk menjelaskan posisinya. Keterasingan ini membuatnya merasa seolah-olah dikhianati, tidak hanya oleh musuhnya tetapi juga oleh orang-orang yang seharusnya mendukungnya. 

Dalam gelapnya situasi itu, Haruto menyadari bahwa Behemoth memang sangat licik—mampu memanfaatkan semua orang di sekelilingnya untuk mendapatkan keselamatan, sementara dia terjebak dalam permainan berbahaya yang mengancam tidak hanya hidupnya, tetapi juga hidup Misha.

"Tidak! Ini bukan apa yang kalian pikirkan!" teriak Haruto, tetapi suaranya tenggelam dalam keributan. "Misha dalam bahaya! Dia dikendalikan oleh Behemoth!"

Namun, tidak ada yang mendengarnya. Behemoth, memanfaatkan kekacauan ini, mulai tertawa dengan nada jahat, suaranya bergema melalui tubuh Misha. "Kau lihat, pahlawan? Teman-temanmu tidak akan percaya padamu! Mereka hanya melihat seorang pengkhianat!"

Raja Arthur mengerutkan kening, matanya penuh kekecewaan saat dia melihat Haruto dengan tangan yang terangkat. "Kau... mencoba menyerang Misha? Kenapa?"

"Misha butuh bantuanku! Aku berusaha menyelamatkannya!" Haruto berusaha menjelaskan, tetapi semua orang di sekelilingnya tampak tidak percaya. Para ksatria bersiap untuk menyerang, menilai situasi dari sudut pandang mereka sendiri.

"Berhenti!" teriak salah satu ksatria, melangkah maju dengan senjata terhunus. "Kami tidak akan membiarkanmu melukai Ratu!"

Haruto merasa terdesak, terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan. Dia tahu bahwa jika dia tidak segera menjelaskan, semua usahanya untuk menyelamatkan Misha akan sia-sia. "Dengarkan aku! Misha bukanlah musuh! Dia berjuang melawan Behemoth!"

Tapi ketika Haruto berusaha maju lagi, Raja Arthur melangkah ke depan, wajahnya penuh kemarahan dan kesedihan. "Kami tidak akan membiarkan pengkhianat seperti dirimu mendekati Ratu! Kami akan mengakhiri ini!"

Saat Haruto berusaha menjelaskan situasinya, berjuang melawan kesalahpahaman yang membelenggunya, tiba-tiba pintu ruangan terbuka lebar, dan Celestina muncul dengan ekspresi marah yang membara. Tanpa peringatan, dia melompat maju dan menghantam wajah Haruto dengan kekuatan yang tak terduga. 

"Pengkhianat!" teriaknya, mengisi ruangan dengan kekuatan emosional yang mendalam. Haruto terlempar ke belakang, terjatuh dan tersungkur di lantai, merasakan rasa sakit yang menyengat di pipinya. 

Para ksatria yang melihat kejadian itu segera merespons, menggunakan kekacauan ini untuk menangkap Haruto. Dalam sekejap, mereka memborgolnya dengan kuat, tangan dan kakinya terikat rapat, mencegahnya bergerak atau menggunakan sihirnya. 

"Kami tidak bisa membiarkanmu melukai Ratu!" salah satu ksatria berteriak, tampak bertekad untuk menjaga keselamatan Misha, meskipun mereka sebenarnya tidak memahami situasi yang sebenarnya. 

Dengan beban di bahunya dan rasa putus asa yang mendalam, Haruto merasakan ketidakberdayaan menyelimuti dirinya. Dia terjebak dalam pandangan orang-orang yang seharusnya mempercayainya, dituduh sebagai musuh, sementara Misha terjebak dalam pengendalian Behemoth. Dalam keadaan terdesak, Haruto hanya bisa berharap bahwa Misha mendengar suaranya dan mampu menemukan kekuatan untuk melawan kegelapan yang mengancamnya.

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang