Chapter 51 - Pertarungan Awal

3 1 0
                                    


Bahamut mendekatkan kepalanya yang besar, matanya menyipit seolah-olah sedang memeriksa Haruto sekali lagi, memastikan bahwa rahasia yang akan dia bagikan tidak akan jatuh ke telinga yang salah.

"Akan kuberitahu bagaimana sosok Anak Dewa itu... aku pernah mendengarnya dari seseorang, seorang bijak yang telah melintasi banyak dimensi dan melihat banyak hal yang tersembunyi dari mata biasa."

Bahamut berhenti sejenak, mengingat-ingat dengan teliti, dan kemudian melanjutkan dengan nada yang lebih rendah namun penuh dengan bobot yang luar biasa.

"Anak Dewa... bukanlah makhluk biasa. Ia adalah entitas yang keberadaannya terbungkus dalam mitos dan realitas yang tak terjangkau. Konon, Anak Dewa memiliki sepuluh sayap. Bukan sayap biasa, Haruto... setiap sepasang sayapnya memancarkan kekuatan yang berbeda, mencerminkan aspek yang berlawanan namun saling melengkapi. Sayap-sayap ini bukan hanya simbol kekuatan, tetapi juga cerminan dari keseimbangan yang rapuh antara terang dan gelap, kebaikan dan kejahatan, hukum dan kekacauan."

"Anak Dewa ya..." ucap Haruto, masih dibebani oleh kebingungan yang menyesakkan dada. Pikiran tentang sosok dari masa depan itu seakan menggema di benaknya, membawa perasaan campur aduk yang sulit ia pahami.

"Sosok yang kamu sebutkan itu sesuai dengan rumor yang ada ... kemungkinan itu berasal dari masa depan yang belum kamu ketahui," ucap Bahamut dengan nada bijak, namun ada sesuatu dalam suaranya yang terasa ambigu, seolah menyembunyikan kebenaran yang lebih dalam.

"Tapi... aku bahkan tidak tahu-menahu tentang hal ini... tapi ... masa depan ya... bagaimana bisa...?" Haruto memegang kepalanya, mencoba mencerna semua yang baru saja ia dengar.

"Aku tidak tahu," Bahamut menghela napas berat, "tapi yang pasti, jangan ceritakan kepada siapapun. Mereka dapat dipastikan 100% tidak akan percaya dengan omonganmu..." Bahamut berdiri dan mengulurkan tangannya, menarik Haruto yang masih duduk dengan lemas.

"Ayo... hari ini sampai di sini saja. Intinya, aku memberikan core itu untuk mewariskan kekuatanku kepada orang yang kupilih... dan aku memilihmu karena kamu sangat cocok denganku. Suatu saat nanti pasti kita akan bertemu lagi..." Bahamut tersenyum hangat, tetapi ada kedalaman di balik senyumnya, seolah ada sesuatu yang tidak ia katakan.

"Suatu saat...? Tapi aku berasal dari dimensi yang berbeda..." ucap Haruto, menatap Bahamut dengan penuh keraguan. Namun, Bahamut hanya tersenyum, seakan mengetahui sesuatu yang Haruto tidak tahu.

Kemudian, Bahamut menatap Haruto dan melontarkan beberapa kata yang membuat dunia Haruto seakan berhenti berputar. "Ingatlah, Haruto... ini bukan pertama kalinya kita bertemu."

Haruto tertegun, matanya melebar, dan hatinya tiba-tiba terasa begitu berat. "Apa... maksudmu?"

"Di masa lalu... atau masa depan, tergantung bagaimana kau memandangnya," Bahamut menatap Haruto dengan mata yang dipenuhi rasa sedih, "kita pernah bertarung di sisi yang sama dan juga berlawanan. Dalam satu waktu, kau bukanlah manusia biasa, melainkan sosok yang sangat kuat dan menjadi ancaman terbesar bagi alam semesta."

"Apa...?" Haruto mundur selangkah, berusaha menolak apa yang baru saja ia dengar, tapi kenangan samar mulai membanjiri pikirannya, fragmen-fragmen dari masa lalu yang tidak seharusnya ia ingat.

Bahamut menggerakkan mulutnya dan Haruto juga terkejut ketika mendengarnya secara langsung. "Kamulah ... Ryuu ..." ucap Bahamut

Haruto menelan ludah, matanya berkaca-kaca, wajahnya diliputi kesedihan dan ketakutan. Ia baru saja menyadari bahwa dirinya bukanlah sekadar pengamat dalam pertempuran yang akan datang.

Sebelum Haruto bisa mengatakan apapun, Bahamut perlahan memudar, menghilang seperti asap yang ditiup angin. "Ingat, Haruto, kita akan bertemu lagi... tapi kali ini, pilihlah jalanmu dengan bijaksana."

Dead or Alive in Second Life : REWhere stories live. Discover now