2. Tiga Hal Penting

4.2K 481 25
                                    

Hal yang jadi pembuka ingatan baruku adalah rumah sakit.

Aku terbangun di ruangan VVIP rumah sakit, lalu om Nuri yang memelukku sambil menangis. Saat itu aku bahkan tidak tahu siapa pria aneh yang memelukku.

Rasanya familiar, tapi aku tidak kenal dia.

Ingatanku hampir kosong pada hari itu. Dokter memfoniskumenderita amnesia retrograde, artinya aku tidak bisa mengingat hal yang terjadi di masa laluku.

Memang itulah yang kurasakan. Akhirnya aku tahu sumber kekosongan yang kurasakan.

Aku diberitahu dokter dan om Nuri. Penjelasan mereka hampir sama: alasan amnesiaku adalah kecelakaan. Aku mengalami trauma pasca kebakaran di rumah sakit. Katanya sebelumdipindahkan ke rumah sakit tempatku pertama kali sadar, aku berada dalam rumah sakit lain dalam masa penyembuhan setelah kecelakaan lalu lintas. Aku sendiri tidak ingat kecelakaan lalu lintas apa. Ya, aku lupa banyak sekali hal sebelumkebakaran itu.

Ucapan semuaorang bagai diucapkan dalambahasa lain yang tidak kukenal hari itu. Tapi anehnya aku mengerti mereka bicara apa.

Sebanyak apapun info yang mengalir ke otakku hari itu, dalam kepalaku hanya ada tigahal.

Tiga hal penting yang kuingat tertancap dalam-dalamdi otakku hingga aku, yang masih dalam keadaan bingung dan otak kosong, bisa melafalkannya selancar membaca nama sendiri bagai orang normal.

Pertama, kalau ada yang bertanya nama, aku akan menjawab namaku Nirina. Nirina Subrata.

Kedua, kalau ada yang bertanya umur, akan kujawab umurkulima belas.

Ketiga, aku bukan manusia.

Bersama ketiga hal itu datang pantangan yang tertancap dalam-dalam di kepalaku sebagai yang tidak boleh dilanggar.

Jangan sampai ada yang tahu info ketiga. Apapun yang terjadi.

Kalau ada yang tahu, singkirkan orang itu. Dengan cara apapun.

Tahun-tahun berlalu setelah itu. Perlahan aku bisa menerima info yang lebih banyak. Aku tidak punya orang tua, ibuku meninggal saat aku masih kecil karena sakit dan ayahku pergi entah ke mana tak lama setelah kematian ibuku. Pengasuhanku sepenuhnya jatuh ke pamanku.

Awalnya aku bahkan tidak percaya beliau adalah paman kandungku. Aku amnesia, semua orang jadi terlihat mencurigakan. Lalu beliau menunjukkan surat perwalian, foto keluarga, dan berbagai bukti yang menguatkan bahwa dia adalah benar paman kandungku dari pihak ayah. Dan setelah bertahun-tahun berlalu penuaanku lambat sekalipun beliau tidak protes.

Beliau tahu. Bahkan mungkin beliau juga sama sepertiku. Ya, mungkin karena itulah setiap tahun kamipindah sekolah hingga akhirnya beliau memutuskan untuk tinggal di kota Depok ini selama tiga tahun.

Semua sertifikat pendidikanku palsu. Aku tidak pernah sekolah SMP. Entah pernah atau aku yang tidak ingat. Kalau pun ada, tahunnya pasti sudah lama sekali.

Dan aku tidak pernah sakit. Aku bisa terluka, tapi pemulihan lukaku sangat cepat dibanding manusia biasa. Lalu aku juga, entah bagaimana, tahu bahwa bila ada anggota tubuhku yang terpotong, bagian itu tidak akan bisa tumbuh. Lukanya pulih, tapi organ yang terpotong tidak akan bisa diperbaiki.

Lalu yang membuatku tidak nyaman adalah mimpi-mimpi itu. Semua mimpi itu selalu sama: kebakaran, aku sedang melarikan diri entah dari apa, dan sekelilingku penuh mayat.

Awalnya aku pikir itu hanya mimpi biasa. Tapi mana ada mimpi berulang lebih dari lima kali? Setelah konsultasi pada dokter yang menanganiku dulu, beliau bilang dalam beberapa kasus amnesia dan ngomong-ngomong termasuk langka, para pasien mengaku mengalami mimpi buruk yang berulang. Setelah diselidiki mimpi itu adalah reka ulang alam bawah sadar berdasarkan kejadian yang pernah terjadi. Jadi bisa dibilang mimpi-mimpi berulang yang kualami itu adalah ingatan masa laluku yang menjelma menjadi mimpi.

Untuk beberapa alasan, aku tidak pernah menceritakan mimpi ini kepada siapa-siapa, bahkan kepada om Nuri. Aku cukup menyimpannya untuk diriku sendiri, berharap ada orang dari masa lalu yang berbaik hati bercerita tentang seperti apa aku dulu. Amnesia itu rasanya seperti bangkit dari kematian. Aku pernah dengar kematian bisamengubah seseorang. Apa itu artinya aku dulu berbeda?

Aku sendiri tidak pernah punya jawaban untuk hal itu. Dan kuharap tidak akan pernah ada.

Ya, aku tidak mau tahu seperti apa diriku dulu. Aku tidak mau dapat jawabannya.

Manusiawi kan kalau aku hanya ingin mengingat yang indah saja? Manusiawi kan kalau aku tidak ingin ingat sisa masa laluku terutama penyebab kenapa aku amnesia yang kemungkinan besar hanya berisi kejadian buruk? Memang ada beberapa mimpi indah, tapi itu tidak mengubah keputusanku.

Manusiawi kan kalau aku lebih memilih hidup tanpa ingatan masa laluku dan lebih menikmati kehidupanku yang sekarang?

***


RasendriyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang