Bab 49

1.2K 180 25
                                        


Markas, Unit 2110

10.14 WIB

"Ya lo juga kenapa ga langsung ngomong kalau baru ketemu sama Nabil dan Elsa di luar, gue kan ga tau!! Gue pikir masih pada tidur di dalem!" Nyoman masih membela diri, karena Tama masih juga meributkan kejadian tadi kala Pras datang, sementara Pras tertawa geli ketika mendengar kejadian piting memiting antara Nyoman dan Tama.

Saat ini team SMO sudah lengkap berkumpul, Nabil baru saja pamit pulang, Nyoman hanya mengantarkan sampai parkiran, namun sepertinya hubungan mereka sudah kembali seperti semula, terlihat dari Nyoman yang mulai kembali menjadi bucin.

"Si Via ga bisa ikut ya, jam 3 ada meeting katanya, lo ga ikutan meeting Sa?" tanya Pras.

"Ngga Kak, gue besok kebagian jadwalnya, yang hari ini cuma bagian jurusan aja!" jawab Elsa, diikuti anggukan paham dari Pras.

"Oke! Mulai yoo? Gue ada zoom jam 1 ini!" kali ini Baron yang memulai pembicaran, dia baru saja mendapat telfon dari abangnya yang menginfokan kalau dirinya wajib hadir dalam meeting via zoom after lunch siang ini.

"Yok! Kan dari elu updatenya kan??" tanya NIel.

Ah, sangking repotnya Baron karena telfon tiba-tiba dari sang Abang, ia sampai lupa kalau diskusi kali ini kan memang perihal kejadian dini hari tadi.

"Oiya! Ok! Tam, board?" ucap Baron kembali. Tama menurut dan melangkah ke dalam untuk mengambil investigation board mereka yang mulai penuh dengan foto dan sticky notes.

Baron menceritakan kejadian malam hingga dini hari yang dialami oleh dirinya dan Elsa, mulai dari adegan Elsa mengikuti mobil xenia berwarna maroon , hingga adegan action ala-ala yang terjdi di kedai yang ternyata membawa mereka pada nama Mamat dan Bos Tono.

"Kalau yang dibilang si Mas Kasir, si Bos Tono itu maksudnya adalah Hartono, berarti besar kemungkinan Mamat yang ada di kedai itu adalah Mamat kita?" ucap Tama pelan.

"Mamat elu aja! gue sih ogah!" ceplos Niel. Tama menengok bingung pada NIel.

"Tadi lo bilang MAMAT KITA!" ceplos NIel kembali, diikuti tawa seisi ruangan.

"Bangke!" omel Tama.

"Kalau disamain foto yang dari Kak Hana? Mirip gak?" tanya Pras.

Baron dan Elsa tampak berpikir, "Beda gak si Kak?" Elsa malah mengkonfirmasi pada Baron.

"Kalau dari penampakannya mah beda yah, yang di kedai perasaaan lebih besar daripada yang di foto..yang di foto kan kayanya dua orang itu kecil ya?" jawab Baron setelah berpikir sejenak.

"Bentar-bentar! Berarti tu mobil maroon bener dari rumah Via lagi?? berarti masih ada yang dicari?!" tanya Nyoman.

"Iya! Itu juga yang gue pikirin dari semalem! Ini kalau bener dugaan kita mengenai mereka, berarti keluarga Via juga ga aman di rumah itu sampai memang si Mamat dkk ini dapetin apa yang mereka mau! Tapi apa yang mereka mau itu?!" ucap Baron, alisnya mengerut.

"Sa! Naskah Kak Hana?" ucap Baron kembali.

Seisi ruangan kini menatap Elsa.

"Oh iya..jadi inti keseluruhan naskah adalah cerita mengenai seorang wanita, disitu bernama Nadya. Si Nadya ini mengalami kekerasan dalam rumah tangga.. dia yakin kalau suaminya itu ada kerjaan yang mencurigakan, karena sering meeting sama orang-orang ga jelas di rumah mereka..tapi tiap kali ditanya si suami malah mukulin si Nadya ini.."

"Nah, terus si Nadya ini ternyata punya kenangan masa lalu, dia pernah ngeliat pembunuhan dengan mata kepalanya sendiri waktu dia masih sekolah dulu.., tetangganya yang lagi sekarat dimatiin selang oksigennya sama orang yang lagi jaga disitu..waktu itu dia ketakutan dan mendem semuanya sendiri sampai dewasa, nah hal itu bikin si Nadya ini jadi anti social, sampai akhirnya dia ketemu sama si suaminya ini.."

SRI (x SMO)Where stories live. Discover now