Setelah menghabiskan waktu untuk mengumpat dan menyesal bersama selama hampir 15 menit, Baron bersama dengan Nyoman, Tama dan Sam sepakat untuk kembali ke rumah Ibu Sri, mencari sesuatu yang mungkin dapat dijadikan petunjuk.
Kembali Baron melewati Jalan Sriwijaya sebelum ke Jalan Singasari. Ada orang di teras rumah nomor 13, rumah Ririn, sesuai dengan jawaban Via ketika tadi Tama bertanya nomor rumah Ririn via chat.
Setelah berembuk, akhirnya Sam yang turun menghampiri rumah nomor 13, berpura-pura mencari alamat Via atau Hana, teman lama yang dulu tinggal di lingkungan sini.
"Permisi..." sapa Sam sopan pada seorang wanita berdaster yang sedang menyiangi sayur bayam di teras rumah nomor 13, berusia sekitar 40-an mungkin? Baron menganalisa dari balik kemudinya.
Sang wanita mangangkat kepalanya, matanya menyipit, menganalisa tamu di depan pagarnya, " Ya?" sahutnya, tak beranjak dari duduknya.
"Maaf, mau tanya.." ucap Sam kembali, kali ini Tama bergabung dengannya atas instruksi Baron.
Sang wanita meletakan baskom dan pisau di meja, kemudian berjalan menghampiri pintu pagar.
"Tanya apa ya?" sahutnya setelah berdiri berhadapan dengan Sam dan Tama, hanya terhalang pagar putih setinggi pinggang. Dari dekat ternyata wanita ini masih muda, sekitar 30-an mungkin? Kira-kira seusia Kak Hana, apa jangan-jangan wanita ini lah yang bernama Ririn??
"Maaf Kak, kenal sama Hana gak ya? Dulu kalau gak salah tinggal disini kan ya? Saya teman kuliahnya.." ucap Sam, sesuai dengan briefing dari Baron sebelumnya.
"Hana? Hana penulis?" tanya wanita itu, matanya naik turun, tampak menganalisa penampilan Sam dan juga Tama di sebelahnya.
"Iya Kak.." jawab Sam.
"Mau apa?" tanya wanita itu lagi, menyelidik.
"Saya kebetulan lagi ke Bogor Kak, lagi main-main di sini, terus keinget dulu banget pernah ngobrol sama Hana, kalau gak salah rumahnya disini kan ya?" jawab Sam kembali.
"Udah lama ya ga ketemu?? Ga tau beritanya??" tanya wanita itu kembali, masih dengan sikap siaga, tidak menawari Sam atau Tama untuk masuk ke rumahnya.
"Berita apa Kak? Kita emang udah lama banget gak ketemu Kak, nomor telfonnya waktu itu sempat ganti kayanya kan, sosmednya juga ga pernah aktif! Ya, dulu kami ada sedikit selisih lah Kak , makanya jadi lost contact, ini mau nyambung silaturahmi lagi.." kali ini Tama yang menjawab, disertai dengan senyum manisnya.
Tanpa disangka, si wanita malah bersikap menjadi lebih ramah.
"Oh, ini temennya Hana juga?" tanyanya ramah. Sam terpaku dengan perubahan sikap wanita dihadapannya.
"Iya Kak, kenalin, saya Yoga.." sahut Tama, menjulurkan tangannya dengan ramah pada si wanita, yang langsung disambut dengan hangat.
"Ini temen saya, temen Hana juga, namanya Arum!" ucap Tama kembali, menyebut asal salah satu nama teman kantor mereka. Tangannya menarik tangan Sam untuk bersalaman dengan si wanita. Untungnya Sam yang sempat kaget dengan nama yang disebut Tama, dapat segera mengontrol ekspresinya.
"Maaf, Kakak dengan adiknya Hana ya?" tanya Tama kembali, setelah Sam selesai bersalaman dengan si wanita.
"Hah? Oh, bukan, saya mah tetangganya! Saya Ririn!" jawab si wanita tersenyum. Tama dan Sam saling mencolek diam-diam. Benar!
"Ayo, masuk..masuk!" ucap wanita yang ternyata benar adalah orang yang mereka cari. Tama yang berjalan paling belakang setelah Sam dan Ririn, memutar badannya ke arah mobil, mengode pada dua sahabatnya yang memperhatikan dari dalam mobil.

YOU ARE READING
SRI (x SMO)
FanfictionCerita mengenai sosok wanita bernama Sri yang bingung, mencari jalan pulangnya.. dibantu dengan sosok wanita lainnya yang bernama Samantha.. Bagaimana team SMO bisa membantu kedua wanita ini???