"Jadi gimana? Si Nana jadi mau dijadiin target??"
"Dimana dia sekarang?"
"Di rumah adeknya, deket sini! Kan emang orang sini dia!"
"Mayan Mat! Bisa bawa target 1! Si Bos seneng dah pasti! Masalah si penulis ini udah bikin dia mumet kan dari kemarin!"
"Lagian parnoan si Bos ga ilang-ilang! Dia nyari file apaan sih!? Kemaren katanya ga butuh laptopnya si Hani Hani itu! Tau-tau suruh ambil!"
"Hana namanya!"
"Iya, ntu dah, mirip!"
"Terus gimana ini? Kita laporannya gimana tentang laptop??"
"Emang lo belum lapor tadi?"
"Belom, dia kan cuma ngasih mpek-mpek doang tadi, terus langsung pergi lagi janjian sama si Bos Tono!"
"Makanya setor aje udeh si Nana! Biar ada kemajuan dikit kerjaan kita!"
"Tai lo! setar setor aje dari tadi! Kalo itu bini lo gimana?? Mau lo setorin??"
"Ya lo juga jadiin dia samsak, bukan bini!"
"Bacot!"
Untungnya pulpen sadap sudah diberikan Pras pada Baron tadi, semoga semua pembicaraan itu terekam di pulpen sadap ini.
Baron masih asik mendengarkan pembicaraan ketiga sekawan ketika datang sepasang muda mudi yang masuk ke kedai, mengambil tempat duduk di pojokan.
Pria tinggi berbadan sedang, mengenakan jaket jeans, tampak kasual. Sementara si wanita mengenakan kaos ketat dan rok mini jeans sebatas paha, jaket jeans terlampir begitu saja di lengannya.
Sang pria merangkul si perempuan yang sepertinya sudah sangat mengantuk, atau mabuk? Yang pasti si wanita terlihat lemas, badannya disenderkan pada lelaki di sampingnya.
Pria itu memundurkan kursi dan mendudukan si wanita di kursi itu, posisinya membelakangi Baron. Kemudian pria itu mendudukan diri di kursi samping si wanita, sepintas pria itu menengok ke arah Baron, menatapnya seperti memberi kode.
Sebentar! Benar kah itu kode?? Sudah pasti bukan pada Baron, karena mereka tidak saling mengenal, berarti pada tiga sekawan di belakang Baron??
"Mantap!"
"Dapet juga si Beni!! Ga ada kabar tau-tau nongol!"
"Itu cewe yang kemaren?"
"Bukaan! Itu kayanya yang anak SMA!"
"Kalo dapet, berarti bini lo buat stock ntar aja! Yang begini mah mahal punya ini!"
Ketiga sekawan tertawa terbahak-bahak, sementara Baron mengepalkan tangannya di bawah meja. Brengsek orang-orang ini! Bisnis mereka sudah pasti illegal! Germo kah? Perdagangan wanita?? Yang mana?!
Pras melewati Baron, ia melihat wajah Baron yang dilipat-lipat, sepertinya hasil pembicaraan Mamat dan kawan-kawannya itu tidak baik, mengingat wajah sahabatnya yang jauh dari kata ramah saat ini. Pria gondrong itu baru saja mengambil pesanan dari dua sejoli yang baru datang, sedikit khawatir dengan si wanita yang terlihat lemas, namun ia pikir sepertinya si wanita sangat mengantuk, karena waktu sudah menunjukan pukul 04.02 WIB.
Pras kembali duduk di meja kasir, ia baru saja melayani pembayaran mahasiswa yang akhirnya pulang dengan wajah lelah. Pemandangan di depannya masih sama. Mamat dan kawan-kawan – Baron – dua sejoli. Semua dengan ekspresi masing-masing.
Fokusnya teralih ketika masuk kembali pelanggan baru, 2 orang lelaki dewasa, yang satu wajahnya pucat, tangan yang kiri memegang perutnya, sementara yang kanan menutup mulutnya. Teman di sebelahnya memegang bahu, setengah memapah dan mendudukannya di kursi, kemudian sedikit berlari ke meja kasir dimana Pras berada.

YOU ARE READING
SRI (x SMO)
FanfictionCerita mengenai sosok wanita bernama Sri yang bingung, mencari jalan pulangnya.. dibantu dengan sosok wanita lainnya yang bernama Samantha.. Bagaimana team SMO bisa membantu kedua wanita ini???