Bab 72

1.1K 215 51
                                        


Baron memastikan Elsa sudah duduk dengan nyaman sebelum menutup pintu. Ia melirik ke dalam mini market, kedua lelaki itu masih antri bayar, terlihat dari kaca mini market.

Sudah beranjak tengah malam, namun mini market ini masih ramai juga, batin Baron.

"Si jaket jeans tadi beli sabun cuci, minyak goreng, gitu-gitu Mas.." ucap Elsa, membuyarkan fokus Baron yang masih memperhatikan dua orang dalam mini market sana.

"Jaket jeans itu yang namanya Beny.." ujar Baron, Elsa menengok kemudian ber'oh singkat, benar dugaannya.

"Si Brewok beli camilan dan popok! Kayanya mereka belanja buat anak kecil.." timpal Baron. Ekspresi Baron kali ini tampak serius, alisnya mengerut, menyatu, ia sedang berpikir.

"Mas? Kenapa?" tanya Elsa, menyadari ekspresi Baron.

"Kita gak bisa ngikutin orang pake mobil ini! Terlalu besar dan merah.." ujar Baron pelan, kali ini ia sibuk mengotak atik ponselnya.

Mata Elsa membulat, ia baru menyadari perkataan Baron, benar juga!

"Emang yang lain udah pada dimana? Tukeran aja sama mobil Kak Pras?" sahut Elsa kemudian, teringat kalau teman-teman SMO lainnya belum juga menampakan batang hidung mereka.

"Kok jadi Pras?" tanya Baron bingung.

"Hah? Ya masa pake mobil Kak Sam?" tanya Elsa.

Baron menatap Elsa sesaat sebelum akhirnya mengerti maksud dari gadis itu.

"Yang lain ga ikut kan.." jawab Baron kemudian, disambut dengan wajah kaget Elsa.

"Heh? Kenapaa?"

"Ya, ga ada yang tau kan, kamu tadi ngomong ga jelas, aku aja baru tau barusan.."

"Lah! Ya udah, chat Mas! Suruh pada kesini!"

"Aku udah chat barusan, tapi belum ada yang respond! Udah malam juga Ca!"

"Ya terus? Masa kita cuma berdua?" panik Elsa.

"Ya terus gimana? Mau balik kanan aja? Lagian emang kenapa kalau berdua? Kita sekamar berdua aja udah pernah!" tengil Baron dengan senyum jahilnya.

"Aaaaaa!! Sakit Caaaa!" cubitan Elsa pada pinggang Baron berhasil membuat lelaki itu meringis kesakitan.

"Ga usah macem-macem kamu Mas!" seru Elsa, kesal bukan main pada Baron.

"Iyaaa..maaf sayaaang....maaf..." ucap Baron kesakitan, karena cubitan Elsa yang terasa panas masih bertengger di pinggangnya.

"Keluar itu mereka!" seru Elsa kembali, duduknya ditegakan, kembali fokus pada duo B di depan sana.

Dengan wajah galak Elsa menengok pada Baron "Ayo!" katanya kesal karena melihat sang lelaki masih duduk dengan pose menyender. Bukannya langsung sigap jadi laki! Pikir Elsa.

"Tangannya boleh tolong dilepas dulu gak? Perih sayang.." ucap Baron masih dengan wajah memelas, cubitan Elsa benar-benar sakit!

Elsa yang baru tersadar segera melepas cubitannya dari pinggang Baron dengan senyum lebar.

"Maaf..makanya gak usah rese!" ucap gadis itu, masih setengah mengomel.

Duo B sudah masuk ke dalam mobil, namun belum ada pergerakan dari mereka. Hal ini disyukuri Baron, lelaki itu sedang menunggu sesuatu.

Sudah hampir 30 menit, avanza biru masih di tempatnya. Baron dan Elsa duduk dalam diam, sesekali mereka sibuk dengan ponsel masing-masing sambil memperhatikan kemungkinan pergerakan duo B. Keheningan dalam mobil dikagetkan dengan getaran ponsel Baron, dengan sigap lelaki itu mengangkat ponselnya setelah sebelumnya izin keluar pada Elsa lewat kode tangannya.

SRI (x SMO)Where stories live. Discover now