Chapter 4

6.3K 632 6
                                    

Ali membawa dirinya ke arah balkon, mencari udara segar yang mungkin bisa menjernihkan pikirannya. Dia cukup lelah dengan sikap Ghina yang ternyata belum berubah, tetapi di satu sisi hatinya terasa lega dan bebas. Ali kembali menerawang kejadian di kelas Ghina tadi.

"Hai sayang, tumben kesini" tanya Ghina setiba Ali di kelasnya.

"Oh engga papa kok sweetie, mau ngasih tau ini" Ali menyodorkan iPhonenya dan wajah Ghina memucat seketika.

"Ali, itu bukan aku" elak Ghina.

"Emang lo punya kembaran? Sejak kapan?" Ali tersenyum miring.

"Ali, percaya dong sama aku, aku sayang sama kamu" ucap Ghina lirih.

"Kamu tau kan ini bukan yang pertama kali kayak gini? Dan ucapan sayang kamu tuh udah kamu umbar kemana-mana. Dan kita putus" ucap Ali penuh penekanan di kata putus.

"Li, aku gak mau putus sama kamu" teriak Ghina.

"Tapi aku mau. Sangat mau" jawab Ali santai dan langsung keluar kelas Ghina.

"Ali" panggilan itu membuyarkan lamunan Ali, dan diapun menoleh ke asal suara yang jelas dari arah depan balkon tepat 1 meter dari balkon tempat dia berdiri.

"Prilly?" Pekik Ali kaget.

"Ternyata bener ya lo pindah disamping rumah gue?" Tanya Prilly pada Ali.

"Iya, mungkin baru seminggu ini" jawab Ali yang masih belum bisa menghilangkan rasa kagetnya.

"Oh, gue ini gimana sih. Lo udah disini seminggu tapi gue malah baru tahu sekarang!" Sungut Prilly sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gue juga gimana deh, masak udah seminggu disini gak tahu kalo punya tetangga yang super imut" sahut Ali sambil menampilkan senyum menggodanya.

"Siapa?" Tanya Prilly penasaran.

"Lo mau tahu?" Tanya Ali lagi yang semakin membuat Prilly penasaran.

"Iya" Prilly mengangguk-anggukkan kepalanya dengan semangat.

"Yakin?"

"Iya Ali"

"Beneran?"

"Beneran"

"Emang kenapa kok pengen tahu banget?" Tanya Ali jahil.

"Emm.. ya gapapa sih" jawab Prilly sambil mengusap tengkuknya.

Ali terkekeh. "Oke gue kasih tahu" ucap Ali setelah berhasil menghentikan kekehannya.

"Siapa?" Tanya Prilly berbinar. Dia sangat penasaran dengan siapa orang yang dimaksud Ali, dia sedikit tidak rela ketika Ali bilang tetangga super imut.

Kayaknya tetangga gue gak ada yang cewek deh. Batin Prilly

"Gue gak mau ngasih tau wle" ejek Ali. Prilly pun kembali cemberut.

"Kay, fine. Oh ya, gue masuk dulu ya" pamit Prilly.

"Gue boleh kekamar lo?" Tanya Ali ragu. Prilly mengerutkan dahinya.

Dalam hati Prilly melihat Ali saja sudah ingin lepas kendali, tapi dia tidak mungkin menolak Ali. Ali terlalu mempesona untuk di tolak. Untung Prilly bisa menahan diri untuk tidak menubruk Ali. Dia harus sadar diri.

"Cuma mau main aja, gak usah mikir yang enggak-enggak" ucap Ali langsung meloncat ke balkon Prilly.

"Yaudah yuk masuk" ajak Prilly.

Ali mengikuti Prilly ke dalam kamar Prilly. Banyak boneka doraemon di sudut tempat tidur dan ada lemari khusus juga untuk pernak pernik doraemon. Kamar dengan cat berwarna biru laut itu terlihat nyaman dan sejuk, terlebih lagi kamar ini sangat rapi dan wangi. Tidak terlalu feminin atau tomboy, sangat apik.

Secret Admirer (COMPLETED)Where stories live. Discover now