Chapter 9

6.6K 599 34
                                    

"Prilly sayang" teriak mama Uli.

"Iyaa mah, kak Rey ya? Suruh tunggu bentar yaa" teriak balik Prilly.

Mama Uli dan Rey pun hanya mendengus geli mendengar suara Prilly.

Setelah Prilly selesai buru-buru Prilly kebawah untuk menemui Rey.

"Ayo kak" ajak Prilly. Rey lun hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan pamit kepada mama Uli disusul Prilly.

Didalam mobil saat perjalanan diisi dengan candaan Rey dan omongan ceplas-ceplos Prilly. Saling bertukar cerita saat mereka berpisah dan akhirnya bertemu.

"Pril, gelang dari kakak masih?" Tanya Rey masih fokus pada jalan.

"Eemm..kak, gelangnya tadi pagi ilang" jawab Prilly menunduk.

Rey mendengus geli. "Gapapa kali, besok kakak beliin lagi ya" ucap Rey sambil mengacak-acak rambut Prilly.

"Gak mau, Prilly udah jatuh cinta banget sama gelang itu" rengek Prilly.

"Sama yang ngasih jatuh cinta nggak?" Tanya Rey iseng.

"Iya.." gantung Prilly. Rey pun menginjak rem mendadak.

"Kakak ihh, aku belum mau mati tau. Aku masih pengen ngejar cinta aku" omel Prilly.

"Kamu yang bikin kakak kaget tau nggak. Jadi kamu masih cinta aku?" Tanya Rey penasaran.

"Ih, pede banget sih. Aku tuh udah punya pujaan hati tau gak. Dia itu pangeran berkuda putihnya Prilly" ucap Prilly sambil tersenyum dan tersipu mengingat Ali.

Rey tersenyum lega. Prilly sudah menemukan penggantinya, Prilly masih selalu menggemaskan. Rey lalu melajukan mobilnya lagi.

"Kak Rey berdoa, semoga Prilly besok pangerannya dateng ngelamar Prilly ya. Haha" canda Rey.

"Hihi, aminnn. Tapi kan dia baru marah" ucap Prilly sendu tetapi malah lucu di mata Rey.

"Kamu itu bisa nggak sih gak nggemesin" kata Rey sambil mengacak-acak rambut Prilly. "Gak usah sedih deh, pasti dia besok udah baikan kok, sabar aja. Nah udah sampe" lanjut Rey.

"Ngomong-ngomong siapa cewek beruntung yang udah dapetin hati kak Rey?" Tanya Prilly sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Namanya Tania, Tania Asmara. Anaknya supel, gak aneh-aneh" jawab Rey.

Prilly tersenyum lebar ke Rey. Rey pun membalas dengan tertawa.

Rey memilih buku yang cocok untuk Tania, sementara Prilly berkeliling ke bagian novel.

"Kalap deh gue kalau udah ke toko buku gini" bicara Prilly sendiri.

"Sinopsisnya bagus, ini juga, yang ini juga. Gue bingung" gerutu Prilly.

"Ngapain sih dek?" Tanya Rey dari arah belakang Prilly.

"Ambil aja semuanya, kakak yang traktir karena udah nemenin kakak" suruh Rey dengan senyum menawannya.

"Beneran?! Waaahh! Rejeki anak soleha!" Pekik Prilly dengan mata berbinar.

Rey pun tertawa lebar.

★★★

"Makasih udah nemenin" kata Rey.

"Makasih juga udah traktir 4 novelnya" jawab Prilly tersenyum lebar.

"Iya, yaudah kakak pulang dulu yaa. Daa mungil" pamit Rey.

"Iya kak. Hati-hati kak Rey" teriak Prilly.

Prilly pun bergegas masuk rumah.

"Assalamualaikum, i'm home" teriak Prilly.

"Waalaikumsalam" jawab Ully, Rizal, Raja, dan Kevin serempak.

Secret Admirer (COMPLETED)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz