Chapter 8

6.5K 579 9
                                    

"Assalamualaikum" teriak Prilly setelah membuka pintu rumahnya.

"Waalikumsalam, anak mama" sapa mama Prilly.

"Aaaa mama! Prilly kangen!" Teriak Prilly sambil memeluk erat mamanya. Mamanya pun hanya geleng-geleng melihat tingkah manja Prilly.

"Papa mana? Prilly juga kangen" lanjut Prilly sendu. Entah Prilly terlalu baper-bawa perasaan-tentang masalah Ali tadi, dan mungkin menjadi sedikit sensitif.

"Papa ada kok-" belum sempat mamanya menjawab papanya sudah ada dibelakang kedua wanita itu.

"Papa ada disini sayang" ucap papa Prilly sambil tersenyum. Prilly pun langsing terlonjak kanget dan segera berhambur ke pelukan papanya.

"Prilly kangen pa" ucap Prilly.

"Papa juga, padahal udah biasa ditinggal hlo. Pasti ada apa-apa nih" jawab papanya sambil tersenyum jahil.

"Papa ih, ngrusak suasana tau gak" Prilly membrengut.

Ully dan Rizal pun tertawa.

"Oh iya, biasanya sama Mila. Dia dimana?" Tanya Ully setelah meredakan tawanya.

"Mila lagi ada urusan mah sama bang Kevin sih katanya" jawab Prilly.

"Emm..mah, pah, Prilly mandi dulu ya" pamit Prilly lemas.

Ully dan Rizal pun menganggukan kepala. Setelah dirasa Prilly sudah sampai kamarnya. Kedua orang tua itu pun saling bertatapan dan tersenyum penuh arti.

"Bad mood eh?" Tanya mereka serempak lalu tertawa.

★★★

"Ali!! kenapa lo cuekin gue!" Teriak Prilly histeris. Dia bahkan tidak sadar kamarnya bersebelahan dengan kamar Ali. Sangat dekat.

Ali yang ada dikamarnya pun langsung terlonjak dan seketika tertawa sambil memegangi perutnya karena itu teriakan Prilly.

"Gue gak terima!" Susul teriakan Prilly lagi.

Ali pun semakin terbahak. "Salah sendiri kan gak ngaku kalo suka sama gue" Ali mencibir pelan. "Tenang ya Prilly sayang. Indah pada waktunya" Ali terkikik.

Sementara Ali kembali rebahan dikasurnya. Prilly yang sadar akan teriakannya pun langsung berhenti teriak.

"Gue goblok banget sih! Kalo Ali denger gimana? Huaaa! Bego lo kapan berhenti sih Prill" runtuk Prilly terhadap dirinya sendiri.

Prilly mengambil kertas dan bolpoin ditasnya. Menuliskan sesuatu.

"Prilly hebat!" Kata Prilly tersenyum lebar melihat apa yang sudah ditulisnya. Dia beranjak menuju balkon dan melihat balkon Ali, pintunya tidak terbuka seperti biasanya. Prilly cemberut.

Dengan perlahan lahan dia melompat ke balkon Ali dan meletakan surat tadi ke sela-sela pintu. Prilly tersenyum sebentar lalu kembali ke kanarnya.

Ali yang memang sedari tadi melihat tingkah Prilly pun tertawa pelan sekaligus merasa kasihan lalu dia mengambil surat itu dan membacanya.

"Ketika cinta pertamaku pergi dan hilang, aku tidak ingin merasakan cinta lagi.

Kenangan yang dia buat adalah sesuatu yang malah membuatku susah melupakannya.

Sampai suatu saat aku melihat kamu, yang hanya dengan melihat mata hitam legammu saja aku langsung jatuh cinta.

Aku mulai membuka hatiku, dan saat itu juga aku lebih memilih menjadi seorang pengangum rahasiamu.

Aku mengikuti setiap langkahmu, gerak-gerikmu, mencintai setiap apa yang kamu lakukan. Senyummu pun mampu membuatku jatuh cinta berkali-kali.

Secret Admirer (COMPLETED)Where stories live. Discover now