Epilog

6.5K 464 4
                                    

"Selamat pagi, bunda" sapa anak kecil itu pada ibunya yang sedang memasak nasi goreng kesukaannya. Ibu dari anak itu pun menoleh dan tersenyum hangat pada anak gadisnya.

"Selamat pagi malaikat bunda" ucap ibu dari anak itu lalu mematikan kompornya karena nasi gorengnya sudah jadi.

"Ayah mana bunda?" Tanya anak itu sambil melihat kesekeliling dapur.

"Ayah ada di kamar Reno sayang" jawab wanita itu sambil menggandeng anaknya ke meja makan.

"Kyla makan dulu ya, bunda mau ke kamar Reno manggil ayah" ucap wanita itu setelah menyiapkan sarapan untuk Kyla.

"Iya bunda" jawab anak gadis yang sudah beranjak dewasa itu.

Prilly merasa sekarang hidupnya sangat sangat sempurna. Suami yang dia cintai, anak yang cantik dan tampan, dan akan ada malaikat kecil lagi yang akan datang beberapa bulan kedepan. Ini bahkan lebih dari yang Prilly bayangkan dulu saat masih pacaran dengan Ali.

Kyla, anak pertamanya itu kini berusia 10 tahun. Di usianya yang semakin beranjak dewasa, Kyla seperti cerminan Ali versi cewek. Lebih kalem, lembut, bijaksana. Sementara Reno yang berumur 5 tahun, dia cerminan Prilly versi cowok. Sangat ekspresif, tetapi juga tetap bisa kalem. Dan sekarang mereka sedang menunggu si jabang bayi yang akan lahir.

Prilly membuka kamar Reno, dilihatnya Ali yang sepertinya sedang tidur dan Reno pun terlihat nyaman di pelukan sang ayah. Prilly tersenyum, didekatinya dua orang yang sayang dia cintai itu.

"Ali" panggil Prilly pada suaminya itu.

Ali pun mengerjapkan matanya, tipikal orang yang sangat mudah dibangunkan.

"Dicariin sama Kyla tuh, Reno biarin tidur dulu aja" ucap Prilly sambil tersenyum hangat. Sangat menenangkan.

"Oke, ayo" Ali bangun dan merengkuh pinggang Prilly. Prilly pun mendengus geli.

"Selamat pagi kesayangan ayah" sapa Ali pada anak gadisnya yang sedang menyantap nasi goreng buatan ibundanya.

Kyla melihat ke arah ayahnya dan tersenyum dengan ceria.

Prilly dan Ali duduk di berseberangan dengan Kyla. Kedua orang itu tampak melihat kebahagiaan terpancar dari bola mata anak gadisnya.

"Ada yang mau diceritain sama ayah?" Tanya Ali dengan lembut. Kyla mengangguk antusias.

"Oke, ceritain coba" Ali dan Prilly mulai mendengarkan dengan seksama apa yang diceritakan oleh Kyla.

Ternyata Kyla mendapatkan kesempatan untuk bermain piano di Amerika. Ini adalah cita-cita Kyla selama dia masih berumur 5 tahun, Kyla mempunyai bakat bermain piano yang tak kalah handal dengan orang yang sudah dewasa. Dan Kyla juga menceritakan bahwa jika sudah besar nanti, jika bakatnya dia asah terus dan dapat memperoleh peringkat secara terus menerus, dia akan dibiayai untuk kuliah di Amerika. Walaupun dibilang masih sangat muda, Kyla mempunyai semangat yang tiada habisnya. Jika dia ingin, maka dia akan melakukannya dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Tak terasa Prilly meneteskan air matanya, membuat Kyla bingung dan berhenti bercerita. Dan Ali pun melihat ke arah Prilly dengan khawatir, disentuhnya tangan Prilly dan dibalas Prilly dengan senyum terharu. Ali dapat merasakan itu, hamil membuat wanita itu sensitif.

"Bunda kok nangis?" Kyla turun dari kursinya dan menghampiri Prilly.

Tangan Prilly terulur kekepala Kyla dan mengusapnya sambil tersenyum.

"Bunda terharu sama Kyla, Kyla jadi anak yang pinter. Bunda berdoa supaya Kyla jadi orang hebat pas udah besar besok. Bisa banggain ayah, bunda, Reno sama dedek yang masih diperut bunda ini" ucap Prilly sambil mengusap perutnya.

Kyla memeluk Prilly, Ali yang melihat itu pun tersenyum. Diusapnya pelan punggung Prilly lalu beralih kerambutnya. Prilly membalas pelukan anaknya dan tangan satunya menggengam tangan Ali.

"Bundaaa..." rengek anak kecil dari arah belakang. Itu Reno. Prilly segera menoleh dan mendapati anak laki-lakinya berjalan kearah mereka dengan masih mengucek matanya.

"Udah bangun jagoan bunda?" Tanya Prilly setelah Reno ada diantara Prilly dan Ali. Reno mengangguk lucu.

"Mandi yuk, mau dimandiin siapa?" Tanya Ali.

"Ayah aja, bunda biar duduk kasihan dedeknya" Reno menatap Ali dan Prilly bergantian dengan raut wajah yang lucu itu sangat didukung oleh pipi gembil yang Reno punya. Prilly tertawa.

"Lucu banget sih mukanya, sini peluk bunda dulu" Prilly merengkuh tubuh anaknya itu dan mencium pipinya berkali-kali. Kyla tertawa melihat muka adiknya yang pasrah dihujani ciuman oleh bundanya, dan Ali pun juga tertawa melihat indahnya pemandangan didepannya.

★★★

3 bulan kemudian...

Perut Prilly semakin membesar, maklum saja karena ini sudah menginjak bulan ke 9 kehamilannya dan itu artinya bayi yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh keluarga kecilnya itu akan segera keluar.

Prilly seperti biasa, sedang menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Kali ini ayam goreng rempah kesukaan Ali. Kyla menunggu bundanya dimeja makan, sementara Ali memandikan Reno semuanya terjadi seperti biasanya sampai Prilly merasakan kontraksi diperutnya.

"Awwww.." rintih Prilly yang didengar oleh Kyla. Kyla segera menghampiri bundanya.

"Bunda kenapa?" Tanya Kyla panik. Sangat tercetak jelas diwajah polosnya.

"Bunda kayaknya mau ngelahirin, matiin dulu kompornya sayang" jawab Prilly sambil meringis menahan sakitnya. Kyla menuruti perintah bundanya dan segera berteriak.

"Ayahhh...ayahhhh" teriak Kyla sambil menuntun Prilly dengan hati-hati ke kursi. Prilly masih meringis sambil memegangi perutnya.

Setelah Prilly berhasil duduk, Prilly mengatur nafasnya. Dia tidak ingin panik. Kyla masih berteriak.

Tak lama, Ali datang bersama Reno sambil berlari kecil. Dia sudah tahu ini pasti saatnya Prilly melahirkan.

"Kyla bawa adek Reno ya, ayah mau gendong bunda. Kita kerumah sakit sekarang" ucap Ali yang dibalas anggukan patuh oleh Kyla.

Kyla menggandeng Reno dan segera mengikuti ayah dan bundanya ke mobil.

Sesampainya di rumah sakit, segera lah Ali mengurus segalanya. Dan tibalah dimana saat Prilly melahirkan.

"Kyla, Reno, tunggu disini. Ayah udah telfon oma sama opa buat nyusul. Kalian yang pinter ya" ucap Ali sambil mengelus kepala kedua anaknya.

"Sudah pembukaan 10, ibu tarik nafas lalu keluarkan ya bu" ucap dokter itu. Prilly melakukan perintah dokter. Ali yang ada disamping Prilly terus menggenggam tangan Prilly. Ini yang Ali rasakan selama menemani proses persalinan Prilly. Dicakar, digigit, diremas, dijambak itu sudah biasa meskipun juga sakitnya luar biasa. Yang terpenting bagi Ali adalah Ali bisa merasakan apa yang Prilly rasakan meskipun apa yang dirasakan Prilly lebih sakit. Perjuangan seorang ibu.

"Oeek..oeekk.." tangisan bayi pun terdengar, Ali tersenyum bahagia dan dilihatnya Prilly yang juga tersenyum penuh haru diwajah lelahnya.

"Selamat bapak, ibu. Anak anda perempuan, cantik sekali" suster itu memberikan bayinya ke Ali.

Segera Ali mengambil bayi itu untuk di adzani dan diberikannya pada suster untuk di bersihkan.

Ali duduk disamping ranjang Prilly lagi, diambilnya tangan Prilly dan diciumnya. Prilly tersenyum lemah.

"Aku bahagia, kamu sempurna bagi aku sayang. Kamu udah ngasih aku anak-anak yang lucu, cantik, tampan, dan pintar. I love you till the end" Ali mencium kening Prilly lembut.

"Aku juga bahagia kita bisa bangun keluarga ini sama-sama. I love you more, hubby" ucap Prilly mencium bibir Ali.

-------------------------------------

Gak dapetin feel nya banget pas ini epilog hahaha
But, i'm happy! Aku udah nyelesaiin Secret Admirernya hahaha
Jadi bisa bikin cerita baruuuu, makasih ya yang udah setia nunggu cerita ini padahal gak menarik sama sekali hiks
Aku sayang kalian pokonya! I love you!



Secret Admirer (COMPLETED)Where stories live. Discover now