Part 27

1.6K 140 48
                                    

Half Warning!!

Aku kembali kerumah sekitar pukul sebelas malam. Setelah memarkirkan Moses, ku keluarkan kunci rumah dan hendak membuka pintu, namun langkahku terhenti karena suara deruman mesin mobil yang berhenti tepat didepan rumahku. Menoleh, aku mendapati Elsa turun dari mobil mewah itu dengan keadaan mabuk. Ia berjalan terhuyung kearahku dan sempat ingin jatuh. Aku segera berlari kearahnya untuk membantunya berjalan sebelum ia terjatuh. Elsa tidak banyak bicara. Entah berapa banyak botol yang sudah ia minum hingga bicarapun ia tidak sanggup.

Aku menidurkan tubuhnya diatas tempat tidur, melepaskan sepatunya lalu menutupi tubuhnya dengan selimut. Ku tatap lekat-lekat wajahnya yang saat ini sedang memejamkan mata. Ku layangkan tanganku untuk mengusap puncak kepalanya sambil berdoa didalam hati agar Tuhan segera menyadarkan sikap istriku ini.

Hari yang cerah karena aku baru saja mendapatkan pekerjaan baru. Perusahaan yang tidak terlalu besar, namun mereka memberikanku gaji yang sesuai. Bekerja delapan jam, ketika sorenya aku harus berada di mall dan malam harinya menjadi badut di karnaval membuatku sedikit kewalahan, namun ku nikmati semua kesibukanku ini.

Turun kebawah menuju dapur, aku mendapati Elsa yang sedang menyantap sarapannya. Sebuah senyuman kecil muncul dari sudut bibirku. Ku kecup singkat puncak kepalanya lalu ikut bergabung makan bersamanya. Ia nampak terkejut karena aku tiba-tiba datang. Ia merasa sedikit canggung duduk berdekatan denganku.

Suasana diruang makan begitu hening, sampai-sampai hanya suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Aku menatap Elsa sejenak. Ia membuang pandangan kearah lain. Perlahan ku keluarkan amplop yang berisikan gaji pertamaku dari dalam tas.

"Ini gaji pertamaku," ujarku sambil menyodorkan amplop. Elsa hanya diam sambil memandangi amplop itu lekat-lekat, "Aku ingin mengganti uangmu yang sudah terpakai untuk membayar semua kebutuhan kita. Setidaknya, aku sudah mulai bisa mengumpulkan uang untuk mencukupi kebutuhan kita terutama kebutuhanmu," aku tersenyum kecil, "Ayo ambil. Kau bisa memakainya untuk berbelanja baju baru atau mungkin sepatu baru," Tatapan mata Elsa melembut dan sedikit berkaca-kaca. Dalam waktu yang lama ia hanya menatap uang itu dan tiba-tiba pergi meninggalkan meja makan tanpa sepatah kata. Aku menghela nafas panjang. Ku simpan uang ini didalam lemarinya sebelum ia menyadari kehadiranku didalam kamar.

**

Suara petir menggelegar diudara. Sepertinya malam ini akan turun hujan. Aku yang masih mengenakan kostum badut, berjalan kearah kamar mandi. Berjaga-jaga bila hujan turun aku bisa segera mengganti baju.

Firasatku benar, hujan turun dengan deras. Hari ini aku tidak membawa moses karena ia tiba-tiba mogok saat aku pulang kantor.

Aku memutuskan untuk menunggu hingga hujan reda. Ku sibukkan diriku dengan membersihkan ruangan. Sesekali mengecek ponselku, berharap Elsa menghubungiku.

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh dan hujan masih turun dengan deras. Aku tidak mau bermalam dikantor, jadi ku putuskan untuk berlari menerobos derasnya hujan menuju halte bus. Rasa menggigil ku hiraukan saat AC didalam bus berhembus kearahku. Tiga puluh menit kemudian aku tiba dihalte yang berada tak jauh dari rumahku. Ku berlari secepat mungkin agar cepat sampai dirumah karena kepala ku sudah mulai merasa pusing.

Beruntung Elsa sudah sampai dirumah. Ia sudah tertidur lelap. Segera ku mandi dengan air hangat lalu menyeduh teh untuk menghangatkan tubuhku.

Segelas teh sudah habis, aku kembali ke kamar untuk istirahat.

-Elsa's POV-

Suara seseorang menutup pintu terdengar dan itu pasti Greyson. Aku segera menaikan selimutku, malas berbicara dengannya.

The Journey [Greyson Chance Love Story]Where stories live. Discover now