Part 29

1.8K 133 24
                                    

"Elsa, kau dimana?" teriak Greyson dari arah ruang tamu. Aku yang sedang asyik bercocok tanam terpaksa menghentikan pekerjaanku, "Aku disini," sahutku. Dengan terburu-buru Greyson melangkah kearahku. Ia baru saja pulang dan ekspresi wajahnya terlihat tidak bersahabat.

"Apa yang kau lakukan? Masuk kedalam dan beristirahatlah," Memutar kedua bola mataku, aku mendengus kecil lalu masuk kedalam rumah melewatinya yang berdiri dengan tampang sangar. Semenjak aku hamil, Greyson menjadi lebih protektif dan cerewet. Disisi lain, aku bahagia melihat reaksi suamiku yang benar-benar menjaga kondisiku demi kebaikan bayi kami, namun terkadang aku merasa jengkel bila ia terus-terusan menyuruhku beristirahat. Aku juga manusia, yang bisa dilanda kebosanan kapan dan dimana saja.

"Mengapa kau memutar kedua bola matamu dihadapanku, hm?" tanyanya sambil kedua lengannya mendekapku dari belakang. Aku sedang mengunyah buah anggur dan terpaksa memutar tubuh kearahnya, "Jangan memerintahku seolah aku ini bayi,"

"Aku hanya khawatir dengan kandunganmu. Ayolah, ini pertama kalinya aku menjaga istri yang sedang hamil," Aku tersenyum kecil lalu mendaratkan ciuman singkat pada bibirnya.

Melerai kedua tangannya, aku berlalu kearah ruang jahitku untuk mengambil kemeja yang tempo hari ku buat untuknya.

"Ku harap kau suka," ujarku sambil menyodorkan kemeja berwarna hitam dengan warna gradasi merah dan ungu. Greyson tersenyum lebar dan segera mencobanya. Aku tersenyum puas ketika melihat kemeja itu pas ditubuhnya.

"Terima kasih. Kau membuatku bisa berhemat hehe dengan ini aku tidak perlu membeli kemeja baru untuk kekantor," Greyson memeluk ku erat dan menciumi kening serta pipiku.

"Halo—ugh kenapa aku selalu datang diwaktu yang tidak tepat," Niall muncul tiba-tiba dari arah ruang tamu. Aku dan Greyson terkekeh mendengar umpatannya.

"Hey, kemejamu sama dengan ku?" Greyson menatap Niall dan aku secara bergantian.

"Aku membuat kemeja yang sama untuk kalian berdua. Lihat, kalian cocok memakainya," ku sandarkan dagu diatas pundak Greyson.

"Well, tak ada salahnya memiliki kemeja yang sama denganmu," ujar Niall santai, "Lagi pula ini keren. Aku suka,"

Malam harinya, sesudah makan malam aku bersiap untuk pergi tidur. Greyson belum pulang karena pekerjaannya di karnaval yang berakhir sekitar pukul sepuluh malam. Ku ganti pakaianku dengan pakaian yang nyaman. Setelah membersihkan diri, ku raih buku favoritku lalu merangkak masuk kedalam selimut. Mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur.

Suara pintu kamar terbuka, aku mengintip dari balik buku ku. Greyson sudah pulang. Ia segera masuk ke dalam kamar mandi dan naik keatas tempat tidur lalu masuk kedalam selimut. Diam-diam ia mengusap perutku dengan gerakan naik turun dan perlahan ia menaikan kausku keatas lalu memandangi perutku yang kini mulai membesar. Pemandangan seperti ini tidak mau ku lewatkan. Ku tutup buku ku lalu diam memperhatikan Greyson yang kini meletakan telinganya tepat diatas perutku. Senyuman diwajahnya melukiskan betapa bahagianya ia saat ini, begitu juga denganku. Ku raih ponselku lalu dengan sengaja memotret wajahnya yang sedang memejamkan mata sambil mendengar isi perutku.

"Elsa," aku menjawab dengan gumaman, "Suara perutmu bergemuruh. Apa kau lapar?" Aku diam bersamaan dengan kedua pipi ku yang menghangat, "Ku rasa,"

"Tunggu sebentar," ia merangkak turun dari tempat tidur dan melesat keluar. Aku menunggunya beberapa saat sampai akhirnya ia kembali dengan sekotak pizza berukuran sedang. Aku memandangnya dengan wajah kelaparan karena ia membawakan pizza dengan toping favoritku.

"Monster sedang kelaparan," ejeknya yang sedang sibuk menyobek kotak pizzanya.

Kami akhirnya makan berdua didalam kamar. Seolah bernostalgia pada waktu aku dan ia masih kuliah. Kami sering menghabiskan waktu bersama didalam kamar fratku.

The Journey [Greyson Chance Love Story]Where stories live. Discover now