Part 2

3.6K 191 13
  • इन्हें समर्पित: BabyGrenis
                                    

Elsa tidak berhenti tertawa selama ia mengajari ku bermain skateboard. Aku terlihat tolol mengendarai skateboard ini.

"Elsa, aku lelah"

Ia berhenti tertawa dan menatapku "baiklah kita istirahat"

Aku beristirahat dikursi yang ada di pinggir danau dan menyeka peluh-peluh ku ini. 

"ini untuk mu" Elsa menyodorkan ku minuman dingin. 

"terima kasih" aku mengambil minuman itu dan langsung meminumnya sampai habis.

Tidak ada perbincangan apapun diantara kami. Aku masih menikmati udara sore hari ini.

"Greyson, kau bersekolah dimana ?"

"aku ? aku sekolah online" 

Raut wajah Elsa berubah heran "mengapa tidak sekolah biasa saja ?"

"Ya aku lebih nyaman sekolah online hehe"

"aneh"

"aku harus pulang. Sampai jumpa lagi" aku bergegas meninggalkan Elsa sebelum ia menghujani ku dengan pertanyaan-pertanyaan aneh lainnya.

Sesampainya dirumah aku segera mandi dan menunggu Mom selesai masak untuk makan malam. Ku tatap piano tua yang ada disudut kamarku.

Aku sudah lama tidak memainkan alat musik yang satu ini.

Ku hampiri piano itu. Ku usap bagian penutupnya. Ku geser sedikit bagian penutupnya dan terlihatlah tuts-tuts berwarna hitam dan putih yang selama ini menemaniku bernyanyi.

Ku tatap piano ini dengan tatapan kosong.

Apa yang harus aku lakukan sekarang ?

Kenapa tiba-tiba aku jadi bodoh seperti ini. 

Dengan hati-hati aku mulai memainkan jemariku di atas tuts-tuts ini. Mulai memainkan nada-nada

sampai Alexa mengintip dari balik pintu dan tersenyum. Aku hanya pura-pura tidak melihatnya.

Aku memejamkan mata berusaha mengkhayati nada demi nada yang ku mainkan. Namun tiba-tiba air mata turun membasahi pipiku.

Aku tidak menghentikan permainanku ini. Aku terus memainkannya , aku merasa emosiku terwakilkan dari irama-irama  ini.

Ku luapkan semua emosi ku, sakit hati ku kedalam nada-nada ini.

Ingatan buruk itu kembali terputar di otak ku. Dimana semua yang sudah aku rencanakan, sudah aku buat sematang mungkin harus tertunda bahkan aku tidak tau lagu-lagu ciptaanku akan sampai kemana.

Para penggemarku. Yang selalu mendukungku 

Mereka tidak pernah lelah menyemangatiku. Aku tidak tau bagaimana tanggapan mereka kalau tau idola mereka seperti ini.

Ditendang secara halus dari label rekaman

"Greyson"

Seseorang memanggil ku

"Greyson !"

Aku menghiraukannya dan tetap memainkan musik ini.

"GREYSON HENTIKAN !!" 

"ah FUCK!!"

Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku.

Ibu langsung memeluk ku dan menenangkan ku.

Aku memeluknya dan menenggelamkan wajahku dipundaknya. Aku tidak perduli orang-orang mengataiku cengeng. Namun rasa sakit ini melebihi rasa sakit patah hati.

The Journey [Greyson Chance Love Story]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें