Part 5

1.8K 156 11
                                    

“Elsa, berpegangan! Nanti kau jatuh”

Aku tertawa lalu tanpa sadar aku memeluk leher jenjang Greyson. Aku merasa nyaman dan aman bila berada didekatnya. Greyson ikut tertawa bersamaku lalu mempercepat kayuhan sepedanya.

Setelah puas mengitari jalan raya Greyson membawaku kembali kerumahnya. Sejujurnya aku masih ingin berlama-lama dengannya namun itu hal yang bodoh kurasa.

“Aku harus pergi”

“ya, belajarlah yang giat supaya kita bisa satu kampus”

Aku tersenyum lebar dan berangkat menuju sekolah dengan perasaan yang baik dari sebelumnya.

Waktu sudah menunjukan pukul dua siang. Aku sudah pulang dari sekolah dan saat ini sedang terduduk didepan meja makan yang kosong melompong.

Ibu keluar dari kamarnya dengan pakaian minim serta lipstick merah menyala. Dia terlihat seperti jalang sungguhan.

“tidak ada makanan disana. Jika kau hanya duduk dan berdoa makanan jatuh dari langit itu akan sangat mustahil. Pergilah dan curi beberapa makanan di sana” ucapnya lalu pergi meninggalkanku.

Aku menarik nafas berat lalu melangkah menuju kamarku untuk mengambil uang cadanganku dan sialan!  Uangku hilang. Satu-satunya orang yang mengetahui letak dimana aku menyembunyikan uang hanyalah Ibu ku.

“Jalang sialan! Aku tidak mau mencuri lagi” umpatku sambil menarik rambutku kebelakang.

Perutku benar-benar lapar karena sejak pagi belum terisi makanan. Dengan terpaksa aku meraih jaketku lalu berjalan menuju supermarket itu. Aku rasa buku catatan hutangku pada supermarket ini sudah membengkak. Sejujurnya aku tidak menyebut ini pencurian melainkan hutang. Namun bedanya aku tidak meminta izin kepada pemiliknya untuk meminjam makanan mereka, ya kedengaran begitu tolol.

Sesampainya didalam supermarket aku memulai aksiku. Ku masukan beberapa roti kedalam jaketku lalu kornet dan makanan kecil lainnya. Dirasa sudah cukup aku berbalik hendak keluar namun tiba-tiba penjaga supermarket ini sedang berdiri di ujung lorong. Aku makin mengeratkan pelukanku pada makanan ini. Berbalik arah mencoba menghindar dari penjaga itu aku melangkah dengan tergesa-gesa sambil menutup kepalaku rapat-rapat agar wajahku tidak dikenali.

“Berhenti!” aku menoleh keasal suara. Oh brengsek!  Security itu memergokiku. Aku berlari ke arah pintu belakang sementara beberapa orang security mengejarku di belakang.

Sial sial sial! Ini kali pertamanya aku dipergoki oleh security. Aku berlari sekencang mungkin dan merelakan beberapa makanan terjatuh karena guncangan tubuhku.

Aku berlari zig zag tak tentu arah. Sampai aku menemukan gang kecil di ujung jalan. Ku percepat lari ku dan bersembunyi dibalik tembok gang ini. Security itu berhenti tepat disebelah tembok dimana aku sedang bersembunyi. Mereka mengatur nafas mereka sambil melihat kesana kemari mencari dimana aku bersembunyi.

Aku menyandarkan kepalaku ke tembok sambil bernafas kecil. Tiba-tiba seseorang membekap mulutku membuatku membelalakan kedua mataku.

“Greyson!” pekik ku kaget. Ia menaruh jari telunjuknya didepan bibir lalu menyuruhku diam. Ia menarik ku kedalam rumah tua yang sudah tidak terpakai lagi.

Aku dan Greyson sama-sama mengintip kearah security itu dan syukurlah mereka sudah pergi.

Aku mulai bernafas lega namun kerongkonganku kembali tercekat. Mengetahui Greyson yang baru saja menyelamatkanku. Apa yang harus aku lakukan jika ia bertanya mengapa para security itu mengejarku?

Aku mulai panik. Keringat dingin mulai bermunculan di keningku. Greyson belum menyadari kepanikanku sampai akhirnya ia menoleh kearahku.

“Apa yang terjadi? Mengapa mereka mengejarmu?”

The Journey [Greyson Chance Love Story]Where stories live. Discover now