Part 4

43 0 0
                                    

Sesampainya di taman aku bergegas mencari bangku kosong untuk menempelkan pantatku dan mencairkan suasana badmood ku yang sedari pagi tadi tidak menghilang. Sejenak rasa badmood yang bersarang pada diriku menghilang sedikit demi sedikit.

Namun, ketika sedang menikmati sejuknya udara taman, bel masuk pun berdering yang memberikan pertanda bahwa waktu istirahat telah usai.

Dengan rasa malas, aku segera bangkit dari bangku yang ku duduki. Dan saat aku membalikkan badan ternyata aku menabrak seseorang, demi apapun sedari tadi aku duduk dan termenung ternyata ada yang memperhatikan ku dari belakang.

"Eh sorry.. Oh iya cewe berkaki panjang gua belom kenalan nih sama lo, boleh gak gua kenalan sama lo? Boleh kan ya. Boleh ya boleh ya hehe.. nama gua Marvel Aditiya biasa dipanggil Adit gua anak kelas XII MIA. Kalo lo siapa?" Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang aku yakin tidak gatal sama sekali. Sambil menjulurkan tanggannya kepada ku.

"MELAS banget muka lo. Maksa banget sih! Emm.. nama gua Theressa gua anak kelas XI MIA." Ucapku dengan malas.

Ternyata dia kaka kelasku di sekolah ini mengapa aku tidak pernah melihatnya selama aku sekolah, kemana saja dia selama ini?

"Ooohhh.. jadi lo anak MIA juga berarti lo adek kelas gua dong. Kalo ada kesulitan apa-apa tentang pelajaran lo bisa minta bantuan ke gua, gua siap kok ngebantuin lo." Ucapnya kepadaku sambil menatap ke arah depan dan memasang tampang coolnya.

Kami berdua berjalan beriringan di koridor sekolah menuju kelas.

Akhirnya aku tiba di depan pintu kelas, sebelum aku masuk dia berbicara kepadaku.

"Theressa, emm nanti lo pulang dijemput gak? Atau bareng Lili?" ucapnya sambil menahan ku agar tidak masuk ke kelas terlebih dahulu.

Aku semakin dibuat bingung oleh orang ini kenapa dia kenal dengan Lili? apakah hubungannya dengan Lili? Otakku terus saja berputar-putar memikirkan sebenarnya siapa orang yang berada di hadapanku ini?

"Eh.. gua gak pernah di jemput, gua bukan anak manja yang suka di antar jemput. Gua gak pernah pulang bareng siapa-siapa karena gua sama Lili beda arah." Ucapku dengan nada jengkel sambil memutarkan bola mataku.

"Bagus dong. Kalo kaya gitu nanti gua tunggu lo sepulang sekolah di parkiran sekolah, kita pulang bareng ya." Ucapnya sambil berlari menuju kelasnya.

"Ehh tapi.." ucapku sambil berteriak berniat untuk menjawabnya. Tetapi dia sudah menghilang masuk kedalam kelasnya.

Sesampainya di kelas aku langsung diserbu beribu pertanyaan dari Lili. Dia menanyakan dari mana saja aku? mengapa hapeku tidak di aktifkan? mengapa aku pergi begitu saja tanpa berpamitan terlebih dahulu? dan masih banyak lagi. Tapi belum sempat aku menjawab, ternyata  sudah ada guru yang akan mengajar di kelas. Akhirnya kami tidak melakukan percakapan apapun lagi.

Tidak terasa bel pulang sekolah pun telah berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran telah berakhir. Aku pun sesegera mungkin bergegas keluar kelas tanpa Lili.

Pada saat melewati parkiran sekolah tiba-tiba seseorang memanggil namaku, lalu aku mencari dari arah mana suara itu berasal.

Setelah aku melihat siapa orang yang memanggilku, ternyata Adit yang memanggilku. Aku langsung bergegas menuju gerbang sekolah tetapi, belum sempat sampai di gerbang Adit telah menghalangin jalanku dengan motornya.

"Theressa ayo cepat naik. Gimana sih lo kan udah gua bilang pulang sekolah kita ketemuan di parkiran. Eh lo malah main jalan aja. Ayo cepat naik." Ucapnya sambil menatapku.

Akhirnya dengan terpaksa aku naik ke motor besarnya Adit. Sebenarnya aku tidak ingin berada di atas motor besar Adit, merasa risih dengan tatapan dari para gadis-gadis, mungkin sebagian dari mereka merupakan fans-fans Adit yang merasa cemburu.

Selama di perjalanan pulang tidak ada percakapan sama sekali antara aku dan Adit, kecuali memberi tahukan Adit arah jalan menuju ke rumahku.

Akhirnya setelah perjalanan yang cukup lama motor Adit berhenti tepat di depan rumahku.

"Makasih ya udah mau nganterin gua pulang." Ucapku sambil turun dari motor besar Adit, dan memberikan helm yang kugunakan tadi kepadanya.

"Iya sama-sama, oh iya bulan depan kan sekolah ngadain acara liburan di puncak, lo ikut gak?" Tanyanya sambil mematikan motornya, namun masih tetap berada di atas motornya.

"Ikut deh kayaknya, lagi pula itukan wajib untuk seluruh murid. Kenapa emang?" Ucapku yang sangat malas menanggapinya.

"Iya juga sih, gak papa nanya aja. Yaudah deh sampe ketemu besok di sekolah ya Theressa." Ucapnya sambil meenyalakan motornya dan menggunakan helmnya kembali.

Tanpa menjawab perkataannya langsung saja aku masuk kedalam rumahku.

Give me vote and comments you

Tobe Continued!!

Janji PetakaWhere stories live. Discover now