Part 7

31 0 0
                                    

Waktu liburanku telah usai, di esok hari aku harus memulai rutinitasku sebagai pelajar pada umumnya di SMA Budi Pekerti.

Waktu 2 minggu yang diberikan oleh pihak sekolah untuk istirahat setelah ujian akhir semester, hanya aku manfaatkan untuk berdiam diri di dalam rumah.

Tidak ada kegiatan lainnya, dikarenakan aku sengaja untuk menghindar dari Adit. Dia selalu menelfon dan mengirimkan pesan singkat setiap saat tetapi aku tidak menanggapinya sama sekali.

Pagi harinya aku terbangun karena alrm dikamarku berdering sangat kencang, aku mengerjap-ngerjapkan mataku sedikit mengangkat tubuhku agar terbangun dari tempat tidurku.

Aku masih memiliki waktu 1 jam sebelum bel di sekolah berdering, aku bergegas menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.

Setelah semuanya rapih aku segera keluar kamar dan menuruni tangga. Aku melihat tanteku yang sedang sarapan sendiri di meja makan, Langsung saja aku mengambil posisi duduk di sampingnya.

"Hai Tessa, tumben jam segini udah rapih? Biasanya kamu kan selalu telat bangun." Ucapnya sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya. 

"Ih tante mah orang ponakannya bangun pagi bukannya seneng malah begitu." Ucapku seraya memanyunkan bibirku.

"Tante kan cuma bercanda sayang, hehe jangan cemberut dong kan udah cantik. Nanti ilang loh cantiknya kalo kaya gitu. Ayo cepat di makan sarapannya." Ucapnya sambil mengambilkan menu sarapan untukku.

Tumben sekali pagi-pagi seperti imi dia sangat baik terhadapku. Entah ada angin dari mana. Tapi tak apalah, mungkin dia sedang tidak ingin berdebat denganku.

"Iya, iya, aku makan." Ucapku sambil sesegera mungkin menghabiska sarapannya.

"Oh iya, mumpung kamu lagi gak telat kamu berangkat bareng sama tante aja ya. Tante anterin kamu sampe sekolah. Lumayan kan daripada naik angkutan umum nunggunya lama." Ucapnya lagi.

Dan yang lebih mengejutkan bagiku dia mau mengantarkanku sampai kesekolah. Wah demi apapun kena angin apa sampai mau mengantarkan aku kesekolah?

"Iya, aku ikut aja apa kata tante." Ucapku. 

Setelah sarapan kami selesai, segera kami berjalan menuju pintu keluar dan memasukki mobil milik tanteku.

Sesampainya di gerbang sekolahku, aku segera turun dan berpamitan kepadanya. Dengan langkah sangat santai aku berjalan di koridor sekolah menuju kelas, tumben sekali hari ini aku tidak telat seperti biasanya. Namun, tetap saja aku merasa sangat kosong karena biasanya aku dan Adit selalu berjalan beriringan di korodor sekolah untuk menuju kelas kami masing-masing.

Saat sampai dikelas aku memincingkan mata siapa yang meletaklan bunga mawar putih dimejaku? Mengapa orang ini bisa tahu kalau warna favoritku adalah putih? Dan di samping bunga itu terdapat secarik kertas yang dia torehkan.

Hai cewe cantik, selamat pagi. Semoga hari ini lebih indah dari hari sebelumnya ya, selamat belajar cantik.

Dari pengagum rahasiamu

Aku menyeritkan dahiku dan memutar otakku untuk berfikir siapa orang ini? Aku menanyakan kepada teman sekelasku tetapi mereka juga menjawab tidak tahu, semakin aku dibuat bingung akibat perbuatan orang ini.

Bel masuk pun telah berdering dan terdengar hingga gendang telingaku, guru yang akan mengajar di jam pertama di kelasku pun sudah siap untuk mengajar di dalam kelasku. Akhirnya aku memasukkan bunga mawar ini kedalam tasku.

Waktu berjalan begitu melambat tidak seperti hari-hari sebelumnya karena, tidak ada Adit yang biasanya selalu menemaniku. Akhirnya bel pulang pun berbunyi, seluruh murid berhambur keluar kelas mereka masing-masing begitupun denganku.

Aku melangkah gontai melewati koridor sekolah sebenarnya aku sangat tidak ingin melewati parkiran sekolah karena aku akan melihat sosok Adit disana.

Saat aku berbelok melalui parkiran sekolah, aku melihat Adit sedang berjalan dengan perempuan yang menuduhku dengan secara asal pada saat di puncak.

Jantungku terasa berhenti berdetak saat melihatnya, perempuan kegatelan itu dia sedang berangkulan dengan Adit.

Aku bergegas menuju gerbang sekolah agar tidak melihat mereka berdua lagi, aku yang melihatnya saja sangat risih.

Sudah menunggu sekitar 15 menit. Namun, tidak ada angkutan umum yang lewat di depan sekolahku biasanya angkutan umum itu lewat dalam waktu 5 menit sekali.

Lengkaplah sudah penderitaanku saat ini yang pertama, hatiku sangat sakit seperti disayat-sayat saat melihat Adit dengan cewek kegatelan itu dan saat ini angkutan umum tidak kunjung datang.

Ketika aku sedang berdiri di halte sekolah, tiba-tiba motor besar berhenti dihadapanki saat ini. Aku memincingkan mataku untuk melihat siapa orang ini? Lalu dia membuka helm yang digunakannya ternyata dia adalah Kak Satria, dia merupakan Kakak dari sahabatku Lili.

"Theressa kamu sendirian aja, gak pulang? Atau lagi nunggu angkutan umum? Gimana kalau pulang bareng sama Kakak aja." Ucapnya sambil menatapku.

"Iya nih Kak, aku udah nunggu angkutan umum 15 menit tapi gak ada yang lewat sama sekali. Ah gak usah kak, aku nunggu angkutan umum aja." Ucapku sambil menatap ke arah biasanya angkutan umum itu muncul.

"Menurut informasi yang Kakak denger nih, katanya supir angkutan umum lagi pada demo makanya mereka gak narik untuk hari ini." Ucapnya sambil memberikan informasi kepadaku.

"Udah ayok pulang bareng Kakak aja, daripada disini sendirian. Cepat naik." Ajaknya lagi.

Akupun langsung menaiki motor besar milik Kak Satria, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas. Selama di perjalanan tidak ada ada perbincangan di antara kami.

Setelah sampai di depan rumahku, aku segera turun dari motor besar milik Kak Satria.

"Kak makasih banyak ya udah mau nganterin aku pulang, maaf ngerepotin."ucapku sambil mengembalikan helm milik Kak Satria.

"Iya samasama dek. Ah engga kok biasa aja gak ngerepotin." Ucapnya sambil membuka helmnya dan meletakannya di atas motornya.

"Emm.. kak aku mau nanya sesuatu nih sama kakak boleh gak?" Ucapku was-was sambil menatap wajahnya.

Give me vote and comments you

Tobe Continued!!

Thankyou!!

Janji PetakaWhere stories live. Discover now