TRP 4 : Teman Rasa, Curahan Hati.

37.7K 3.4K 415
                                    

Mulmed : AliArdo.

**

"Bangsat kamu Richi!" Alia meraih bantal dan menghempaskannya ke wajah Ardo yang terlalu terkejut untuk bisa menghindar, "Aku tahu kamu brengsek! Tapi apa kamu harus ngambil punya temanmu sendiri?"

"Al?" Ardo menggeram rendah. Pria itu sudah melompat dari ranjang, dan kini memberi tatapan bingung pada Alia yang masih berusaha menyerangnya, "What the hell is wrong with you, huh?"

"Aku?!" jerit Alia, "Nggak ada yang salah dengan aku. Yang salah itu kamu!!" Terdengar suara berdebam ketika bantal yang dilempar oleh Alia menghantam pintu karena Ardo menghindar.

"Kamu ini apa-apaan?" Bentak Ardo sambil mencengkeram kedua lengan Alia, "Ngomong yang benar! Aku nggak ngerti kalau kamu cuma marah-marah."

"Gimana mungkin kamu bisa jadian sama Delia, hah?! Kamu tahu kalau Kak Fadli suka setengah mampus sama cewek itu!"

"Aku nggak jadian dengan Delia, for God's sake!"

Pemberontakan Alia terhenti. Gadis itu memberi Ardo tatapan marah saat berkata, "Tapi Kak Fadli bilang kalian jadian. Dia lihat kamu ngangguk-ngangguk tolol setelah Delia nembak kamu."

"Aku nggak terima," sentak Ardo jengkel, "Memang benar Delia minta aku jadi pacarnya, tapi ku tolak."

"Nggak mungkin!" bantah Alia tak percaya, "Ditembak kucing betina aja kamu pasti terima, apalagi ditembak sama cewek cantik kayak Delia. Selain ngeliat kamu ngangguk, Kak Fadli juga ngeliat kamu pelukan sama Delia!"

"Ya Tuhan," keluh Ardo frustrasi, "Setelah ku tolak Delia nanya, apa aku masih mau berteman dengannya? Aku bisa apa selain mengangguk? Nge-dance? Hah?"

Alia mengerjap ragu, hanya sebentar karena kemudian gadis itu kembali menuduh, "Tapi kalian pelukan!"

"Delia yang meluk aku, bukan aku yang meluk dia!" balas Ardo tak kalah sengitnya, "Lagipula, memangnya kenapa kalau Delia meluk aku? Kamu hampir tiap hari meluk-meluk aku. Apa itu artinya kita pacaran?"

"Cieeee," suara bernada mengejek milik Raka terdengar dari luar kamar, "Ardo ngarep pacaran sama Alia."

"Shut up!" bentak Ardo dan Alia bersamaan, membuat Raka terkekeh geli.

"Terus kenapa tadi kamu bilang, kalau Kak Fadli nggak mungkin jadian sama Delia?" Alia masih saja bersidekap galak.

Ardo memunguti bantal yang tadi dilemparkan oleh Alia sambil menjawab, "Karena aku tahu, kalau Fadli ngeliat semuanya semalam dan bakalan menghindar kayak sekarang. Kamu pikir aja sendiri, gimana orang yang saling menghindar bisa jadian?"

"Maaf," sungut Alia merasa bersalah, "Kamu kan playboy sok ganteng. Wajar dong kalau aku jadi salah paham."

"Kalaupun aku jadian dengan Delia, kamu tetap nggak boleh bersikap kayak tadi," balas Ardo ketus, "Memang benar Fadli suka sama Delia, tapi apa pernah dia benar-benar berusaha dapetin Delia? Nggak! Gimana mau jadian kalau ngedeketin dengan serius aja nggak pernah? Aku yang berkali-kali bilang sayang aja, sampai sekarang nggak ditanggapi. Apalagi dia?"

"Cieeeee, Ardo curhat." Suara Raka kembali terdengar, bahkan dibarengi gelak tawa, namun Ardo dan Alia memutuskan untuk mengabaikan begundal itu.

"Intinya, kamu nggak boleh pacaran dengan Delia. Titik!" ucap Alia sok berkuasa, "Kalau kamu sampai pacaran dengan Delia, aku nggak mau ngomong sama kamu lagi."

"Nggak usah! Nggak butuh juga ngomong sama cewek pendek kayak kamu."

"Hiks! Kak Raka, Richi jahat nih!"

Teman Rasa Pacar - Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang