TRP 6 : Teman Rasa, Kenyataan

34.9K 3.3K 397
                                    

Alia berbalik karena merasakan tepukan pada pundaknya dan langsung tersenyum pada Fatan yang berdiri di belakangnya, "Ngapain di kantin FE?"

"Ada janji dengan teman," jawab Fatan sambil memperhatikan deretan menu di tangan Alia, "Sama Ardo? Makan siang suami istri ya?"

"Udah mesan Al?"

    Ekspresi Fatan berubah menjadi terkejut ketika melihat Azra yang sedang membawa dua botol air mineral menyapa Alia. Kalaupun Azra mendengar guyonannya mengenai Ardo barusan, maka pria itu berhasil menyembunyikan ekspresinya dengan baik, meskipun sepertinya Fatan tetap merasa bersalah. Terlihat dari lirikan permintaan maafnya pada Alia yang hanya bisa meringis.

"Makan di sini, Bro?" sapa Azra sambil mengulurkan tinjunya pada Fatan yang membalas dengan salam yang sama.

"Iya, sekalian ada janji dengan teman-teman. Gimana kuliah?"

"Sibuk skripsi," ucap Azra sambil mengangkat bahu tanpa beban, "Kau?"

"Rencananya lulus lima tahun, biar lebih greget." Pungkas Fatan sambil terkekeh geli.

"Tunggu!" seru Alia di antara tawa kedua pria itu, "Kak Azra dan Kak Fatan saling kenal?"

"Kita dari SMP dan SMA yang sama," Azra menjelaskan sementara Fatan manggut-manggut. Obrolan itu tak lagi berlanjut karena Fatan berpamitan setelah melihat keberadaan teman-temannya.

"Kayaknya nggak akan mudah ya Al?" komentar Azra tiba-tiba.

"Untuk?" tanya Alia sambil mendongak untuk menatap pria itu.

"Dapetin kamu," ucap Azra dengan senyuman yang Alia tak tahu maknanya. Pria itu kemudian mengulurkan tangan, menyentuh sekilas pipi Alia ketika melanjutkan, "Apa benar aku bisa dapetin kamu, kalau semua orang menandai kamu sebagai milik Ardo? Hm?"

    Bahkan hingga makan siang itu berakhir, Alia tidak bisa memberi jawaban untuk pertanyaan yang tidak pernah diduganya itu.

*

Teman Rasa Pacar – JessJessica

*

"Tumben main hari Rabu?" adalah kalimat sapaan Raka ketika membukakan pintu untuk Alia.

"Richi lagi ngambek.

"Oh? Mau ngasih sesajen?" tanya Raka sambil melirik rantang di tangan Alia, "Aku kebagian kan?"

"Yap! Kak Raka dan Kak Fadli makan duluan aja, aku mau nyamperin Richi."

Dengan girang Raka menerima rantang tersebut, "Kamu jadi tambah cantik loh Al, tiap bawain makanan yang enak-enak."

"Nanti kalau kita udah nikah, ku masakin yang enak-enak tiap hari," balas Alia sambil mengedip genit, "Malamnya tambah pijat plus-plus."

Raka terbahak-bahak dan tangannya bergerak untuk mengacak rambut gadis di depannya, "Bisa aja kamu."

    Masih dengan sisa tawanya, Alia beranjak menuju kamar Ardo. Begitu pintu kamar terbuka, ia langsung disuguhi pemandangan Ardo yang sedang duduk sambil menunduk di atas beberapa buku tebal. Pria itu mengangkat kepala ketika mendengar ada yang membuka pintu kamarnya, mendengus ketika melihat Alia, dan kembali menekuni bukunya.

"Lagi belajar?"

"Nggak punya mata buat ngelihat?"

Balasan ketus itu membuat Alia cemberut. Dengan jengkel gadis itu menanggapi, "Richi lagi datang bulan ya?"

"Iya, keluar sana."

"Tapi aku mau di sini," ucap Alia sambil menghentakkan kaki, "Mau minta maaf."

Teman Rasa Pacar - Slow UpdateWhere stories live. Discover now