TRP 9 : Teman Rasa, Ih Richi!!

31.8K 3.2K 333
                                    

"Mau langsung pulang atau makan ice cream dulu?"

Alia menoleh pada Raka yang sedang menyetir dan bertanya dengan cengiran pada bibirnya, "Kak Raka traktir?"

Terkekeh pelan Raka mengangguk, "Boleh."

"Mau!" pekik Alia bersemangat.

Tidak menunggu lama sampai mobil Raka terparkir di depan sebuah cafe bertuliskan empat huruf pada puncak bangunannya. Cafe ini merupakan favorit kebanyakan mahasiswa di kampus mereka, karena memberikan potongan 10% untuk setiap pemegang kartu tanda mahasiswa Universitas tempat mereka menuntut ilmu. Hal ini dikarenakan sang pemilik cafe merupakan alumni Universitas mereka juga.

"Selamat datang di cafe DJEE, pesan meja atau dibawa pulang?"

"Lantai dua masih ada yang kosong?"

Raka membiarkan saja Alia menentukan tempat duduk mereka. Setelah membayar dan mendapatkan pesanan, keduanya segera beranjak menuju lantai dua. Alia sengaja memilih tempat paling dekat dengan jendela, supaya bisa menikmati pemandangan.

"Hey Al," panggil Raka setelah meneguk kopi pesanannya, "Aku bukannya mau ikut campur, tapi kamu dan Ardo baik-baik aja kan?"

"Kak Raka nanya kayak gitu karena Elsa ya?"

Sambil meringis Raka mengangguk, "Kayaknya kamu nggak kaget dengan berita ini. Apa itu artinya kamu udah tahu?"

Alia mengangguk tanpa membalas tatapan pria di depannya, "Richi udah pernah cerita soal Elsa sebelumnya."

"Jadi cuma aku yang berpikir kalau kamu pacaran dengan Ardo," gumam Raka sambil tersenyum masam, "Dia bahkan mengenalkan kamu sebagai adeknya. Aneh."

Alia meringis dan memilih untuk mengalihkan pembicaraan, "Ngomong-ngomong, apa kabar skripsinya Kakak?"

Ekspresi tidak nyaman di wajah Alia berhasil membuat Raka mengurungkan niatnya untuk melemparkan berbagai pertanyaan yang sedari tadi mengganggu benaknya. Namun mengalihkan perhatian Raka tidak membuat masalah selesai sampai di sana. Karena sekarang Raka justru merasa, kalau Alia sedang menyembunyikan sesuatu dari semua orang. Tapi apa?

*

Teman Rasa Pacar – JessJessica

*

"Ngapain ke sini?"

"Sejak kapan aku dilarang main ke sini?"

"Maksudku, bukannya tadi kamu bilang ada urusan dengan Elsa?" Alia membuka pintu kamarnya lebar-lebar, kemudian beranjak duduk di kasur, "Kok sekarang udah di sini?"

"Udah selesai urusannya," jawab Ardo sambil melemparkan ranselnya ke sembarang tempat, "Pulang dengan siapa tadi?"

"Kak Raka. Kan kamu yang minta dia buat nganterin aku pulang,"

"Diantar sampai ke kos kan?"

"He-em. Ditraktir ice cream juga di DJEE," karena Ardo hanya manggut-manggut, jadi Alia bertanya, "Jadi, kalian benar-benar jadian? Maksudku, kamu dan Elsa."

"Hm,"

"Oh..," gumam Alia sambil memainkan remote di tangannya, "Sejak kapan?"

"Kenapa tanya-tanya? Cemburu?"

"You wish!"

"I am."

"Nyebelin,"

"Kayak kamu nggak nyebelin aja,"

"Ih, Richi!"

Ardo terkekeh dan kemudian larut dalam kesibukannya membalas pesan yang silih berganti masuk ke ponselnya. Pria itu baru menoleh setelah Alia mendekat dan bersandar pada bahunya.

"Kamu bahagia kan?"

"Nggak usah drama, Al."

Alia menggeleng, menjawab dengan suara pelan, "Bukan drama, tapi pengen tahu. Jawab aja kenapa sih?"

Ardo memikirkan kalimat itu baik-baik sebelum akhirnya mengangguk, "Iya."

"Syukurlah," kekeh Alia, "Besok mau dimasakin apa?"

"Nasi goreng?"

"Siap Bos!"

"Pakai sosis dan sayuran ya? Ayam goreng dan telur dadarnya disuwir-suwir. Jangan lupa kerupuk udang dan acarnya."

"Ih Richi!!"

Setelah Ardo berpamitan pulang, Alia langsung berlari ke kamar mandi. Dengan wajah pucat dan tubuh gemetar gadis itu membungkuk di atas toilet, memuntahkan isi perutnya berkali-kali, kemudian jatuh terduduk karena kehabisan tenaga. Susah payah gadis itu berusaha bangkit untuk membersihkan semua kekacauan yang ditimbulkannya, namun tidak berhasil. Pada akhirnya ia hanya bisa duduk pasrah sambil mencengkeram dadanya yang sesak karena menahan tangis sejak tadi.

Ternyata Alia tidak sanggup bertahan lebih lama lagi, karena dalam hitungan detik airmata sudah membasahi pipinya, diiringi isakan pilu menyayat hati.

"Cinta," bisik gadis itu di antara tangisannya, "Richi."

**

Teman Rasa Pacar - Slow UpdateWhere stories live. Discover now