TRP 5 :Teman Rasa, AliArdo

48K 3.4K 311
                                    

Mulmed : AliArdo.

**

    Alia balas menempelkan tangannya pada pipi Ardo. Jempolnya bergerak mengelus, membuat Ardo memejamkan mata dengan sedikit senyuman pada bibirnya.

"Kapan aku ngelarang kamu pacaran, hm?"

"Delia?"

"Delia itu pengecualian," sergah Alia sambil memutar bola mata, "Soalnya dia punya Kak Fadli."

Ardo mendengus, namun alisnya bertaut saat bertanya, "Jadi boleh?"

"Bolehlah!" tegas Alia, "Jadi, siapa gadis beruntung itu, hm?"

Ardo menjilat bibirnya sebelum menjawab, "Ingat waktu kita keluar bareng Raka dan yang lain-lain? Futsal dan karaoke?"

"Yang waktu hidung kamu luka itu?"

Ardo tertawa dan mengangguk, "Dia orangnya."

Kening Alia berkerut bingung saat bertanya, "Maksud kamu?"

"Cewek yang nabrak sampai hidungku luka. Dia orangnya."

"Oh ya ampun!" seru Alia kaget. Sejurus kemudian, gadis itu mulai cekikikan, "Kok hidup kamu drama banget sih Richi?"

"Dikatakan oleh ratu drama sejagat raya."

Alia masih tertawa, namun ia tampak penasaran saat bertanya, "Jadi, gimana ceritanya sampai kamu bisa dekat dengan dia? Kalian tukaran nomor handphone sehabis tabrakan itu?"

"Ternyata dia mahasiswi kampus kita juga. Kami ketemu di organisasi kampus," Alia mendengkur bosan dan Ardo langsung membalas gadis itu dengan nada menghina, "Maaf ya Al, aku bukan mahasiswa cupu yang cuma ikut organisasi relawan anti narkoba selama kuliah."

Alia terkikik lagi dan bersikap manis agar Ardo tak benar-benar marah, "Iya, maaf. Terus gimana kelanjutannya?"

"Nggak ada kelanjutan apa-apa."

"Loh? Kok nggak ada? Gimana bisa pacaran kalau ceritanya berhenti cuma sampai ketemu di organisasi kampus?"

"Well, sebenarnya kami udah makan siang bareng beberapa kali," Ardo mengakui sambil nyengir, "Makan malam juga udah pernah."

Dalam sekejap, tangan Alia sudah singgah di pipi Ardo dan menamparnya, "Kurang ajar! Pendekatan sama cewek nggak bilang-bilang! Kamu sengaja kan, supaya aku nggak minta pajak jadian?"

"Ini udah ku kasih tahu," Ardo mengatakan itu tanpa nada bersalah.

"Tapi kalian udah makan siang dan makan malam bareng, Richi! Jangan-jangan kalian udah cipokan?"

"Udahlah!" balas Ardo bangga, "Ardo!"

    Alia menerjang Ardo dengan menekankan bantal pada wajah pria itu, sekaligus menduduki perutnya. Ardo yang tergelak berusaha melepaskan diri, namun Alia bertahan dengan niat jahatnya untuk membuat pria itu kehabisan napas.

"Nyawa atau pajak jadian?" todong Alia gemas.

"Nggak ada duit."

"Nggak mau tahu," sahut Alia otoriter, "Gadai motor kamu, atau jadi gigolo sekalian, buat bayarin aku makan."

"Ku kelitikin kamu, hm?" Ancam Ardo sambil bergulat dengan bantal yang menekan wajahnya. Tidak lama kemudian, jari-jari panjang pria itu sudah bergerak untuk menangkap pinggang Alia, dan bergerak di sepanjang sisi tubuh gadis itu.

    Alia terjungkal karena rasa geli. Gadis itu tertawa histeris sambil mencoba melepaskan diri dari tangan Ardo yang masih jahil menyentuh pinggangnya.

Teman Rasa Pacar - Slow UpdateWhere stories live. Discover now