Chapter 5

1.3K 124 4
                                    

(Hai, bab ini sampai bab selanjutnya sudut pandang orang ketiga diganti dengan sudut pandang orang pertama "Aku" yang diperankan oleh Sophie Madison untuk adegan yang lebih mencekam dan menegangkan.)
-------------------------------------------------------------

Bibir Jo bergetar menatap seorang pria tua yang rubuh di hadapannya, darah kehijauan pria itu terus menetes ke jalanan. Jantung Jo berdegup kencang dan butiran keringat mulai mengucur melewati pipinya.

Aku menutup mulutku lalu memeluk Mom, "Mom aku melakukannya! Aku membunuhnya."
Mom melepaskan pelukanku dan menatap wajahku, "Kau harus melakukannya atau ia yang akan melakukannya kepadamu nak."

Walaupun aku masih merasa tanganku bergetar tapi aku merasakan adrenalinku terpacu, aku tidak bisa disini terus sedangkan para kanibal yang tidak tahu berapa jumlahnya sedang berlari mengejar kami.

Aku menghela nafas, "Mom, Jo, kita harus pergi, sekarang!"

*

"Pasar kota, kita bisa melalui itu menuju ke perpustakaan." Ucap Hanna ditengah-tengah larinya dan nafas yang terengah.

Aku yang berlari di samping Mom mengangguk. Bukan ini kehidupan yang ku harapkan, bukan berlari dan bersembunyi dari kanibal. Aku takut, benar-benar takut, perasaanku campur aduk saat aku harus membunuh seseorang entahpun ia kanibal atau manusia.

Aku menatap Jo yang berlari di belakangku dan memegang dua bilah pedangnya yang masih suci. Setidaknya pedang itu belum membunuh makhluk hidup.

"Mereka menghilang." Teriak Jo yang terengah.

"Mom mereka menghilang." Ulang ku ke Mom.

Mom mengangguk, "Kita harus tetap berlari, hari sudah mulai gelap, kita tidak boleh dijalanan di malam hari."

Aku memperlambat lariku dan menatap langit yang mulai menghitam, aku tidak tahu bagaimana jadinya jika kami belum menemukan tempat bersembunyi sampai larut malam.

Mom mengisyaratkan tangannya untuk berlari terus ke depan dan melewati persimpangan.

Aku melihat kebelakang memastikan Jo tidak terpisah dari kami.

Aku memekik melihat sekumpulan kanibal yang siap menyergap dari kanan Jo, aku melihat mereka mulai melompat dan menangkap siapapun yang melewati persimpangan itu. Aku menghentikan langkahku dan tersandung di sebuah lubang kecil dan berguling-guling sampai tubuhku menabrak pintu salah satu toko.

Pandanganku mulai buram, aku ingin bangkit, menolong Jo, apakah ia akan mati? Secepat ini? Teriakan Jo dan suara sobekan kulit benda tajam membuatku tak bisa melihat lagi.

Aku merasakan seseorang merogoh sakunya, ia menguncang tubuhku, aku ingin melihatnya tapi benturan di punggungku membuatku benar-benar tak berdaya.

Suara dentuman pistol terdengar nyaring sampai aku mulai bisa melihat lagi sedikit demi sedikit. Mom sedang berlutut membelakangiku, ia menembak siapapun yang mendekat. Aku menghela nafas panjang mengingat Mom masih hidup.

"Jo?" Ucapku sekuat tenaga namun hanya seperti desahan diantara bisingnya bunyi peluru yang keluar dari pistol. Aku berusaha bangkit dan melihat Jo tak jauh dari Mom dan memegang kedua pedangnya dengan kokoh.

Aku berusaha bangkit dan melihat Mom menembakkan peluru terakhirnya, ia menoleh kebelakang.

"Kita harus bersembunyi." Ucap mom dengan raut yang takut, rambut mom berantakan dan kulit pipinya bernoda debu.

Aku mengangguk, "Jo, mereka terlalu banyak." Teriaknya. Jo menoleh setelah memenggal tangan salah satu kanibal di hadapannya. Lalu ia mengangguk.

"Syukurlah kau baik-baik saja." Ucap Jo berlari ke arahku lalu memelukku erat.

The CannibalsWhere stories live. Discover now