Part 3

2K 63 0
                                    

Hampir dua jam kemudian, aku sudah berbaring pasrah di tempat tidur. Thunder baru saja pulang setelah mengantarkanku kembali ke rumah. Aku bahkan tidak mengganti baju, hanya mencuci muka dan langsung berbaring seperti ini. Bukan hanya tenaga yang terkuras malam ini, tapi juga emosiku. Bagaimana mungkin Thunder bersikap seperti seorang kekasih padahal kami tidak pernah mengobrol lebih dari 10 menit selama aku mengenalnya. Dan Lay! Siapa dia!? Berani-beraninya dia bersikap seperti itu!

Belum selesai aku mengutuk kedua pria itu, ponselku berdering. Ada nomor tak dikenal yang masuk. “Hallo?”

“Syukurlah kau belum tidur.”ujar suara diseberang. Aku yakin sekali kalau si penelpon adalah Lay.

“Apa ini kau, Lay?”

Kudengar suara tawa renyah diseberang. “Kau menyangkalku tadi. Tapi kau bisa mengenali suaraku dengan sangat mudah.”ujarnya lembut.

Tentu saja aku bisa membedakan suaranya. Aku bahkan berani bertaruh kalau semua orang pasti bisa membedakan suaranya. Suaranya bahkan sangat indah saat bicara seperti ini. “Kau rupanya benar-benar sudah menyelidiki segalanya tentangku, ya? Bagaimana kau bisa mendapatkan nomor telpon yang bahkan hanya sedikit sekali orang yang tahu.”

“Aku tahu. Aku rasa itu cukup. Aku sebenarnya hanya ingin mengucapkan selamat tidur. Tapi akan lebih baik kalau kau berganti pakaian dengan yang lebih nyaman sebelum tidur.”

“Bagaimana kau bisa tahu? Kau ada dimana sekarang?”tanyaku cepat dan tanpa sadar melompat dari tempat tidur untuk memperhatikan keadaan sekitar, memastikan kalau Lay tidak ada disana.

“Jangan bodoh, Lily. Aku tidak ada di kamarmu. Jadi jangan bersikap berlebihan seperti itu. Aku hanya menebaknya. Kau pasti sangat lelah dan tidak mengganti pakaianmu. Tapi percayalah, kau akan lebih nyenyak kalau kau mengganti pakaianmu.”

“Aku tidak peduli. Dan kalau kau sudah selesai, aku akan menutup telpon. Aku ingin tidur sekarang.”

“Tentu saja, kau bisa tidur kapan saja kau mau, tapi aku tidak akan menutup telponnya. Aku ingin mendengar napasmu saat tidur.”ujarnya yang kali ini membuatku takut.

Jangan-jangan dia seorang maniak? Kalau tidak kenapa dia langsung seagresif ini?

“Dengar, Lay. Apapun yang kau katakan aku tetap tidak akan percaya. Kau menginginkanku? No way! Aku bukan orang yang menarik, dan bukan pula orang yang mudah disukai. Seandainya kau bertemu Dara, kau pasti akan tahu apa maksud ucapanku.”

“Aku tahu, sayang. Aku tahu seperti apa Sandara Park dan bagiku kau jauh lebih menarik.”

Ya Tuhan! Ada apa dengan pria ini? Kenapa dia berkeras?

“Sudahlah, aku ingin istirahat karena besok aku mendapat shift malam.”

“Tentu. Selamat malam Lily. Tidur yang nyenyak dan mimpikan aku.”ujarnya lembut tapi sama sekali tidak menutup telponnya sampai aku yang mematikannya.

Baiklah. Kalau aku tidur sekarang. Besok pasti akan berjalan normal seperti hari-hari sebelumnya, tanpa gangguan berarti dari Thunder dan tanpa magnet wanita seperti Lay.

Aku bangun nyaris tengah hari keesokan harinya. Beruntung sekali hari ini aku mendapatkan shift malam, jadi siang ini aku bisa pergi berbelanja keperluan dapur sebelum bersiap untuk pergi ke toko. Setengah jam kemudian, aku sudah selesai mandi dan berpakaian saat telpon rumahku berdering.

“Hallo?”

“Lily ini aku Dara.”

“Ada apa kau menelponku?”tanyaku sambil melirik jam di ruang duduk. Baru jam 12 dan tidak biasanya Dara menelpon ke rumah.

EXO Saga The Series [1] "Night Of The Darkness"Where stories live. Discover now