Part 17

1.4K 61 4
                                    

maaf ya lama d update nya,,silahkan baca!!! ^^

Satu jam kemudian kami sudah sampai di depan Dragoste Hall, di Windsor. Sekali lagi Lily terkejut melihat rumah itu. Bukannya ingin menyombongkan diri, tapi aku tidak suka dengan rumah biasa. Aku tidak bisa memiliki rumah yang memiliki kamar kurang dari lima karena aku selalu sering mendapatkan kunjungan mendadak dari Kris, ataupun Suho yang memang lebih sering menghabiskan waktunya untuk membuatku frustasi daripada mencari kesenangan lain yang sebenarnya bisa mereka dapatkan dengan mudah.

“Luhan tinggal disini?”tanya Lily saat kami berjalan masuk melintasi pekarangan yang entah siapa mengurusnya hingga tetap rapi seperti itu.

Aku mengangguk cepat. “Kalau kau berharap malaikat itu tinggal di tempat yang tidak manusiawi, maka kau akan kecewa, sayang. Luhan salah satu dari beberapa orang yang dengan sepihak mengklaim rumahku menjadi rumahnya.”jawabku cepat.

Hari sudah jam 11 siang, matahari cukup terik hari ini. Dan aku tidak ingin menguji keberuntunganku saat aku_sangat_membutuhkan keberuntungan itu sendiri nanti malam. Aku menarik tangan Lily agar bergerak lebih cepat bersamaku. Sejak segelnya terlepas, aku bisa merasakan kekuatan Lily mengalir keluar tanpa disadarinya. Dan jelas itu sangat berbahaya karena Angel Hunter sama peka-nya dengan Vampire Hunter dalam memburu ‘mangsa’nya. Ingatkan aku untuk meminta Luhan mengajari Lily menahan kekuatannya.

Kami baru saja menginjakkan kaki di anak tangga pertama saat pintu rumah terbuka lebar. Luhan berdiri disana dengan hanya mengenakan celana jeans putih selutut dengan kaos tanpa lengan. “Cepat masuk!”serunya.

Belum sempat aku menyadari apa yang terjadi, Luhan menghambur keluar dan berdiri menghadap kami dan memunggungi jalanan, memeluk kami dengan sayapnya yang lebar. Desis pelan meluncur dari bibir Luhan saat aku mencium bau darahnya. Sial! Ada serangan!

Aku mencoba keluar dari rengkuhan sayap Luhan yang sangat ketat. Walau sulit, aku akhirnya berhasil keluar dan mendorong Luhan beserta Lily memasuki rumah sambil mengawasi sekitar jalanan yang sama sekali tidak menunjukkan keanehan. Aku berhasil membawa Luhan dan Lily masuk ke dalam rumah dalam beberapa menit. Kalau saja aku tidak melihat panah putih berukir tertancap di bahu kanan Luhan, aku akan mengira kalau serangan tadi sama sekali tidak ada atau klan Scorpio-lah yang menyerang..

“Lepaskan Lily, Luhan. Kita aman, kita sudah didalam.”bisikku sambil menarik Luhan dari Lily.

Aku tahu kalau Luhan sebenarnya sadar, panah itu tidak mengancam nyawanya, tapi cukup mengancam kesadaran Luhan. Luhan diam tak bergerak tadi bukan karena nyawanya terancam, tapi karena dia sedang berusaha menekan kekuatan malaikatnya agar tidak muncul saat aku dan Lily ada di dekatnya. Luhan_dengan segala kelebihannya_tidak bisa menahan kekuatan malaikatnya keluar saat emosinya tidak stabil. Dan ada alasan lain kenapa Luhan tetap memeluk Lily hingga aku mengatakan kalau keadaan sudah aman. Walaupun seorang malaikat, Luhan memiliki trauma-nya sendiri dalam menghadapi hunter.

“Angel Hunter, Lay. Itu alasannya kenapa kau tidak bisa merasakannya.”ujar Luhan menjawab pertanyaan yang hanya kupikirkan tadi.

Lily menegang. Aku bisa merasakannya. Entah kenapa sejak darahku mengalir di tubuhnya, aku bisa merasakan emosi Lily, walau masih sulit bagiku untuk membaca pikirannya. “Dan ini adalah panah malaikat?”tanyaku sambil berusaha mencabut anak panah putih berukir itu.

Luhan mengangguk pelan dan sekali lagi desis itu muncul saat anak panah itu berhasil kutarik. Sial. Mata panahnya bergerigi. Pantas saja Luhan mendesis saat kutarik. Panah malaikat berefek buruk bagi setengah malaikat dan makhluk lain. Tapi hanya menyebabkan luka biasa pada sesama malaikat. Dengan sangat cepat luka bekas panah itu mulai menutup dan hanya meninggalkan robekan pada kaos yang Luhan kenakan.

EXO Saga The Series [1] "Night Of The Darkness"Where stories live. Discover now