Part 8

2.1K 46 0
                                    

*Lily POV*

Terbangun setelah tidur panjang dan mendapati ada pria tampan di ranjangmu seharusnya membuatmu shock. Tapi aku tidak. Entah kenapa aku malah merasa nyaman dengan kehadiran Lay. Bahkan setelah meyakinkan kalau dia tidak pergi, aku bisa kembali tidur, kali ini dengan memeluk tubuh Lay. Dingin memang, tapi aku nyaman dengan memeluknya.

Entah sudah berapa jam aku tertidur lagi, tapi yang jelas saat aku bangun, Lay masih tetap disisiku. Dengan otomatis aku menggeser kepalaku ke dadanya dan memeluk pinggangnya. Tubuhnya yang dingin seharusnya menjadi gangguan bagiku, tapi itu bukan masalah bagiku. Yang penting saat ini aku butuh kenyamanan saat bersamanya.

“Lily...”panggil Lay pelan, suaranya yang lembut dan sangat indah menembus alam bawah sadarku.

Aku mendongak untuk melihat wajahnya, dan tiba-tiba saja Lay sudah merendahkan kepalanya lalu menciumku. Bibirnya terasa dingin di bibirku. Tapi bibir itu menciumku dengan sangat lembut dengan kelaparan tertahan. Kedua tangan Lay meraih pinggangku dan menarikku ke atas tubuhnya. Ini kedua kalinya Lay menciumku dan ciumannya kini berbeda dengan yang dulu. Kali ini bukan ciuman cepat yang menggoda tapi campuran anatara ciuman lembut dan lapar yang memabukkan. Hampir tidak ada kendali diri Lay yang kurasakan dalam ciumannya.

Kami terus berciuman hingga akhirnya aku mendorong Lay menjauh untuk mengambil nafas. Kulihat Lay tersenyum dan membuat dekik kecil di pipi kanannya muncul. Tanpa sengaja aku menahan nafasku begitu saja. Dulu dalam hidupku ada seseorang dengan dekik kecil dalam di pipi kirinya yang selalu mengacaukan duniaku dan akhirnya meninggalkanku dalam keadaan hancur. Orang yang membuatku enggan menjalin hubungan dengan pria manapun. Orang yang dulu memiliki arti lebih dari sekedar belahan jiwaku. Ingatan itu membuatku memejamkan mata dan membuat Lay kembali menciumku. Dalam hati aku tahu kalau ciuman ini akan berakhir dengan sesuatu yang lebih intim. Tapi aku tidak peduli, aku membutuhkan Lay saat ini apapun risiko yang nanti akan kuterima tidak lagi kupikirkan.

Tangan Lay membelai sekujur tubuhku, membuatku merasakan sensasi aneh berputar di perutku. Dengan perlahan aku bisa merasakan bibir Lay menyusuri leherku dan berhenti cukup lama untuk mengecup lekuk tulang selangka-ku. Dengan tangannya yang profesional, dia mulai membuka baju yang kukenakan tanpa menjauhkan bibirnya dari kulit di pangkal leherku. Dalam sekejap bajuku sudah terbuka, dan saat itulah aku sadar kalau Lay memperhatikan tubuhku dengan gairah membara.

“Lay...”bisikku pelan.

Tangan Lay menangkup wajahku, matanya menusuk jiwaku. “Jangan bicara, sayang. Aku ingin menikmatimu. Kau begitu indah.”

“Cium aku.”bisikku entah mendapatkan keberanian darimana.

Dan tanpa diminta dua kali, Lay mencium bibirku tanpa terkendali. Bibirnya melumat bibirku dengan kelaparan, lidahnya menyusuri bibir bawahku, menggodaku untuk memberikan jalan lebih jauh. Dan dia mendapatkannya.

*Author POV*

Lay sudah berusaha menahan apa yang dia rasakan sejak Lily tidur di pangkuannya. Dan saat Lily bangun dan menatapnya sayu, Lay benar-benar tidak bisa menahan apapun yang dia rasakan. Merasakan Lily adalah satu-satunya hal yang bisa dia pikirkan saat ini. Dengan kelaparan yang sangat jelas, Lay mulai mencium Lily. Seakan takut gadis itu akan terluka, Lay mulai mengendalikan setiap emosi dan gairahnya. Karena saat emosi menguasai dirinya, taring Lay selalu muncul begitu saja.

“Lily...”panggil Lay lembut di sela-sela ciumannya.

Lily sama sekali tidak berusaha menjawab. Baginya ciuman Lay lebih penting daripada sekedar jawaban. Bibir Lay mulai menuruni leher Lily hingga sampai di kerah kemeja linen Lily. Dan dengan cekatan jemari Lay membuka kancing kemeja Lily satu persatu hingga memperlihatkan apa yang selama ini hanya bisa dibayangkan oleh Lay.

EXO Saga The Series [1] "Night Of The Darkness"Where stories live. Discover now