BAB 5

192K 5.8K 40
                                    

Warning!!! Typo bersebaran....

Happy Reading guys:)

*****

"Kak" ucap Zee menghilangkan keheningan diantara kami, sekarang kami sudah sampai diparkiran mau pulang.

"Iya, kenapa Zee?" Tanya ku.

"Hhm, a-anu.. i-i-tu tangannya" ucap Zee terbata-bata dan ku rasa tangan Zee juga panas dingin saat ku pegang.

"Oh iya, maaf"
"Yaudah Zee pulang gih, nih harinya mau mendung nanti kalo kehujanan pulangnya" ucapku lagi.

"Eh iya kak. Zee pulang duluan ya kak. Kakak hati-hati" jawab Zee sambil menyalakan motor scoopy hitam nya dan berlalu meninggalkan ku.

Aku juga menyalakan motor ku dan pulang sebelum turun hujan.

Sepanjang jalan aku memikirkan kejadian tadi yang jelas dilihat oleh Zee. Aku merasa tidak enak dengan kejadian tadi. Melihat wayah Zee tadi bisa ku tebak kalo dia sangat ingin bertanya dengan kejadian tadi tapi dia pendam saja.

Saat dia memanggilku tadi "kak" katanya aku sudah menegang dan berpikir Zee pasti bertanya persoalan tadi tapi aku salah, mungkin karna dia melihat wajah ku menegang tadi jadi tidak jadi dia mempertanyakannya.

Huh.... Semua ini membuat ku pusing memikirkannya. Perjodohan ku dengan Zee yang sangat-sangat direstui tapi tanpa perasaan.

Hubunganku dengan Lesya yang sangat ditentang oleh kedua orang tua ku, tapi aku sangat menyayanginya. Dan baru ku sadari, Lesya orang yang ku pertahankan sampai menentang orangtua ku ternyata dia cuma menginginkan uang ku saja.

Mungkin feeling orangtua ku terhadap Lesya selama ini ternyata benar. Ya tuhan..... Maafkan aku karna telah berani menentang kedua orang tua ku demi perempuan yang tidak tulus kepadaku. Sungguh mulai sekarang aku akan berusaha membahagiakan kedua orang tua ku, apalagi aku anak satu-satu nya. huhh.... pa, ma maafin Gerral.

Mulai sekarang ku coba move on dari masalah hari ini. Sebentar lagi juga aku akan tunangan dengan Zee anak dari om Noah dan tante Deasy. Mungkin ini sudah di takdirkan, kisahku dengan Lesya berakhir seperti ini dan ku lanjutkan lembaran-lembaran baru ku bersama Zee. Aku akan mencoba membuka hati ku untuk Zee.

Bismillah.

***

Setelah kejadian di caffe tadi aku lebih memilih diam. Kak Gerral yang membawaku keluar dari caffe tadi dengan paksa. perempuan yang ada di depan meja kami tadi ternyata pacar atau kekasih kak Gerral.

Aku mematung mendengar ucapan mereka tadi, aku diam binggung dengan kejadian ini. Apa maksudnya ini? Jadi kak Gerral punya pacar? Terus aku?

Ah sudahlah, aku cuma perempuan yang dijodohkan dengan kak Gerral atas paksaan dari papa dan mama kak Gerral.
Tapi apa ini, kenapa aku merasa sesak dengan kenyataan ini.

Perasaan apa ini?

Sudah-sudah cukup, aku gak boleh berharap bahwa kak Gerral dengan serius mau menerima perjodohan ini, benar-benar tidak mungkin. Tidak mungkin lagi dia mau mencintai ku, perempuan smk yang baru mengijak ke arah remaja ini. Sadar Zee sadar, kamu bukanlah apa-apa di bandingkan pacar kak Gerral tadi.

Tapi kenapa aku menangisi semua kenyataan ini. Aku sudah menahan dari tadi agar air mata ini tidak jatuh tapi ini apa, ihh sakit banget rasanya.

Disaat aku tau kalo perempuan yang tadi adalah kekasih kak Gerral dan disaat itu juga aku mengetahui mereka putus di hadapan ku. Terlihat dari bola mata kak Gerral, dia sangat terluka atas perlakuan pacarnya tadi yang hanya menginginkan harta nya saja.

Perempuan apa dia itu yang begitu bodoh mempermainkan hati kak Gerral hanya demi sejumlah uang?

Aku sangat penasaran dengan kejadian tadi. Aistt ini sungguh bisa membuatku sangat sangat sangat penasaran dengan penjelasan kak Gerral. Tapi tadi, saat aku panggil "kak" saja kak Gerral sudah menegang.

Siapa sih aku ini?
Kenapa aku bisa sangat penasaran dengan kejadian tadi?
Kenapa aku sangat nyesek waktu tau kalo kak Gerral gak sendiri?
Kenapa aku menangisi laki-laki yang baru 4 kali aku ketemu dengannya?
Kenapa aku bisa jatuh cinta dengan pesonanya kak Gerral?

Aaaaaaaaa, aku benci ini!

Kenapa kak Gerral mau menerima perjodohan ini padahal saat itu dia memiliki pacar?

Memikirkan semua ini membuat ku pusing dan semakin nyesek.

Gak terasa aku sudah masuk komplek rumahku, dan sekarang aku sudah ada di depan pagar rumah ku. Aku turun membuka pagar rumah ku.

Aku memasuki halaman rumah ku dengan perasaan kacau, galau, gegana, sakitnya tuh disini, aku tuh gak bisa di giniin hiksss. Lagu cita-cita kali...

"Assalamualaikum" ucapku dan masuk kerumah.

"Walaikumsalam non" ucap bi Ani menjawab salam ku.

"Ayah, bunda dan Serly kemana bi?"

"Oh, tuan sama nyonya pergi tadi non dan non Serly ke rumah temannya, kerjain tugas kelompok katanya" jelas bi Ani kepada ku.

"Yaudah deh bi. Zee, mau ke kamar aja istirahat"

"Iya non, mau bibi bikinin teh hangat?"

"Tidak usah bi, nanti kalo Zee mau Zee bisa bikin sendiri. Udah dulu ya bi" ucapku lagi dan berlalu menaiki tangga dan menuju ke kamar ku untuk istirhat.

Sampai sudah di kamar, aku langsung merebahkan badan ku ke kasur king size ku ini dan aku pun terlelap.

***

Without them knowing it had begun to grow sense of each other.

Maaf kalo membosankan cerita ini. Maaf kalo bagian ini awkwkd banget-_-
jangan lupakan vote sama komentarnya. Bikin saran juga buat aku supaya aku bisa perbaiki ceritanya.

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang