BAB 31

110K 2.6K 104
                                    

Part khusus Gerral...................
.
.
Happy Reading yapp

--------------**-------------

"Ma"

"Mamaaaaaaaaa" teriak seseorang dengan nada frustasinya.

"Kenapa sih kamu, Ral?" jawab Diva -mama Gerral-. Yah, yang berteriak itu adalah Gerral.

"Kembalikan ponsel aku, ma" ujar Gerral memohon.

"Kan udah mama kasih ponsel, kenapa lagi?"

"Itu ponsel jadul ma, ponsel itu juga rusak. Masa cuma bisa sms doang, kalau buat nelpon suaranya gak jelas." jelas Gerral frustasi.

Diva yang emang sudah tau akan hal mengenai ponsel hanya terkekeh geli melihat penderitaan anaknya ini. "Masih syukur dong bisa digunain untuk sms hmm" jawab Diva sekenanya.

Hal itu alhasil membuat Gerral mengeram kesal. Ponsel dan laptop disita. Ditambah lagi kunci mobil dan motor milik Gerral juga ikut-ikutan disita. Gerral tidak diperbolehkan keluar rumah. Penyiksaan yang tidak terlalu berat untuk hal sitaan. Cuman ada hal yang paling menyiksa Gerral yaitu, tidak bisa mendengar suara Zee maupun ketemu Zee.

"Mama aku sakit"

Mendengar ucapan anaknya itu lantas saja Diva langsung menempelkan punggung tangannya ke dahi Gerral "Tidak panas" tutur Diva sambil memandang anaknya itu.

"Gerral sakit kangen Zee, ma. Gerral ingin ketemu Zee"

Ucapan Gerral membuat Diva benar-benar gemes dibuatnya. Bagaimana mungkin anaknya ini merengek seperti anak kecil yang ingin dibelikan permen. Dan Diva rasa Gerral yang dulu Diva juluki sebagai anak pendiam harus diganti dengan Gerral yang manja.

"Lebay kamu, ini masih pagi Ral yang artinya belum sampai sehari kamu enggak ketemu Zee"

"Sini tukaran posisi biar mama tau gimana rasanya jadi Gerral" jawab Gerral yang menurut Diva sangat-sangat dramatis.

"Makin lebay kamu, sudah sana kamu sarapan dulu papa udah nungguin kamu dari tadi"

"Gerral serius, ma" sahut Gerral terdengar menyedihkan.

Diva hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya ini. "Sarapan dulu, ayo turun sama mama kasian papa nungguin lama" tutur Diva.

"Gerral gak mau sarapan, Gerral mau ponsel Gerral dikembalikan. Sudah, cuma itu"

"Gerral"

"Gak ma, Gerral gak mau"

"Gerral" panggil Diva kembali.

Tidak ada jawaban maupun respon dari Gerral.
Huh, anak ini harus ditegasin. Batin Diva.

"Gerral Jushoa Deniel" panggil Diva dengan nama lengkapnya. Gerral yang mendengar itu memandang sedih mamanya, Gerral tau kalau mama nya memanggil dirinya dengan nama lengkap itu artinya mama nya tidak ingin di bantah.

"Iya" jawab Gerral sambil bangkit mengkuti Diva yang berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur.

Huhh helaan nafas kasar terdengar terus menerus ditelinga Diva. Sejujurnya Diva juga kasian melihat anaknya semenyedihkan ini. Tapi mau bagaimana lagi, ini tradisi yang tidak boleh dihilangkan. Gerral nya saja yang responnya sungguh berlebihan. Ini cuma sementara, setelahnya tidak akan ada lagi acara pinggitan ini.

Verdan yang melihat istri dan anaknya mendekat mengerutkan keningnya binggung. Melihat anaknya yang nampak murung dan frustasi.

"Ada apa sayang?" tanya Verdan ke Diva.

PerjodohanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora