membuat malu kak zay

15K 792 4
                                    

Saya nggak peduli, seburuk apapun kamu di mata orang lain, tapi di mata saya kamu itu yang paling sempurna, dan tidak bisa tergantikan dengan apapun.

.

Cuma karena kamu gendut, saya tidak mau menerima kamu? Kamu salah, tidak ada perempuan yang tidak cantik di dunia, tergantung mereka sendiri bersyukur atau tidak memiliki wajah yang cantik.

.

"Lo tadi abis ngapain sama Kak Zayyan? Kok pas dia masuk ruangan dia senyum-senyum sendiri?" Rafanda bingung ketika mendengar ucapan Jelita.

"Senyum-senyum? Kayaknya gue nggak ngapa-ngapain sama dia," Rafanda tetap fokus menyetir mobilnya.

"Iya, gue denger sih dia pengin nge-date, apa nge-date nya sama lo? Wah kalau iya, semoga aja kalian berdua cepat jadian." Jelita tetap mengoceh, padahal dia sedang membersihkan make up yang menempel di wajahnya.

"Oh tentang nge-date, iya gue emang mau nge-date sama Kak Zay, lo mau ikut?" Ajak Rafanda, Jelita menghentikan aktifitasnya. Lalu dia menoleh ke arah Rafanda.

"Sekarang yang lola kayaknya bukan gue deh, tapi elo! Lo gimana sih fan, di ajakin nge-date kok ngajak gue, terus gue mau lo jadiin apaan di sana? Ngeliaton lo berdua nge-date? Ogah banget, mending maskeran di kamar." Jelita menolak ajakan Rafanda, karena ia tidak ingin mengganggu Rafanda dan Zayyan.

"Siapa tau aja lo mau ikut, kan gue cuma mau ngajak, udah sampe rumah lo nih, turun, turun, cepetan." Rafanda menyuruh Jelita turun dengan paksaan.

"Iya gue turun, dan peralatannya taruh di mobil lu aja Fan, biar nggak repot."

"Iya." hanya jawaban singkat yang di berikan oleh Rafanda.

Setelah Jelita keluar dari mobilnya, Rafanda mengendarai mobilnya ke rumahnya. Dia tinggal di kawasan Bekasi, namun lebih dekat dengan Jakarta, bisa di bilang Bekasi pinggiran Jakarta, rumah rafanda cukup besar, karena hanya di tempati seorang diri, Mama dan Papa nya jarang ada di rumah karena sering kerja di luar kota bahkan terkadang ke luar negri, dan Rafanda tidak ada yang mengurus. Oleh sebab itu dia biasa memakan junk food dan fast food, yang menyebabkan badannya menjadi besar.

*

Zayyan membuka lemarinya, mencari pakaian yang pas untuk dia pakai nanti malam, meneliti satu persatu jas nya dan melihat yang mana yang pas, dan matanya tertuju pada jas yang baru dia beli seminggu yang lalu dengan harga yang cukup fantastis untuk kalangan biasa, namun tidak untuk Zayyan. Setelah yakin untuk memakai jas tersebut, Zayyan lalu mengganti bajunya menggunakan jas tadi, dan dia tersenyum puas melihat pantulan tubuhnya di cermin.

'Perfect'

Setelah malam telah tiba, Zayyan keluar dari apartementnya dan segera melajukan mobilnya ke rumah Rafanda, tadi sore Rafanda telah mengirim alamat rumahnya, dan Zayyan tahu daerah itu

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Setelah malam telah tiba, Zayyan keluar dari apartementnya dan segera melajukan mobilnya ke rumah Rafanda, tadi sore Rafanda telah mengirim alamat rumahnya, dan Zayyan tahu daerah itu.

Zayyan telah sampai di depan rumah Tafanda, lalu dia memencet bell rumah Rafanda, dan buru-buru Rafanda keluar untuk membukakan gerbang rumahnya, agar Zayyan bisa masuk.

Zayyan memasuki pekarangan rumah Rafanda, dia sempat bingung ketika Rafanda hanya memakai baju kaus lengan pendek dan jeans robek-robek. sangat tidak pas dengan badannya yang gemuk, bahkan saking ketatnya celanya hampir mendekati kata robek, bahkan sekarang Rafanda lebih mirip seperti anak Punk yang ingin nonten konser, dan Zayyan hanya bisa memasang wajah bingungnya.

"Kamu belum siap? Ini sudah malam tapi Kenapa kamu belum siap-siap?" ucap Zayyan setelah ia keluar dari mobil.

"Siapa yang belum siap? Aku udah siap kok, ayo berangkat," Rafanda memasuki mobil Zayyan dan dengan terpaksa Zayyan mengikuti keinginan Rafanda, dia tidak menyuruh Rafanda untuk mengganti bajunya dengan yang lebih pas.

Di dalam perjalan ke restaurant, zayyan hanya diam saja, tidak ingin berbicara pada Rafanda yang tidak sopan, bagaimana bisa? Mereka berdua ingin nge-date bukannya ingin pergi konser, seharusnya rafanda memakai gaun atau paling tidak dress, tapi apa? Dia malah memakai baju yang sangat tidak pas di pakai oleh tubuhnya.

"Kita mau makan di mana? Kenapa Kakak rapi banget? Emangnya kita mau ke pesta ya?" Pertanyaan konyol itu memancing emosi zayyan. Rafanda memang sengaja memakai baju yang tidak pas, biar Zayyan tahu rasa bahwa Rafanda tidak ingin nge-date bareng Zayyan.

Setelah sampai di depan Restaurant Jepang ternama di bilangan Jakarta, Rafanda dan Zayyan turun lalu mereka berdua memasuki Restaurant tersebut.

Duduk lesehan adalah pilihan Zayyan, dan Rafandapun tidak memasalahinya.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Zayyan tegas, membuat Rafanda sedikit takut mendengarnya.

"Eenggh, apa aja, semua makanan Aku suka, kecuali makanan dari duit haram." begitulah Rafanda, jika sudah sangat lapar, dia pasti ngomongnya ngelantur.

"Duit haram? Maksud kamu duit saya haram?" Zayyan tersinggung mendengar jawaban Rafanda.

"Maaf Kak, itu memang kebiasaanku kalau lapar, aku suka ngomong ngelantur." Rafanda hanya bisa nyengir kuda, berusaha agar Zayyan mau memaafkannya dan Zayyanpun mau memaafkan.

Setelah itu zayyan memanggil pelayan dan memesan 2 sushi dan teh poci tanpa gula.

Sambil menunggu pesanan mereka datang Zayyan dan Rafanda berbincang-bincang, mengenali satu sama lain.

"Kamukan sekarang menjadi asisten Jelita, bagaimana dengan kuliah kamu? Apa tidak terganggu? Apa tidak sayang jika kamu mengambil cuti?" Tanya Zayyan memulai obrolan.

"Aku lagi males banget kuliah."

"Males? Setahu saya kamu anak rajin, jelita juga pernah bercerita bahwa kamu sangat rajin kuliah dan juga sangat pandai."

"Itu dulu, sebelum ada cowok ganteng yang bikin aku patah hati." Rafanda kembali mengingat bagaimana dulu ia di tolak oleh Panji, senior yang sangat ia cintai setengah mati. Yang membuat harga diri Rafanda di injak-injak. Karena telah mengejar-ngejar Panji. Dan sekarang Rafanda sudah sadar bahwa Panji sangat tidak pantas untuk Rafanda.

"Kamu pernah patah hati? Wow, saya kira yang kamu tau hanya soal makanan."

"Iya, dan itu rasanya sakit banget loh kak." Zayyan hanya tersenyum mendengar ucapan Rafanda. Lama kelamaan Rafanda sudah tidak terlalu menutup dirinya di hadapan Zayyan.

Pesanan mereka pun akhirnya datang, dan dengan sangat lahap Rafanda memakan sushinya, sedangkan Zayyan memakan sushinya dengan elegant.
.
.
.
.
.

Nur Azizah, Bekasi, 24 juni 2016. {Sudah di revisi}

Fat? No Problem ✅ Sudah TerbitTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon