pengrusuh

12.7K 766 3
                                    

2 minggu sudah rafanda menjadi asisten jelita, sekarang hari libur dan rafanda akan merayakan hari liburnya dengan tidur sepuasnya, karena selama 2 minggu rafanda jarang tidur karena harus mengurus jadwal jelita yang mulai padat.

Rafanda tidur dengan tenang, tidak ada mimpi buruk lagi. Namun malah ada suara berisik yang berasal dari luar kamarnya.

Dengan sangat malas dia keluar dari kamarnya dan melihat ada apa di luar sana, apakah para pembantunya sudah pada balik dari kampung? Atau ada maling?

Rafanda mengambil sapu yang berada di sampingnya dan berjalan ke arah dapur sambil membawa sapu tersebut untuk berjaga-jaga jika itu adalah maling.

Rafanda terus berjalan memgendap-ngendap hingga sampai di dapur, kemudian dia memencet saklar lampu dan lampu pun menyala.

"Kak zay? Ngapain di dapur aku?" Ternyata zayyan lah yang sedang berada di dapur rafanda, padahal masih sangat pagi, tapi zayyan sudah berada di rumah rafanda. Dan zayyan sedang memberantakkan lemari es rafanda yang sanaat penuh terisi oleh makanan, kemarin rafanda baru saja membeli di super market untuk persediaan makan tengah malamnya.

"Saya sedang memeriksa kulkas kamu, saya akan mengubah pola makan kamu dan membuang semua ciki-ciki yang berada di kulkas" zayyan memilih milih ciki yang akan di buangnya dari kulkas rafanda.

"Kakak apa-apaan sih! Ngapain ciki-ciki aku di buang! Balikin lagi nggak ke tempat semulanya, lagian kenapa kakak bisa di sini? Bukannya pintunya masih ke kunci" rafanda mengembalikan ciki-ciki yang di ambil zayyan dan menaruh di kulkas lagi.

Zayyan tidak mau kalah, dia menurunkan lagi ciki-cikinya.

Mereka terus berebutan, yang satu memasukan cikinya kembali ke dalam lemari es sedangkan yang mengeluarkan ciki-ciki tersebut.

"Capek, udah deh aku nyerah😥 terserah kakak mau di buang atau nggak tuh ciki" rafanda menyerah, dia memilih untuk mengambil buah yang berada di lemari es nya lalu memasukkan buah tersebut ke dalam mulutnya.

Zayyan tersenyum senang, dia mengambil semua ciki-ciki yang akan di buangnya dan berjalan ke arah taman belakang rumah rafanda, dan membakar semua ciki tersebut.

"Tega😣 kak zay tega banget, itu mubadzir loh nggak bagus, mending tadi ciki-cikinya kita kasih ke anak jalanan yang kelaparan" rafanda sudah berada di samping zayyan, dia hanya bisa memandangi ciki-ciki tercintanya yang sudah di lahap api.

"Kenapa baru bilang? Kalau tadi kamu ngomong pasti nggak bakalan kakak bakar cikinya" zayyan menoleh ke rafanda yang sedang memakan apel sambil nyengir kuda.

"Sudah, tidak usah di lihat lagi cikinya. Nanti kamu pingin lagi" zayyan berjalan masuk ke dalam rumah rafanda dan dia duduk di sofa yang berada di ruang keluarga.

Rafanda pun mengikuti zayyan, duduk di samping zayyan dan memencet tombol televisinya.

"Kok kakak bisa masuk ke rumah aku?" Tanya rafanda bingung.

"Iya, tadi pagi kakak ke rumah jelita dulu minta kunci rumah kamu dan dia ngasih ini ke kakak" zayyan menunjukkan kunci serep yang memang rafanda buat untuk jelita. Kunci rumah yang gantungannya bergambar onta, sedangkan yang punya rafanda bergambar panda.

"Rumah kamu sepi banget? Kamu tinggal sendirian?" Tanya zayyan sambil menonton televisi.

"Iya, mama dan papa aku jarang di rumah mereka kerja di luar kota, balik-balik palingan kalau ada acara keluarga dan liburan" setelah apel yang di makannya habis dia berganti makanan, menjadi makan biskuit yang memang tersedia jika ada tamu yang datang ke rumah.

"Kamu tidak takut tinggal sendirian di rumah sebesar ini?"

"Iya, memangnya kenapa?"

"Ternyata kamu cewek pemberani juga ya"

"Iyalah, jadi cewek mah harus berani, nggak boleh cengeng dan manja, tidak boleh selalu bergantung pada laki-laki"

"Fan, saya mau ngomong serius tentang kita" zayyan mengubah pandangannya, yang tadi fokus paaa televisi kini menjadi memandangi rafanda.

"Kita? Kakak aja kali jangan ngajak-ngajak rafanda"

"Rafanda saya serius"

"Aku juga serius"

zayyan menegakkan tubuhnya berusaha berbicara serius. "Rafanda dinayah saya ingin kamu menjadi pacar saya, dan saya ingin hubungan kita lebih di perjelas"

"Jadi pacar kakak?" Mata rafanda hampir keluar saking kagetnya. Bahkan biskuit yang tadi berada di genggaman nya pun sudah habis dia telan karena kaget.

"Iya, memangnya kamu mau di kira asisten saya lagi? Oleh karena itu saya ingin kamu menjadi pacar saya, dan jika kamu menjadi pacar saya, saya akan mengumumkan ke publik bahwa kamu adalah pacar saya dan saya pastikan kamu akan senang dan bahagia menjadi pacar saya" zayyan memggenggam tangan rafanda, memastikan bahwa perkataannya bukan hanya candaan. Dan rafanda pun balik menatap mata zayyan.

"Kakak lagi nembak aku atau mau jadi presiden? Tadi tuh kakak ngomong kaya lagi baca visi dan misi"

"Rafanda, kamu tidak bisa serius ya?" Zayyan mendekatkan wajahnya hampir bersentuhan dengan wajah rafanda.

"Ih apaan sih kak, jauh-jauh nggak! Aku belum mandi tau" rafanda mendorong badan zayyan agar menjauh.

"Pantesan, tadi saya memcium bau-bau kecut. Ternyata bau nya berasak dari kamu yang belum mandi" wajah rafanda berubah warna menjadi merah, rafanda marah kepada zayyan.

"Biasanya kalau di novel-novel atau di sinetron yang aku tonton, jika perempuannya bilang 'aku belum mandi' pasti cowoknya jawab 'nggakpapa kok kamu tetap wangi' nggak kayak kakak ngomongnya jujur banget, nggak romantis, dan aku nggak suka sama kakak, mending sekarang kakak pulang" rafanda berdiri meninggalkan zayyan yang masih terduduk di sofa.

"Salah lagi tenyata, padahal saya sudah ngomong jujur" zayyan menggelengkan kepalanya, mencoba mengerti perempuan ternyata sangat susah. Karena biasanya zayyan yang di mengerti bukan dia yang harus mengerti perempuan.

*

A/N: di mulmed ada foto para pemain, jadi biar kalian nggak salah orang. Oke segini dulu saya nulisnya nggak kuat soalnya ngantuk banget😪

Fat? No Problem ✅ Sudah TerbitWhere stories live. Discover now