kenangan itu...

13.6K 769 12
                                    

"Hay kak panji, boleh aku numpang duduk?" Rafanda sedang berada di kantin kampus, dia sedang mencari tempat duduk namun yang kosong hanya tempat panji, kakak senior yang rafanda cintai sejak pertama masuk kuliah.

Panji sempat terkejut melihat keberanian rafanda, mencoba duduk di depannya, para mahasiswa/i lain saja tidak ada yang berani, kecuali para sahabatnya yang memang di perbolehkan duduk di dekatnya.

"Boleh, asal ada syaratnya" jawab panji dingin. Rafanda mulai menimang-nimang apakah ia masih mau duduk di dekat panji atau lebih memilih kabur.

"Boleh deh kak, emangnya syaratnya apa?" Tanya rafanda, kaki nya sudah sangat pegal dan perutnya pun sudah teriak ingin di isi.

"Lo baca nih surat yang tiap hari lo taro di loker gue, nyampah tau nggak? Dan harus kencang bacanya, kalo nggak mau lo gue kerjain setiap hari" rafanda takut setengah mati, sedangkan panji tersenyum menang.

Memang dari semester 1 rafanda memang sudah menjadi pengagum panji, setiap hari pula rafanda mengirimkan surat untuk panji berharap panji membalas surat tersebut.

"Tapi kak, kenapa harus aku yang baca?"

"Ya karena elo yang ngirim"

Rafanda tidak jadi makan, dia mengambil surat yang berada di atas meja, surat terakhir yang dia kirim untuk panji.

Rafanda mulai membuka surat itu dan membaca nya di hadapan panji.

"Selamat siang kak panji yang super ganteng dan kece----"

"Stop, stop, gue bilang lo harua baca dengan kencang"

Rafanda mulai membaca lagi dengan kencang, membuat semua mahasiswa/i yang berada di kantin menoleh dan mendengarkan apa yang dia ucapkan.

"Selamat siang kak panji yang super ganteng dan kece" rafanda menelan salivanya gugup.

"Kakak tau tidak? Aku penggemarmu loh, aku udah suka sama kakak dari semester satu, dan dengan surat ini aku ingin memberitahu isi hatiku, aku suka dan cinta sama kak panji... i love you kak, kecup sayang dari panda unyu" selesai sudah rafanda membaca surat yang dia tulis, semua orang menertawakannya, ada juga yang melemparinya dengan kacang kulit, dan mengatainya.

"Dasar cewek nggak tau malu, udah gendut, kagak cakep, sok-sok-an suka sama kak panji"

"Nyadar diri dong lu jadi cewek"

"Nggak punya malu"

Dan masih banyak lagi ucapan yang membuat rafanda sakit hati. Dengan tanpa dosa panji berdiri dari tempat duduknya dan melangkah pergi keluar dari kantin.

"lo udah boleh duduk" ucapnya santai.

Perutnya sakit, dan sepertinya mag nya kambuh, rafanda memegangi perutnya yang memang dari pagi belum di isi, keseimbangannya mulai menghilang dan beberapa saat kemudian dia terjatuh pingsan.

Perutnya sakit, dan sepertinya mag nya kambuh, rafanda memegangi perutnya yang memang dari pagi belum di isi, keseimbangannya mulai menghilang dan beberapa saat kemudian dia terjatuh pingsan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

"Fan, bangun fan, lo nggakpapa kan?" Jelita sudah berada di samping rafanda, rafanda mengelilingi seluruh penjuru, dia mengucap syukur karena dia tidak berada di kantin kamous, ternyata tadi itu kenangan yang sering terbawa mimpi.

Rafanda mengelap peluh yang ada di pelipisnya.

"Lo baik-baik aja kan? Kok pas tadi gue masuk kamar lo lagi teriak-teriak ketakutan gitu, gue juga denger lo manggil-manggil nama kak panji. Lo ke inget dia lagi?" Tanya jelita, sambil memberikan secangkir air putih untuk menenangkan rafanda.

"Iya nta, gue inget kejadian itu lagi"

"Udah nggak usah di inget lagi orang kayak gitu fan, mending sekarang lo mandi dan ikut gue, lo lupa ya sekarangkan gue ada jadwal pemotretan?"

"Iya gue lupa, bentaran ya gue mandi dulu" rafanda masuk ke kamar mandinya yang memang berada di dalam kamarnya.

Sambil nenunggu rafanda mandi, jelita memilih untuk membuat nasi goreng untuk sarapan dirinya dan juga rafanda.

*

Setelah rafanda selesai mandi dan sarapan,mereka berdua berangkat ke agency jelita, tempat di mana jelita akan pemotretan.

Dan di sana juga ada zayyan, yang baru datang.

"Selamat pagi kak, barundatang ya?" Sapa jelita ramah.

"Iya, saya baru datang, hey selamat pagi panda unyu🐼 Kenapa kamu tidak mengucapkan selamat pagi untuk saya?" Zayyan berbicara persis di hadapan rafanda.

"Bruk" saking kagetnya rafanda sampai melepas peralatan jelita yang berada di genggaman tangan kanan dan kirinya. Jelita berteriak histeris karena melihat peralatannya yang berserakan.
Untung saja tidak ada yang rusak.

"Ya ampun fan... grogi sih boleh, tapi jangan peralatan gue lo lepas gitu aja, ragi bandar deh gue jadiin elo asisten" jelita mengomeli rafanda, setelah selesai mengomel jelita memasuki kantornya duluan tidak bersama rafanda.

"Aarrggh ini semua gara-gara kak zay, coba aja tadi kak zay nggak deketin aku, aku pasti nggak kaget dan ngelepas tas peralatannya onta" wajah rafanda sampai memerah saking marahnya.

Zayyan memgelus pipi rafanda lembut mencoba menenangkan rafanda "maafkan saya, jika ada yang rusak bilang saja, pasti saya ganti" tangannya berpindah menjadi menggenggam tangan rafanda, dan mereka berdua memasuki kantor dengan bergandengan tangan.

Dan wajah rafanda yang tadinya memerah berubah normal, ketika di elus oleh zayyan.

"Ya ampun, kak zayyan so sweet banget sih" teriak jelita dari dalan kantor agency, melihat perilaku zayyan kepada rafanda.

Fat? No Problem ✅ Sudah TerbitWhere stories live. Discover now