VIOLET (Oneshoot)

311 30 19
                                    

Violet
.

.

.

***

Pagi yang cerah, matahari tengah memancarkan sinarnya menerangi seluruh pelosok bumi. Di sebuah toko bunga, nampak seorang wanita sedang sibuk merangkai bunga yang berwarna ungu. Memberikan tambahan keindahan pada bunga itu, walaupun bunga itu sebenarnya sudah sangat cantik.

"Hei, Park Chorong, kau simpan di mana bunga mawar putih tadi, ha?" tanya sesorang dari dalam toko.

Mendengar namanya disebut, seketika gadis yang di panggil Chorong tadi langsung berbalik. "Ah, kurasa aku menyimpannya di samping meja berwarna pink itu," jawab Chorong. Kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya semula.

"Aku tidak melihatnya, sebenarnya kau simpan di mana, sih?" kata seseorang yang kemudian muncul dari balik pintu berwarna putih itu.

"Apa kau tuli? Aku sudah mengatakan kalau bunga itu aku simpan di samping meja pink di sebelah sana," jawab Chorong.

"Aku tidak menemukannya. Jika kau tak percaya, sana cari sendiri," kata Eunji, sahabat Chorong sekaligus salah satu pemilik toko bunga ini.

Chorong kemudian menyelipkan rambutnya di belakang telinga lalu mendengus kesal. "Baiklah, jika aku menemukannya, kau yang harus mengantar bunga itu. Oke?" kata Chorong.

"Tidak masalah, lagipula aku sudah tahu siapa nantinya yang akan mengantar bunga itu," kata Eunji sombong.

"Ck, kita lihat saja nanti," kata Chorong kemudian berjalan memasuki toko bunga itu. Sebenarnya Chorong adalah gadis yang pelupa. Jika ia menyimpan sesuatu, dalam sekejap dia akan melupakannya. Itulah sebabnya Eunji tidak takut jika diancam seperti itu.

Seperti sekarang ini, sebenarnya tadi dia hanya asal bicara, agar Eunji tidak mengejeknya lagi pagi-pagi. Kini Chorong berusaha mencari bunga mawar putih itu, kali ini dia tidak boleh gagal. Dia tak akan mau mengantar bunga itu, karena orang yang memasan bunga itu adalah seorang kakek mesum. Dia selalu memesan bunga berbagai jenis setiap harinya di toko miliknya dan Eunji. Dan setiap hari Chorong lah yang harus membawakannya, karena Eunji selalu punya alasan untuk tidak mengantarnya. Anak itu memang pintar mencari alasan. Sungguh menyebalkan. Kali ini, dia tak akan kalah, gadis itu yang harus mengantarnya.

"Aigoo ... di mana bunga itu kusimpan tadi? Aku benar-benar lupa," kata Chorong. Sambil terus menyusuri tempat-tempat yang kemungkinan bunga itu berada.
"Aish, di mana bunga itu? Ya, Tuhan ... biarkan sekali ini bukan aku yang menantar bunga itu kepada si kakek mesum," kata Chorong frustasi.

"Apa kau sudah menemukannya, Chorong-ssi?" teriak Eunji dari luar.

"Tsh! Dasar, lihat saja, aku tak akan kalah kali ini, Eunji-ssi," kata Chorong dengan nada pelan, agar tidak didengar oleh Eunji.

Kini Chorong semakin bersemangat mencari bunga itu. Dan tiba-tiba kakinya menyenggol sesuatu. Segera ia melihat benda itu, seketika itu juga matanya membulat sempurna. Yah, benda yang dari tadi ia cari kini ia temukan.

"Hah, akhirnya ketemu. Sepertinya hari ini adalah hari keberuntunganku," kata Chorong senang. Segera ia meraih pot bunga itu, kemudian membawanya keluar. Memperlihatkan kekalahan Eunji.

"Eunji-ssi, hei! Eunji, kali ini kau yang harus mengantar bunga itu kepada kakek mesum, hahahaha," kata Chorong berlari menuju keluar menghampiri Eunji.

"Apa kau menemukannya, Chorong?" tanya Eunji. Langsung dibalas anggukan senang oleh Chorong.

"Tsh! Jangan membohongiku, Chorong-ssi," kata Eunji menatap Chorong. Segera Chorong memperlihatkan bunga itu kepada Eunji. Dan seketika itu juga mata Eunji membulat sempurna. Tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Bagaimana bisa si pelupa Chorong menemukannya?

ROOM 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang