EVENT RUMAH_12 a.m

26 6 6
                                    

Screenwriter: yoonys  // Casts: NCT Doyoung, NCT Jaemin & NCT Jaehyun,

***

Udara dingin menusuk kulit saat aku membuka pintu balkon kamar. Hawa segar setelah hujan mengguyur semalaman menghilangkan suasana gelap tengah malam.

"Ada apa?" tanyanya sembari meletakkan segelas cokelat hangat di meja dan duduk di sebelah ku. Dia Doyoung Hyung. Orang selalu aku ganggu jika aku dalam perasaan seperti ini.

"Aku takut, Hyung. Aku takut menghancurkan semuanya. Emosiku terlalu kuat," ucapku sambil memandang langit malam ini.

"Mana sini tangan kamu." Tanganku ia genggam saat aku bereaksi pada ucapannya. "Apa yang sudah tangan ini perbuat?"

Aku menunduk dalam. Menyembunyikan wajah yang hampir basah karena air mata. Aku menahannya agar air itu tidak benar-benar jatuh hinga nafasku tercekat. Bayangan kejadian tadi siang terus terngiang di ingatanku. Aku yang terlalu lelah dengan segala urusan kampus dan pekerjaan meluapkan kekesalan ku pada Jaemin.

"Hei, lepaskan saja," katanya sambil mengusap lembut punggung tanganku. "Menangislah kalau itu membuatmu lega. Tak apa."

Tetes demi tetes air mata yang sedari tadi tertahan meluncur tanpa hambatan. Sesekali ku seka air mata penyesalan ini.

"Hyung, aku bukan kakak yang baik untuk Jaemin." Suaraku bergetar mengucapkannya. "Hyung, aku tadi memukulnya."

Kesalahpahaman yang terjadi membuatku hilang akal. Potongan koran yang akan aku susun untuk tugasku ia buang karena ia pikir itu sampah.

"Hyung, haruskah aku pergi juga? Aku tak berguna, Hyung. Aku hanya menyakiti Jaemin jika tetap ada di dunia ini."

"Jaehyun! Kamu sadar dengan apa yang kamu katakan? Apa kamu pikir dengan kamu pergi Jaemin tidak akan kehilangan? Jaemin sekarang hanya punya kamu. Apa kamu tega meninggalkan dia sendiri di dunia ini?"

Sesak itu yang aku rasakan sekarang. Perkataan Doyoung Hyung membuat dadaku semakin sakit. Aku tidak mau meninggalkan Jaemin. Aku tidak mau membuat dia merasa kehilangan lagi tetapi aku terlalu buruk untuk menjadi kakaknya.

"Kamu tau apa yang kamu butuhkan sekarang?" Doyoung Hyung melanjutkan. "Teman. Kamu butuh teman, Jae. Teman yang bisa menjadi rumah jika kamu lelah. Kalau kamu sendiri seperti ini terus, kamu pendam semua rasa yang kamu rasakan, kamu tidak akan bisa mengendalikan egomu itu. Seperti yang kamu lakukan ke Jaemin tadi."

Aku diam. Aku tahu maksudnya tapi aku tak ingin memikirkannya terlalu jauh. Aku baru saja kehilangan mama dan aku tidak percaya dengan perempuan lain selain mama, bagaimana bisa aku mencari perempuan lain?

"Jae, coba buka hatimu, ya? Sekarang di mana Jaemin?"

"Aku di sini, Hyung." Terdengar suara Jaemin dari ambang pintu kamarku. Langkah kakinya semakin dekat ke arah ku. "Jaehyun Hyung, maaf. Aku tidak sengaja membuangnya. Hyung, jangan pergi. Aku hanya punya Hyung sebagai alasanku untuk pulang."

Tangan dingin Jaemin menyentuh kulit lenganku. Ia mensejajarkan wajahnya dengan wajahku. Ku hadapkan wajah sembabku ke arahnya. Kurengkuh dia dalam pelukanku. Terasa tubuh kurusnya semakin mengurus setelah mama pergi.

"Maafkan aku juga. Harusnya aku tidak sampai memukulmu."

ROOM 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang