Don't Forget Me (Vignette)

296 29 19
                                    

Gray and white
.

.

.

***

Seberapa besar kau menyukainya hingga seperti ini? Seberapa besar kau mencintainya hingga melupakanku?

Buliran air mata membasahi pipi seorang gadis yang tengah menyaksikan adegan romantis di depannya. Tangan gadis itu beralih meremas seragam bagian dadanya dengan isakan-isakan kecil mulai meluncur dari bibir mungilnya tatkala kedua sejoli itu saling merangkul mesra.

Apa dia mencintaimu melebihi semua penantianku?

Soojung segera menghapus air mata dengan ibu jarinya melihat pasangan yang berhasil membuat hatinya hancur berjalan mendekat ke arahnya. Ketika mereka berpapasan, Soojung langsung memberikan senyuman manisnya pada namja yang sama sekali tidak membalas senyumnya.

Seperti yang kau lihat, kau berjalan melewatiku tanpa bersuara. Dan aku tetap berpegang pada janjimu ...

Soojung berlari ke toilet dan menguncinya. Pemandangan tadi memang bukan hal yang baru untuk dilihat. Kim Jongin dan Bae Suzy. Pasangan modis yang selalu mengumbar-ngumbar kemesraan di sekolah meski tergolong baru berpacaran. Namun, Jongin yang biasanya dipanggil Kai benar-benar menunjukkan keseriusannya dalam menjalin hubungan dengan kekasihnya. Suzy.

Soojung menangis bukan karena tidak bahagia dengan resminya hubungan Kai, tapi karena sesuatu yang dijanjikan padanya. Sakit, tentu saja ini sangat menyakitkan kalau kalian lah korban janji palsu yang diucapkan orang yang kalian cintai.

Untuk itu, aku mengerti. Akulah orang paling bodoh tetap menunggumu.

Pedih saat mengingat semua janjimu, sakit saat mengingat dengan lugunya aku percaya dan terus menunggumu untuk melihat ke arahku.

"Aku ingin kau tetap menungguku. Jadi, buatlah aku mencintaimu, Soojung-ah."

"Apa aku terlalu rendah untuk mendapatkan cintamu, Kai? Atau kau lah yang tidak pernah mencoba untuk memberikanya?" lirih Soojung berusaha menghentikan derasnya air mata meski hasilnya tetap saja nihil.

Kenapa kau menyakitiku dengan mempermainkan perasaan tulusku padamu?

***

Kai POV

"Gomawo untuk bekalnya, kau memang gadisku," ucapku mengelus rambut halus Suzy dan di balas dengusan-dengusan kecil darinya. Ahh, dia lucu sekali.

Kami terus bercanda seperti dunia yang besar ini hanya milik kami berdua. Aku mencium bibir merahnya dan mataku menangkap sosok gadis yang melihat kami di balik tembok. Wajah itu ... bukankah dia Soojung? Lalu kenapa dia menatapku sambil menangis seperti itu? Menganggu saja.

Drrttt drrrt ...

Suzy mengambil ponselnya dan mengangkat telepon itu. Beberapa kali aku mendengar ia tertawa. Aku penasaran, ingin sekali aku bertanya 'siapa yang meneleponmu?' tapi aku takut dia menjadi kesal karena menganggapku terlalu protective terhadapnya. Yah, sekedar belajar dari kesalahan yang kubuat hingga Irene memutuskanku.

"Oppa, aku ada perlu sebentar. Aku pergi dulu, ya," ucap Suzy mencium pipi kiriku. Padahal aku tidak mau dia pergi, tapi mau bagaimana lagi?

Setelah Suzy pergi, aku didatangi Sehun. Sahabat kecilku yang sangat dingin, tapi aku tahu di balik sikap cueknya itu, dia sangat pengertian dan baik hati walau wajahnya sama sekali tidak mendukung unsur kelembutan.

"K-kai i-ini untukmu," cicit Soojung yang entah sejak kapan sudah berada di depanku dan Sehun. Di tangan gadis itu terdapat sekotak bekal yang selalu ia buat untukku dan berakhir di tempat sampah.

ROOM 2Where stories live. Discover now