Part 12 [Choices]

59.7K 3.8K 27
                                    

JEREMY SIDE

Aku memeluk mateku dan membawanya berenang menuju istana. Aku melihat wajah mateku memucat, sepertinya ia keracunan.

Sesampai diistana, aku meneriakan beberapa nama pelayan dan tak lama beberapa pelayan menghampiriku.

"Tolong bawa ia ruang perawatan para mermaid. Aku akan mencoba mengendalikan tubuhnya" ucapku, mereka menuruti perintahku.

Aku berenang mencari beberapa obat, dan para pelayan tentu wanita. Karena, jika pelayan pria, bisa saja mereka menyentuh mateku.

Sesudah aku mencari beberapa jenis rumput obat, aku segera berenang menuju ketempat ruang perawatan.

Kurang ajar, siapa yang meracuni mateku?!

Sesampainya di ruang perawat, aku melihat beberapa perawat Mermaid sedang berusaha menyadarkan Stella, tetapi, ia tak kunjung sadar.

Segera, aku menghampiri tubuh Stella dan menaruh gangang harum didepan hidungnya.

Detik demi detik berlalu, namun, tidak ada perubahan dalam dirinya. Aku semakin panik dibuatnya.

"Nafa, tolong panggilkan tabib istana! Dan tolong panggil Hie untuk menyelidiki kasus mateku!" titahku, Nafa pelayanku akhirnya menurut.

Entah siapa orang itu, aku akan menghukum mati! Aku tak akan, membiarkan orang itu lolos berkeliaran begitu saja!

Aku mencoba menggerakan jariku, bermaksud untuk mengendalikan tubuhnya.

Namun, sepertinya sihirku tidak bisa menawarkan racun dalam tubuhnya.

Sepertinya racun itu sangat berbahaya, dan sangat.

Apakah mateku akan selamat? Aku semakin panik!

Tak lama, datanglah tabib istana, para pelayanku itupun berenang meninggalkan ruang perawatan Mermaid ini, tersisa aku, tabib, dan tentu tubuh Stella.

Tak lama, tabib mulai memeriksa denyut nadi, melihat kondisi mata, dan segalanya. Tabibnya seorang pria, dan aku cukup cemburu dibuatnya.

Untung saja ia tabib, jika bukan, mungkin ia akan..

Aku melihat ekspresi ganjil dari tabib tersebut. Ia mengerutkan dahi saat ia memegang leher Stella.

Apa yang terjadi dengan mateku?

"Pangeran.." ucap Tabib itu, aku menatapnya penuh harap. Berharap, Stellaku akan baik baik saja.

"Tolong katakan jujur kepadaku, apakah ia Matemu?" tanya tabib itu yang membuatku sedikit bingung.

"Tentu, kenapa kau tanyakan itu? Apakah mateku baik baik saja?" tanyaku khawatir, ia menatapku penuh selidik. Aku yang merasa ditatap seperti itu semakin heran dengannya.

"Matemu... Seorang manusia?" tanya Tabib itu yang membuatku sedikit terkejut. Ia tahu darimana?

"Bisakah kau rahasia kan itu? Ia bisa hidup didalam air karena ia dibawah pengaruh sihirku" ucapku, ia tersenyum.

"Tentu, pangeran. Aku akan selalu setia bersamamu" ucapnya, aku menghela nafas lega. Setidaknya, tabib ini cukup bisa dipercaya.

"Lalu, kondisi mateku bagaimana? Ia kenapa?" tanyaku mulai diserang rasa panik, ia menatap kearahku cemas. Tidak, instingku mengatakan ada yang tidak beres dengan ini!

"Matemu terkena racun Flawessia. Kau tahu racun itu bukan?" tanyanya yang membuatku membelalak hebat.

Mateku? Terkena racun tersebut?

Tidak, siapa yang berani meracuni mateku dengan racun mematikan itu?!

Bahkan, racun itu tidak ada penawarnya sama sekali!

"Lalu, apa yang harus kulakukan? Menukar nyawaku dengannya kepada penyihir?" tanyaku, ia menggeleng.

"Ini sudah saatnya pangeran" ucap tabib itu yang membuatku menyerngit heran. Saat untuk apa? Aku semakin khawatir dibuatnya.

"Maksudmu sudah saatnya? Jangan katakan jika mateku.." ucapku menggelengkan kepalaku. Tidak, tidak akan kubiarkan ia pergi dariku!!

Tanpa aku sadari, aku menangis. Yah, aku menangis. Aku sebelumnya tidak menangis kecuali saat aku masih kecil. Aku dididik untuk menjadi pria tangguh.

Hanya saja, mateku.. Hanya ia yang membuatku tersenyum. Tapi, karena dia bisa membuatku menangis seperti sekarang.

"Ini saatnya, kau ketempat ratu peri dan mengubahnya menjadi mermaid" ucap Tabib itu yang membuatku terkejut.

Ia gila? Aku tak mungkin melakukan itu tanpa persetujuan Stella!

Ini adalah pilihan berat untukku. Satu sisi, aku tak ingin kehilangan Stella. Disisi yang lain, aku juga harus menghargai keputusan Stella.

"Tetapi, aku akan menjadikannya mermaid atas keputusan Stella. Aku-"

"Maaf pangeran, jika kau memilih seperti itu, maka kau akan kehilangan dirinya. Kuharap, kau memilih keputusan yang tepat" ucap tabib itu berenang pergi. Tersisa aku dan Stella disini.

Aku memikirkan keadaan Stella, dan menatap kearah Stella.

Maaf Stella, sepertinya aku harus mengingkari janjiku..

Hello aku dateng lagi. '-"/

Sebenernya dari awal aku buat cerita ini jat

My Posesive Mermaid PrinceWhere stories live. Discover now