Part 16 [One Plan]

39.2K 2.8K 4
                                    

Jeremy Side.

"Aku tak menyangka, kau akan seperti ini jika bertemu dengan Matemu" ucap Ashley yang membuatku terkekeh. Kami sekarang sedang bersama, seraya berbicara satu dengan yang lain.

"Kenapa kau mengatakan itu?" tanyaku, ia hanya berdecak kesal dan mengibaskan tangannya didepan wajahnya.

"Kau dulu sangat dingin, cuek dan uhh.. Menyebalkan. Kenakalanmu itu yang membuatku seperti rasanya ingin mati" ucapnya, aku terkekeh mendengarnya.

"Aku sudah tobat, percayalah" ucapku, ia hanya tersenyum.

"Apakah matemu sangat cantik?" tanyanya, aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu.

Oh, tentu sangat cantik. Bahkan aku tak perlu menjawab itu, dia seharusnya sudah tahu.

"Pasti ia sangat cantik, hingga pangeran Pasifik ini tunduk padanya" ucapnya yang membuatku kembali terkekeh.

Tentu. Ia adalah, wanita yang cukup lucu. Ekspresi yang ia keluarkan diluar dugaan. Kadang yang ingin membuatku tertawa adalah saat ia galak padaku. Aku yakin, ia seperti itu sebagai bentuk perlindungan diri. Aku sebenarnya, tak peduli ia mencintaiku atau tidak, tetapi ia harus mencintaiku.

Aku ingin menunjukan beberapa hal yang belum ia ketahui di dalam samudra yang luas ini, hanya saja aku tak memiliki kesempatan karena ia terbaring lemah.

Mengingat ia seperti itu, membuatku kembali sedih. Ia pasti, sangat sakit. Aku takut, jika aku gagal. Dan jika aku gagal, lebih baik aku mati saja.

"Kenapa kau sedih?" tanya Ashley yang menyadari perubahan ekspresiku, aku hanya menggeleng.

"Hanya memikirkan keadaan mateku" ucapku. Tangannya terulur untuk mengenggam tanganku, dan ia menatap kearahku.

"Matemu pasti adalah orang yang kuat, Jeremy. Percayalah, ia saja memiliki mate seorang pangeran Pasifik yang gagah." hibur Ashley kepadaku, aku tersenyum kearahnya, walau perasaanku masih cukup sedih.

"Jeremy.." panggil Ashley, dan aksinya terhenti. Ia menyerngit, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres.

"Kenapa, Ashley?" tanyaku yang ikut terhenti dan menghampiri dirinya.

"Aku merasakan, sepertinya ada yang mengikuti kita" ucapnya yang membuatku waspada. Beraninya ia..

"Kau yakin?" tanyaku, ia menangguk mantap.

"Tepatnya, ia mengikutimu" ucap Ashley yang membuatku sedikit, aneh?

"Untuk apa ia mengikutiku?" tanyaku heran, ia hanya mengangkat bahunya.

"Penciumanku sangat tajam, Jeremy dan kau tahu itu. Aku dapat mencium bau Khas mahluk Nimbran. Aku tidak bercanda" ucapnya dan membentuk huruf 'V' dijarinya.

"Mungkin, ini sebuah penyelidikan pelaku terhadap Stella" ucapku, ia hanya menatap kearahku.

"Matemu bernama Stella?" tanyanya, aku menangguk. "Stella Keylena" timpalku, ia tersenyum.

"Nama yang bagus!" ucap Ashley antusias, aku hanya terkekeh menanggapinya. Ia benar benar..

"Aku merasa, mahluk Nimbran itu sudah pergi" ucapnya yang membuatku membuang nafas datar.

"Kita adalah mahluk nimbran, Ashley. Ingatlah itu" ucapku, ia menepuk dahinya. Ia ini..

Aku mememilih untuk meneruskan renangku, dan diikuti oleh Ashley.

"Jeremy.." panggil Ashley, aku hanya berdehem tanpa menghentikan renangku.

"Kita ada masalah.." ucap Ashley yang membuatku menghentikan renangku dan menatapnya.

"Kau serius?" tanyaku, ia menangguk.

"Aku mencium bau logam disini. Tepat 8 meter lagi, dasar laut akan dipenuhi oleh benda peledak" ucapnya, aku menatap kearah dasar laut.

Tidak, perkataanya benar!!

"Lalu, apakah kita akan melewati jalan itu, Jeremy?" tanya Ashley, aku mengangguk.

Demi Stella, aku akan melakukan segala cara.

"Bagaimana caranya?" tanya Ashley mulai panik, aku mulai menyusun rencana.

"Ada jalan lain, dan itu cukup jauh. Kita dapat melewati jalan itu saja dan-"

"Aku tak punya waktu lagi. Aku sudah menyusun rencana" ucapku dan menggengam tangan Ashley.

"Apa? Kita tidak akan terluka kan?" tanyanya, aku mengangguk.

"Kau lihat saja nanti" ucapku pada Akhirnya.

My Posesive Mermaid PrinceWhere stories live. Discover now