Chapter #11

18.6K 1.3K 1
                                    

Typo everywhere...

Tolong tinggalkan jejak yaaa

Happy reading..
*
*
*
*
*

Kamis, 30 juni 2016

*****

Brukk...

Clarissa membanting tubuhnya pada kasur empuknya.

"Ahh". Gumamnya.

Ia merasakan kenyamanan pada kasurnya ini.

Masih terbayang diotaknya tentang lelaki yang tadi yang membawanya kesebuah taman dibelakang sekolah.

"Kenapa dia ingin aku menjadi Lunanya apa tidak ada gadis lainnya. Aneh". Gumam Clarissa.

"Rissa dia tidak aneh, kau saja yang belum mengetahui bahwa ia adalah matemu". Celetuk Arca.

"Apa maksudmu Arca?". Ujar Clarissa kesal.

"Rissa apa kau tak melihat kalungmu bersinar jika kau berdekatan dengannya. Apa kau lupa tentang ucapan Raja Azqee waktu itu, kuharap kau tak melupakannya". Ujar Arca lagi.

Clarissa tak mengerti apa yang Arca maksud. Tiba-tiba sebuah potongan kejadian terlintas di fikirannya.

"....Jagalah kalung ini baik-baik Rissa. Suatu saat nanti kalung itu akan menuntunmu pada matemu".

"Kau benar Arca, tentang kalung ini". Ujar Clarissa.

"Arca memang selalu benar". Ujar Arca pede.

"Tapi".

"Tapi apa?".

"Tapi mana mungkin dia adalah mateku, tampan sih, tapi cara bicaranya aku tak suka Arca". Ujar Clarissa.

"Kau baru mengenalnya sekali Rissa, kau belum mengenalnya lebih. Cobalah mengenal ia lebih dekat lagi". Saran Arca.

"Ya baiklah akan aku coba". Ujar Clarissa walaupun ia masih enggan untuk bertemu dengan pemuda bernama Lion.

"Bagus itu Rissa, aku akan selalu bersamamu". Ujar Arca mendukung keputusan Clarissa.

"Eh tunggu Arca!! Dulu paman raja tidak pernah memberitahuku tentang kalung ini. Masa iya karna bersinar didekatnya saja kau bisa menganggap ia adalah mate kita, bisa sajakan kalungku bersinar karna terkena sinar matahari yang menerobos dedaunan ditaman". Ujar Clarissa.

My Mate Is GumihoWhere stories live. Discover now