#3 The Rabbit

1.5K 181 9
                                    

Yonghwa POV
Aku berada di dalam klub yang sangat terkenal di Korea. Dentuman musik menggema memenuhi penjuru tempat, menghidupkan suasana untuk setiap orang yang akan menghilangkan stress ditempat ini. Semua orang terlihat bahagia ditempat ini. Ah.. Aku benar - benar menyukai tempat ini.

"Berhentilah.. Ini sudah gelas keempat." Sehun menghentikan tanganku yang akan menegak segelas gin lagi.

"Diamlah.." kusingkirkan tangannya dan kembali menegak minuman beralkohol itu.

"Kau mau terus menentang Appamu ? Kau mau terus menumpang ditempatku ? Aishhh.. Setidaknya bantu aku membayar listrik dan air. Kau tidak mau membantuku, tapi kau malah minum - minum ditempat ini. Kau itu penumpang yang tidak tahu diri !" suara Sehun terus menggangguku. Aish.. Dia itu manusia atau burung beo ? Kenapa mulutnya tidak bisa berhenti bicara ?.

"Aku akan membayarnya nanti.. Saat ini gajiku di kafe tidak cukup untuk membantumu." ucapku mencoba membuat dia mengerti.

"Makanya.. Kau sebaiknya kembali kerumahmu. Dengan begitu kau bisa membantuku membayar beban listrik dan air." ucapnya lagi. Apa dia tidak mengerti ? Saat aku kembali ke tempat itu, aku akan terkurung dalam sangkar emas dan tidak dapat bebas. Seindah apapun sangkar emas, aku lebih suka kebebasan yang tak mengekang.

"Kau tahu seberapa menyesakkannya tempat itu ? Aku tidak bisa bernafas. Dan aku tak akan dapat kembali bebas." Sehun melihat perubahan raut wajahku yang terlihat sangat menyedihkan, mungkin ? Dia menghela nafas dan kembali bicara.

"Arraeso. Tinggalah selama yang kau inginkan." ucap Sehun pasrah. Apa semenyedihkan itu wajahku ? Apa aku terlihat seperti seorang pecundang ? Aku hanya dapat bertanya dalam hati.

"Tapi, kau harus menjelaskan alasanmu. Kenapa kau kembali mabuk ? Bukankah selama seminggu ini kau baik - baik saja ?" pertanyaan itu bukan pertanyaan yang ingin aku dengar. Tapi mungkin dengan menceritakannya pada Sehun, aku bisa sedikit tenang.

"Hari ini ada seseorang yang memanggilku Oppa." ucapku perlahan.

"Bukankah kau sudah sering mendengar yeoja - yeoja memanggilmu Oppa ? Apa jangan - jangan dia seorang namja ?" Sehun memasang muka terkejut yang sangat menjengkelkan untukku.

"Sialan ! Bukan seperti itu. Tatapan yeoja itu sangat mirip dengan Yongin." wajah terkejut yang tadi ditunjukan oleh Sehun berganti menjadi tatapan iba.

"Tidak bisakah kau melupakannya ? Haruskah kau menyiksa dirimu dengan kesalahan yang dibuat orang lain ?" dia mengucapkan kata - kata itu dengan perlahan, amat perlahan.

"Tidak. Aku tidak akan pernah melupakannya, karena dengan itu aku punya alasan untuk terus membenci orang itu ." Kulirik Sehun yang terus menatapku dengan pandangan iba. Aku yakin dia bisa mengerti perasaanku. Perasaan takut, menyesal, dan benci yang terus menghantuiku selama bertahun - tahun.

"Jebal.. Lupakan rasa sakit itu. Lanjutkan hidupmu dengan bahagia. Seperti dirimu yang kukenal tujuh belas tahun yang lalu. " Sehun memohon dengan suara bergetar, matanya mulai memerah dan berkaca.

"Shut up ! Aku mau bersenang - senang, bukan mendengar ocehanmu yang membosankan." kulangkahkan kakiku menuju lantai dansa, meninggalkan Sehun dalam kekosongan bersama segelas gin yang sudah habis kuminum. Kugerakan tubuh mengikuti alunan musik yang terputar, tak lama setelahnya bebeeapa orang yeoja mendekatiku dan mengajakku berdansa. Kutarik sudut bibirku membentuk sebuah smirk. Ini akan menjadi malam panjang yang menyenangkan.
☆☆☆☆☆☆☆

Author POV
Dua orang anak laki - laki berlarian dibukit yang dipenuhi bunga edelweis, dengan sepasang tangan yang saling mengait mereka tertawa bahagia. Kedua namja berumur 8 tahun itu terus mengejar satu sama lain. Yonghwa memukul bokong Sehun dan berlari menjauh setelah namja yang dipukul berteriak marah dan mengejar Yonghwa untuk membalaskan rasa sakit yang diterima dibokongnya. Aksi kejar kejaran itu terhenti oleh kedatangan seorang yeoja kecil yang membawa sekeranjang penuh bunga azela, dengan tawa penuh yang terpatri diwajah chubbynya yeoja itu melambaikan tangan kearah dua orang namja yang saat ini dibanjiri keringat akibat aktivitas yang sebelumnya mereka lakukan. Baik Sehun maupun Yonghwa menyambut hangat kedatangan yeoja itu dan segera berlari kearahnya. Yonghwa dengan cepat memeluk yeoja bernama lengkap Jung Yongin itu dan memblokir akses untuk Sehun menyapa yeodongsaeng kesayangannya.

Blind Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang