Epilog 2

771 91 14
                                    

Kebahaggiaan bukan mengenai seberapa banyak kau dapat tersenyum

Tapi mengenai seberapa banyak orang yang kau miliki untuk membuatmu tersenyum

Mungkin kau belum menyadarinya, hanya dengan kehadiran mereka

Kau dapat mudahnya bahagia tanpa beban

Yonghwa POV

 Hari ini adalah hari yang paling kutunggu tunggu. Aku tengah mengenakan kemeja putih lengkap dengan setelan jas hitam yang membalut tubuhku. Alunan musik dan suara merdu Kim Jonghyun menambah indah suasana penikahanku. Ya.. sahabatku itu memang bercita - cita menjadi musisi hebat yang akan menyenangkan semua orang dengan lagu ciptaannya. Dia sangat berbakat dan sudah melakukan kerja yang lebih keras dari musisi lainnya untuk menghadirkan musik yang berkualitas di kancah musik korea. Pintu ruangan terbuka menampakan wajah seorang yeoja yang teramat aku cintai. Puluhan mata tak berkedip melihat penampilannya yang lebih dari sekedar cantik, dia sempurna. Mataku bahkan tidak sedikitpun dapat teralih dari wajah cantiknya dalam balutan  gaun putih yang menambah poin kecantikannya. Riasan wajah yang tidak begitu tebal memancarkan kecantikan aslinya. Appa memberikan tangan Shinhye kepadaku. Kusambut tangan yeoja manis itu yang kini hanya tersenyum malu sambil menundukan kepalanya. Kuangkat wajahnya agar menatapku, ia tersenyum. Senyum yang amat cantik yang pernah aku lihat.

 "Kau siap ?" tanyaku padanya dibalas anggukan mantap oleh Shinhye. Kami mengucapkan janji dibantu oleh Mc diacara kami. Kami memutuskan untuk tidak menggunakan pendeta pada acara  istimewa kami.

 "Saya Jung Yonghwa bersedia menjadi suami dari Park Shinhye, menerimanya sebagai seorang istri, dan selalu bersama dengannya disaat suka maupun duka sampai maut memisahkan." Ucapku mantap.

"Saya Park Shinhye bersedia menjadi istri dari Jung Yonghwa, menerimanya sebagai seorang suami, dan selalu bersama dengannya disaat suka maupun duka sampai maut memisahkan."  Ucapnya. Aku tersenyumm senang memandangnya. Semua tamu bertepuk tangan dan memberikan kami ucapan selamat.

"Hyung doakan aku menyusulmu tahun depan ya." Ucap Jungkook saat kami selesai mengucapkan janji pernikahan.

"Seolhyun sudah menerima lamaranmu?" tanyaku pada jungkook.

"kau tahu kan seberapa besar cinta Seolhyun padaku kkk.." ucap Jungkook percaya diri yang dihadiahi cubitan oleh Seolhyun dipinggangnya. "Aaawww.." ringis Jungkook yang membuatku dan Shinhye tertawa.

Seolhyun mendekat kearah Shinhye dan memeluk istriku erat. Ia memberikan senyuman hangat setelah melepaskan pelukan itu.

"Selamat atas pernikahanmu. Kuharap kau menjaga Yonghwa Oppa dengan baik." Shinhye mengangguk menyanggupi ucapan Seolhyun.

"Kau juga. Jaga adik laki – lakiku yang kekanakan ini baik – baik. Maafkan dia kalau sedikit rewel. Kau bisa membelikannya es krim kalau dia sedang merajuk." Ucap Shinhye yang dibalas Jungkook dengan nada tak terima.

"Apa – apaan kau Noona, aku bukan anak kecil tahu!" aku dan kedua yeoja didepanku hanya tertawa mendengar ucapan Jungkook.

"Hei Jung! Selamat atas pernikahanmu dengan adikku." Minzy datang menghampiri kami diikuti Sehun dibelakangnya.

"Kakak ipar. Terima kasih atas restumu." Ucapku tersenyum menanggapinya.

"Yonghwa peluk aku." Ucap Sehun tiba – tiba mengagetkanku. Apa? Dia minta kupeluk?.

"Yak kau lupa minum obatmu Sehun Hyung? Otakmu itu konslet atau bagaimana?" tanya Jungkook yang begidik ngeri mendengar ucapan Sehun. Namja itu tidak peduli dengan ucapan Jungkook dan malah beralih memelukku.

"Sering – sering bertemu denganku ya bung! Aku akan merindukanmu di apartemenku." Aku melepaskan pelukannya paksa. Bocah ini sepertinya lupa memakai otaknya hari ini.

"Minzy-ah, kau tidak berencana menikah dengannya? Tolong bantu aku lepas darinya." Ucapku masih memaksa melepaskan pelukan Sehun yang begitu erat. Semua orang tertawa melihatnya.

"kalian sudah seperti pasangan kekasih." Ucap Shinhye menimpali.

"Ne.. aku setuju denganmu" tambah minzy. Aku menggeleng kuat dan berhasil melepas pelukan Sehun. Aku segera berlari dan bersembunyi dibalik tubuh Shinhye. Takut – takut namja gila itu kembali memelukku.

"Yak kenapa kau menjauhiku Hyung?" tanya Sehun tak terima.

"Diam kau bocah gila, kau membuatku merinding." Tawa semua yang hadir disana pecah melihat tingkah laku kami yang menurut mereka sangat lucu.

"Eonni. Aku membawakan ini untukmu." Yongin menghampiri kami bersama Appa. Dia memberikan bucket bunga kepada Shinhye.

"Wahh neomu yeopo."ucap Shinhye kagum.

"Masih lebih cantik kamu." Ucapku seraya mencubit pipinya gemas menghasilkan rona merah padam di wajah Shinhye.

"Jangan mengodaku Oppa." Ucap Shinhye malu – malu.

Dia sangat cantik. Memilikinya adalah sebuah keajaiban untukku. Kurasa pendapatku mengenai keajaiban sedikit salah. Keajaiban dapat terjadi pada siapa saja. Dan keajaiban akan tiba saat kau bersungguh – sungguh menginginkannya.

 

Shinhye POV

Mari kita ubah perumpamaan cinta itu buta menjadi buta itu cinta. Aku bukan orang ayng dibutakan oleh cinta, tapi aku yang buta dapat mencintai dia tanpa memandang fisik yang dimilikinya. Jika hanya memandang fisik, mungkin ada banyak namja yang lebih tampan darinya. Tapi bagiku dia sempurna dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.

END

Blind Is LoveWhere stories live. Discover now