#14 Sorry, I Have To Let You Go

1.1K 139 22
                                    

Seolhyun POV

Ia pergi lagi. Keluar dari pintu belakang rumah ini. Diam, sunyi.. Ia melangkah perlahan seolah tidak ingin ada yang mengetahui kepergiannya. Mataku menatap pintu yang baru saja dilewatinya. Berabagai tanya bergelimang dalam benakku. Rasa penasaran menghinggapi pikiranku. Setelah berfikir dalam, kuputuskan untuk mengikutinya kali ini. Aku ingin tahu kemana ia pergi ? Siapa yang ia temui selama lima hari ini ? Apa yang dia lakukan ? Semua rasa penasaran ini benar - benar membuatku jenuh.

Kubuka pintu didepanku, lalu aku mencari sosok itu. Namja yang membuatku sangat penasaran. Dia masuk kedalam mobil yang berada di taman belakang. Ya.. Keluarga Yonghwa memang terbiasa menyimpan mobilnya di taman belakang. Ia melajukan mobilnya dan melesat keluar. Sebisa mungkin aku mengikutinya menggunakan mobil milikku. Aku melajukan mobil cukup jauh dari mobilnya agar ia tidacuriga. Ia melajukan mobilnya hingga ke pinggiran kota. ia berhenti di depan sebuah rumah sakit.

Aku menatap gedung itu penuh tanya. Siapa yang sakit ? Apa mungkin Yonghwa sakit ?. Tiba - tiba rasa khawatir muncul dalam pikiranku. Ia keluar dari mobil yang ditumpanginya dan masuk kedalam rumah sakit itu. Aku mengikutinya secara hati - hati. Ia berjalan melewati koridor rumah sakit. Ia terus berjalan sampai taman rumah sakit. Dan terjawablah sudah semua rasa penasaranku. Dia datang kesini untuk melihat yeoja itu. Yeoja yang mengenakan kain putih di matanya, kain itu lebih terlihat seperti kasa. Mungkinkah terjadi sesuatu pada matanya ? Bukankah dia buta ? Lalu apalagi yang terjadi pada matanya ?. Kupandangi punggung namja yang berada di depanku. Dia rela menghabiskan waktu untuk melihat yeoja buta itu, tapi ia tidak pernah memiliki waktu untuk sekedar menyapaku. Apa mungkin aku begitu menjijikan di matanya ? Tidak bisakah aku menjadi seseorang yang berada di hatinya ? Seperti dirinya yang selalu ada di hatiku ?. Yonghwa berjalan menghampiri yeoja itu. Saat aku masih serius memandangi punggung Yonghwa didepanku, seseorang mengangguku. Ia berdiri tepat di depanku dan menutupi pandanganku dengan tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan !?" kudongakan kepalaku untuk melihat orang yang sudah berani mengangguku. Dia Jeon Jungkook.

"Jangan melihatnya." ucap Jungkook tegas.

"Berhenti menggangguku dan pergilah!"kudorong tubuhnya. Namun bukannya terdorong ke belakang, Jungkook malah menangkap tubuhku dan membawaku kedalam pelukannya.

"Apa kau tidak mengerti situasinya ? Berhentilah menyakiti dirimu dan menyakiti orang lain." bisik Jungkook di telingaku. Ia mengelus puncak kepalaku, membuatku sedikit melupakan Yonghwa yang entah sekarang sedang melakukan apa.

"Lepaskan." ucapku dingin. Tapi, tubuhku menghianatiku dan tidak memberontak sedikitpun dalam pelukannya.

"Tidak apa - apa.. Menangislah jika kau ingin menangis." kata - kata itu seolah menghipnotisku, membuat setetes air mata jatuh dari sudut mataku.

"Lepaskan aku dasar byuntae.. Hiks.. Hiks.. Lepas pabo." kupukul dada bidangnya namun tangisanku tak dapat berhenti.

"Ne.. Ne.. Akan kulepaskan. Tapi nanti, saat kau sudah berhenti menangis." Jungkook kembali mengusap kepalaku lembut secara perlahan, seolah aku barang antik yang akan rusak jika ia mengelusku terlalu keras.

"Pabo.. Hiks pabo.. Hiks" kuteruskan kegiatanku memukul dadanya sambil menangis.

"Ne.. Ne.. Nan pabo. Aku bodoh karena terus mencintaimu." ucap Jungkook pelan namun masih dapat terdengar olehku. Tubuhku diam mematung, bibirku seolah terkunci untuk sekedar membalas ucapannya. Apakah dia benar - benar mencintaiku ?

"Kau sudah berhenti menangis ?" tanya Jungkook memastikan. Aku mengangguk mengiyakan pertanyaannya. Mendapat jawaban itu, Jungkook berniat melepaskan pelukannya. Namun, kutarik kembali tubuhnya dan menyembunyikan wajah bersemuku di dadanya. Walaupun aku sudah tahu Jungkook menyukaiku, aku tidak berfikir ia akan menyukaiku sampai seperti ini. Memang apa yang menarik dariku ? Yonghwa saja tidak mau melihatku.

Blind Is LoveWhere stories live. Discover now