#15 Hurtful

1.2K 130 27
                                    

Jungkook POV

Jarum jam pada jam tangan yang kukenakan menunjukan pukul 12.30 yang berarti aku sudah terjebak di gedung olahraga ini selama 2 jam 20 menit. Ini semua terjadi saat aku mengikuti Seolhyun yang terus berlari menghindariku. Kurasa dia malu karena sepanjang jalan bukannya mengejar dan meminta maaf, aku malah kembali menggodanya. Di tengah perjalanan mengikutinya, hujan turun tiba - tiba turun deras. Jadi aku menarik tangan Seolhyun untuk mencari tempat berteduh. Dan jadilah kami terjebak dirmpat ini. Aku melihatnya yang sedang menggosok gosokkan tangannya mencari kehangatan. Kulepaskan jaket yang kukenakan dan memberikan jaket itu padanya.

"Aku tidak butuh. Kau saja yang memakainya. Tubuhmu itu kurus kering, aku tidak mau disalahkan kalau kau sampai sakit." ucap Seolhyun menolak jaketku. Kupakaikan jaket itu dengan benar di tubuhnya kemudian menyeletingkan zippernya.

"Berhenti keras kepala." aku kembali mengambil tempat duduk disampingnya.

"Kenapa.. Kau melakukan ini ?" tanyanya bingung.

"Apa ? Memakaikan jaket pada yeoja yang sedang kedinginan ?" Seolhyun mengangguk ragu.

"Itu wajar, semua namja akan melakukan itu pada yeoja yang disukainya." ucapku santai. Dia diam sebentar lalu kembali bertanya.

"Kenapa kau masih menyukaiku, padahal kau tahu aku hanya menyukai Yonghwa ?" tanyanya lagi.

"Jawabannya sama dengan pertanyaan kenapa kau masih menyukai Yonghwa, padahal jelas - jelas Yonghwa menyukai Shinhye." ucapku masih dengan nada santai.

"Ani, tentu saja itu beda. Aku sangat mencintainya." dengan cepat ia membela dirinya.

"Aku juga sangat mencintaimu." ucapku serius dengan menatap tepan pada hazel matanya.

"Aku selalu merindukannya saat tidak bertemu dengannya." ucapnya lagi.

"Aku juga merasakan hal yang sama saat tidak bertemu denganmu."

"Aku ingin selalu berada di sampingnya." ucapnya lagi tetap tidak terima jika disama - samakan.

"Aku juga.. Aku ingin selalu berada di sampingmu."

"Berhenti bercanda Jeon Jungkook !" ucapnya dengan tatapan tidak suka.

"Aku serius Kim Seolhyun. Jadi bolehkah aku meminta tempat untukku dihatimu ?l" tanyaku dengan tatapan serius. Seolhyun terdiam menatapku tak percaya. Aku memberikan senyum terhangatku kepadanya.

"Arrrggghhhh.. Aku merinding mendengar ucapanmu itu Jeon." suara itu mengganggu pembicaraanku dengan Seolhyun. Kulihat orang yang sudah mengucapkan kata - kata itu.

"Namjoon Hyung ?" tanyaku tak percaya melihat orang yang berdiri tak jauh dari tempatku dan Seolhyun duduk. Dia Namjoon, orang yang dulu pernah mengangguku.

"Lanjutkan saja. Aku mau pindah. Kalian menganggu tidur siangku." ucapnya protes dan keluar dari gedung olahraga. Ucapannya membuatku dan Seolhyun berada disituasi yang canggung. Garis bawahi CANGGUNG. Seolhyun berdehem tidak nyaman. Aku mencoba mencairkan suasana.

"Hah..Hahahah.. Aku sangat terkejut melihatnya." sepertinya aku gagal mencairkan suasana. Seolhyun hanya diam dengan wajah tertunduk.

"Kurasa hujan sudah berhenti. Aku mau pulang." ucapnya seraya berdiri dan berjalan keluar. Kuikuti langkahnya dari belakang sambil merutuki keberadaan Namjoon yang membuat semua ini terjadi.

☆☆☆☆☆☆☆

Sehun POV

Kudekati tubuh yang meringkuk di ujung koridor itu. Tubuh dari seorang yeoja yang sudah dua tahun lebih mengisi hatiku. Mungkin ini terdengar kurang ngajar, tapi aku bersyukur dengan sakitnya Shinhye, karena akhirnya aku bisa berinteraksi dengan orang yang selalu kudambakan itu. Seminggu terakhir ini aku, Jungkook, dan dia bergantian menjaga Shinhye. Terkadang aku sengaja menemaninya saat ia mendapat giliran menjaga Shinhye. Seperti yang selama ini kubayangkan, dia yeoja yang sangat baik dan perhatian. Hatinya lembut dan penyayang. Setelah mengenalnya, aku makin - makin mencintai dirinya. Tapi saat ini dia tengah menangis setelah pembicaraannya dengan Yonghwa. Badannya bergetar. Tangan yeoja itu membekap mulutnya sendiri untuk mencegah suara tangisnya terdengar. Kuturunkan wajahku agar setara dengan wajahnya. Kutepuk bahunya dan membisikkan kata kata yang mungkin akan bisa menenangkannya. Walau hanya sedikit.

Blind Is LoveWhere stories live. Discover now