[3. Question]

233 28 2
                                    

Chap 3

Hm, aku hampir lupa sampai mana ceritaku tadi karena saking panjangnya cerita ini berawal.

Namun aku tidak akan keberatan menceritakannya berkali-kalipun.

Karena ini ialah cerita paling menyenangkan dihidupku.

Ah, seingatku kita bercerita tentang rumahnya.

Tahu nggak? Ternyata rumah seorang Akashi Seijuurou itu cukup besar untuk ditinggali seorang titan 10 meter. (Kalau colossal titan kebesaran ya?)

Hiperbolis? Aku tak peduli Rumahnya megah, indah, dan tentunya besar.

Dan kau tahu apa yang ia katakan padaku?

"Mulai sekarang ini ialah rumahmu juga, Akashi (name)"

Itulah saat dimana aku merasa hidupku tidak akan sama lagi. . . .

With love,

Miroko presents

|RAIN|

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Aku tidak tahu harus berkata apa, ataupun harus berbuat apa.

Aku telah berada di rumahnya selama seminggu.

Dan selama itulah juga aku terus - menerus terkagum atas dirinya, yang awalnya kukira hanya orang aneh yang bersedia mengambil diriku yang tak berguna ini.

Ia sangat kaya.
Ia seorang anak tunggal.
Ia ialah tuan muda yang sangat dihormati para pelayannya.
Ia sangat pintar, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Ia mempunyai ayah.
Ia absolut

Dengan kata lain, ia itu,....

SEMPURNA

Tapi ada sedikit yang menjadi kelemahannya yang kuketahui.

Ia tidak mempunyai ibu.

Ibunya meninggal saat ia duduk di kelas 5 Sekolah Dasar.

Ia diajar sangat keras untuk menjadi penerus keluarga Akashi oleh Akashi Masaomi, ayahnya.

Basket ialah satu-satunya peninggalan ibunya yang dapat ia teruskan.

Ia bagaikan sebuah bunga mawar merah yang dikelilingi semak belukar yang berduri.

Dapat dilihat dan dikagumi keindahannya, namun tak dapat kau dekati karena durinya.

Bukan hanya duri dari mawar itu sendiri, namun juga dari duri semak belukar.

Semak belukar itu perlahan-lahan menghancurkannya, dan ia akan terus melawan semak belukar setengah mati.

Ia hampir saja kalah dari semak belukar, namun sebelum ia sempat dikalahkan, sebuah kuncup bunga mawar baru telah tumbuh di sampingnya.

Bunga mawar baru tersebut akhirnya mekar disaat mawar tersebut telah sekarat. Itulah dirinya, dan bunga mawar baru itu ialah keperibadiannya yang lain.

Hanya sampai disini aku dapat memata - matai hidupnya dari segi keperibadian.

Di segi lainnya, ia tak kalah sempurna. Tak ada cela dalam dirinya.

Mungkin sedikit berbicara dengan sangat 'manis' (Baca:sinis), namun itu tak mengubah ke 'sempurnaannya'

Seorang kapten basket di Teiko

Seorang kapten basket di Rakuzan

Seorang Ketua osis dari Rakuzan

Seorang dari Generation of Miracles (Kiseki no Sedai) yang hanya muncul 100 tahun sekali

Seorang satu-satunya penerus keluarga Akashi

Seorang yang telah mengambil dan menjadikanku miliknya ditengah hujan....

Ialah orang yang sama.


____________________________________



"[Name], melamun lagi?"

Suara baritone itu menarikku dari lamunanku kembali ke realita.

"Ah, Seijuurou. Maaf. Aku sedang memikirkan sesuatu." Balasku.

Uh, saat aku mencoba memanggilnya Akashi, ia akan menjawab begini

'[name], apa kau sudah lupa? Kau juga seorang 'Akashi', bukan?'

Mulai saat itu, aku memanggilnya berbagai macam. Mulai dari Seijuurou-san, Seijuurou-kun, dan bahkan berpikir untuk memanggilnya Seijuurou-sama. Tapi kuurungkan niatku untuk yang terakhir.

Aku akan ter-cap sebagai maidnya, atau terlihat sedang menggodanya.

Tapi, entah kenapa ia selalu dapat membuat alasan agar aku memanggilnya 'Seijuurou'.

Dan jika kepanjangan, ia menyuruhku memanggilnya 'Sei'.

Tentu saja kutolak keinginannya yang terakhir untuk memanggilnya bagaikan kami sudah sangat akrab.

Bukannya aku tidak mau, namun rasanya akan sangat memalukan mengatakannya.

Sudah dapat kubayangkan Ia menyeringai licik atas perkataanku😏

Brrr, memikirkannya saja aku sudah merinding. 😨


"Jika kau berpikir untuk keluar dan berkencan dengan Ame-kun, maka aku tidak memperbolehkanmu jika kau belum memakai jas hujan dan payung." Ujarnya dengan aura

"i'm absolute. Dare to defy me, you know what will happen"

Dan ya, ia tahu Ame-kun.

"Buu. You're no fun. Mengapa kau tak dapat melihat keindahan Ame-kun?" Ujarku sambil mengerucutkan bibirku dengan kesal.

"Benarkah? Kalau begitu ceritakan padaku alasan mengapa kau begitu mencintainya." Tanyanya.

(A/N: Saya merasa Seijuurou sedang cemburu pada Ame-kun)

"Itu... membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjelaskannya...."

Ujarku, berusaha mengelak dari kebijakan menjawab pertanyaannya.

"Aku punya waktu" jawabnya cepat, dan menghujam manik crimsonnya pada milikku.

"... Kau yakin ingin mendengarnya? Tidak akan menyesal?" Tanyaku, ragu dan sedikit takut ditatap oleh manik crimsonnya dengan tajam

"Tidak akan. Cepatlah" ia semakin menajamkan tatapan matanya.

Serasa sedang berada di depan psikopat yang mengasah pisau didepan matamu.

"Haaah~ baiklah" akupun pasrah dan mengambil nafas sebanyak-banyaknya, bersiap menceritakan cerita panjang ini dari awal.

___________________________________

A/N: chapter selanjutnya mungkin agak lama, soalnya saya memutuskan untuk membuat sampai chapter 10. Btw, sy sedang ada di chapter 7.

[Rain]Where stories live. Discover now