[8. Kiss]

259 29 4
                                    


Chap 8





Apa yang terjadi setelah pernyataan cinta dan menyadari perasaan masing-masing dari dua insan?

Masa-masa manis, asam, dan pahit bagaikan permen banyak rasa ialah jawabannya.

Mulai sekarang ini, akan kuceritakan cerita-cerita yang bagaikan impian yang terlalu indah, bagaikan berasa di cerita yang hidup bahagia selamanya.

.

With love,

Miroko presents,...

[RAIN]

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki



Matematika itu sulit, bahkan aku mengakuinya.

Namun mempelajari hal itu akan lebih susah jika dipandangi begitu intens oleh seorang Akashi Seijuurou

Mau tidak mau, aku harus membalas pandangannya yang memikat hati.

Mataku bagai terbuat dari besi, dan matanya ialah sebuah magnet berkekuatan super yang menarikku ke arahnya.

Ia menopang kepalanya dengan satu tangan di meja belajar sambil menatapku.

Tatapan tajamnya tak pernah melepaskanku.

Argh! Posenya yang sekarang itu terlalu menggoda!

Aku bisa pingsan sekarang!


"Ada apa? Apa soalnya sulit?" Tanyanya berusaha polos.

Ada apa? Biar kuberitahu ada apa. Pose menggiurkanmu itu, yang dapat membuat jutaan wanita melayang dan mengeluarkan darah dari hidung karena overheat yang ada apa!

Rambut semerah darahmu yang kelihatan begitu lembut, mata yang begitu tajam menatapku lekat, dan bibirnya yang begitu mengundangku untuk menabrakkan milikku padanya.

Harusnya ia tahu diri! Suaranya yang agak baritone itu juga telah membuatku terpesona, tahu!

Aku saja, pacarmu ini sudah menahannya dari tadi!

Tahan, (Name), Tahan.

Tarik nafas.....

Hembuskan.

Tarik nafas...

"Apa kau baru saja terpesona olehku?"

Geh!

Ugh!

"Uhuk,uhuk,uhuk!"

Ya, itu aku yang tersedak karena diganggu saat ingin menghembuskan nafas.



"Jika iya memangnya kenapa?"

Apa kau akan memuaskan rasa laparku akan ciumanmu itu?


"Tentu saja. Yang harus kau lakukan hanyalah meminta."

Di saat-saat seperti ini kekuatan membaca pikirannya itu menjadi sangat menjengkelkan (atau malah sebaliknya?)

Aku menggigit bibir bagian bawahku karena kesal juga malu, pipi yang pastinya telah merona bagaikan memakai pemerah pipi.

"Kumohon cium aku"

Pintaku pasrah, mengibarkan bendera putih. Kau menang, emperorku. Untuk kali ini... Pasti akan kubalas suatu saat.


"Dengan senang hati"

Jawaban yang ia lontarkan bagai seorang pangeran hanyalah awalan.

Ia pun melesat dan melesakkan tangannya ke area pinggang dan kepalaku sebagai tumpuan jika aku ambruk.

Memelukku erat dan memerangkapku di dinding, seraya menatap kedua manik mataku dengan intens.

Beberapa detik menatap satu sama lain dengan cinta di tiap detiknya, ia pun memangkas jarak diantara kami berdua hingga mencapai 0 cm.

Tepat saat bibirnya mendarat di milikku, aku menutup mata dan menikmati sensasi lembut benda kenyal itu.

Ia memiringkan wajah ke kanan, sedangkan aku ke kiri.

Sebelum sempat ia mengeluarkan lidah, aku cepat-cepat menjilat bibirnya dan memasuki rongga mulutnya.

Menjamah semua yang dapat kujangkau, gigi depan, belakang, atas dan bawah, dinding mulutnya, gusi, juga lidahnya.

Namun saat sampai di lidahnya, ia langsung mendorong lidahku kembali kemulutku, melancarkan serangan balasan.

Bertukar air liur atau bahasa kerennya saliva itu mungkin menjijikkan bagi kalian.

Tapi saat nafsu telah menjalar, kau tak akan berkata seperti itu.

Saat mulut kami berpisah, ada seutas cairan bening yang terlihat di antaranya.

Dengan malu, kuusap bibirku dari bekas saliva yang ada dengan punggung tanganku.

"Apa kau sudah puas?"

Masih berada di dalam dekapannya dengan kaki yang lemas bagai keju meleleh, aku hanya mengangguk cepat. Terlalu malu untuk melanjutkannya.







"Kalau begitu persiapkan dirimu. Mulai sekarang, kau akan lebih sering mendapatkannya."




[A/N]:

Ah, saya nggak begitu tahu cara mencium yang baik, oleh karena itu, maaf jikalau adegan ciumannya agak membosankan. #savejombloyangglagibaper

Hiks... Kenapa Akashi nggak bisa keluar dari layar monitor sih?

Saya kan mau juga dicium kayak gitu....

#sayabaper

Hmmm. Chapter ini hanya sebagai filler romance, namun berperan cukup penting untuk chapter yang akan datang.

Rencananya sih, ceritanya nggak akan sebagaimana panjang. Palingan cuma mentok 20 chapter.

Soalnya saya nggak yakin ide saya bakal nyampe lebih dari 20 chapter.

Saya bahkan lupa judul cerita ini tentang hujan.

Ame-kun malah saya telantarkan.  (  T_T) Maaf yaa~

Bye~

Meow~

[Rain]Where stories live. Discover now