t w o

12.9K 1.5K 634
                                    

Inilah suasana yang paling disuka Hana. Gak ada guru. Hana bisa sepuasnya memainkan ponselnya, tiduran, bermain dengan teman-temannya tanpa dimarahi guru. Hana sedang asik bercerita bersama teman-temannya. Ia tertawa begitu mendengar lelucon yang diberikan salah satu temannya ketika ponselnya tiba-tiba bergetar.

Hana segera mengambil ponselnya dan mengeceknya. Mata indahnya membulat sempurna ketika melihat notifications ponselnya.

"Ren! Jimin bales nih!" seru Hana heboh seraya menyikut lengan Irene.

"Apaan dibalasnya?"

Hana memberikan ponselnya kepada temannya itu.

Rabu.
11.03
Jimin: sekelas sama Irene?

"Bales cepet" Irene mengembalikan ponsel Hana.

11.07
Hana: iya sekelass

11.09
Jimin: lagi sama dia?

Hana: iyaa kan di sekolah








🍌🍌🍌🍌









"Ada balasan lagi?" tanya Irene.

Hana menggeleng. "Ga di read"

"Dia memang biasa kayak gitu. Balasnya setahun kemudian. Sabar sabar aja ya," Irene menepuk pundak sahabatnya itu.

"Gue duluan ya. Udah ditungguin Joy," Irene langsung ngacir keluar kelas. Irene sama Joy memang tiap hari pulang bareng. Lebih tepatnya sih, nyebrang bareng. Rumah mereka di sebrang sekolah. Tapi jauhan rumah Irene sih.

"Iyo hati hati ren,"

Hana keluar kelas dan berjalan menuju pagar sekolah. Ia memasang earphone dan mulai memutar lagu kesukaannya. Ia berjalan sampai di halte bus. Berdiri disana menunggu bus tujuan kerumahnya datang.

Sambil bersenandung kecil, ia mendengarkan lagu itu dengan tenang. Dan akhirnya bus yang ditunggu-tunggunya pun datang. Hana pun langsung masuk kedalam bus.









🍌🍌🍌🍌











Hana rebahan di sofa kesayangannya sambil memainkan ponselnya. Entah udah berapa kali ponselnya jatuh dan mengenai tepat ke hidungnya, tapi ia tetap saja berbaring, tak berniat untuk mengubah posisinya. Terlalu malas, padahal bisa saja ponselnya jatuh lagi dan mengenai hidungnya lagi.

Ting!

Kan jatuh lagi ponselnya.

"Aw!"

Pesan baru diterima.

Dari Jimin.

Akhirnya!

13.13
Jimin: udah pulang?
Jimin: sori ya lama balas

Hana: iya gapapa kok

Jimin: jimin manggilnya apa ni?
Jimin: Han?

Hana: biasa dipanggil hana sih

Jimin: okee haha
Jimin: lahir tahun brp?

Hana: 2000

Jimin: masih lebih tua jimin

Hana: lebih tua?

Jimin: iya lebih tua beberapa bulan dari jimin

Hana: bulan apa emangnya?

Jimin: oktober
Jimin: kalo na?

Hama: bulan ini haha

Jimin: asekkk
Jimin: tanggal?

Hana: tanggal 13

Jimin: lah jimin juga tgl 13 haha

Hana: iya? haha kok bisa samaan ya

Jimin: mungkinn...

Hana: mungkin apa?



.....



.....



Menghilang lagi, hehe.. padahal udah penasaran mungkin apa yang dimaksud sama Jimin. Huu..

Sepertinya memang bener kata Irene. Jimin itu balesnya lama banget. Karna uda tau Jimin gak akan bales lagi, Hana pun bangkit. Ia ingin mandi. Badannya udah sangat lengket.

"Mau kemana? Aa' dulu yang masuk!"

Hana mengurungkan niatnya ke kamar mandi setelah melihat abangnya atau yang sering dia panggil aa' itu turun dari tangga dengan tergesa-gesa.

"Udah diujung nih!"

Dan pintu kamar mandi ditutup dengan suara yang keras.

Hana sampai memejamkan mata ketika mendengar suara pintu itu. Ish, dasar...

Ibu Hana orang Sunda, jadi ia memang sudah diajarkan dari kecil untuk memanggil abangnya dengan sebutan aa'. Dan sedangkan ayahnya orang Palembang, abangnya itu sebenarnya kuliah di Palembang, tapi karena sedang liburan jadi ia balik ke Medan.

Ahh, badannya sudah sangat lengket, ia benar-benar ingin mandi.

"Aa' Viqi! Cepetan selesain nabungnya, na mau mandi ini!"

























Inilah dia wujudnya Aa' Viqi!

Ini si Hana mamanya orang Sunda, bapaknya orang Palembang tapi tinggal di Medan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini si Hana mamanya orang Sunda, bapaknya orang Palembang tapi tinggal di Medan. Maunya apa sih nih orang

Vomment ya gaes💓




Chatting; ldr | jiminWhere stories live. Discover now