f o u r t y n i n e

3.4K 488 113
                                    

1 tahun kemudian.

Hana menghabiskan waktu selama satu tahun terakhir ini sebagai mahasiswa. Menjadi mahasiswa membuat Hana melupakan Jimin. Melupakan janji Jimin yang mengajaknya jalan tapi tak kunjung terjadi.

"Han? Kamu mau pulang? Bareng aja."

Hana menoleh ke asal suara. Sontak Hana langsung tersenyum ketika melihat wajah tampan Wonu di hadapannya.

"Gue naik angkot aja, Won."

Wonu menggeleng tegas. "Aku anter kamu. Titik."

Wonu, berstatus sebagai sahabat baru Hana semenjak Hana masuk ke universitas ini jurusan Psikologi. Dan diantara teman yang lain, hanya Wonu yang memakai 'aku-kamu' kepada Hana.

Wonu baik, perhatian, ganteng, rajin sholat juga. Seharusnya Hana menyukai Wonu karna Wonu adalah tipe idealnya. Tapi, mungkin Hana sedikit trauma untuk jatuh cinta lagi?
Hana seperti kehilangan selera untuk mengenal cinta dengan orang baru.

Jimin. Dialah orang yang membuat Hana trauma.

"Han? Kok bengong? Udah ayuk pulang." Wonu menarik tangan Hana dan membawanya ke parkiran motor.
"Pake helmnya." Wonu menyodorkan helmnya ke Hana.

Mungkin banyak yang mengira Wonu menyukai Hana. Tapi, nyatanya tidak.

Wajah Hana mirip dengan wajah mantan kekasih Wonu yang sudah meninggal. Dan alasan Wonu menjadi sahabat Hana adalah karna Wonu mau melindungi Hana. Wonu ingin menebus kesalahannya di masa lalu dengan cara melindungi orang yang mirip dengan mantan kekasihnya.

Wonu juga sama dengan Hana. Wonu, gak mau mengenal cinta dengan orang baru. Baginya, mantan kekasihnya itu akan selalu di hatinya.

Ah. Dan untuk satu orang lagi. Jeka. Hana kehilangan kontak dengan Jeka. Entah sejak kapan, tapi Jeka seperti menjauhi Hana dan setelah itu Hana dan Jeka sama sekali gak pernah berkomunikasi lagi.

"Kalo gak mau pegang aku juga gak papa, aku bawa motornya gak ngebut kok." Ucapan Wonu membuat Hana kembali dari lamunannya.

"Ah iya."

Wonu mulai menjalankan motornya keluar gerbang fakultas Psikologi. Dan tanpa ada yang mengetahui, seseorang yang berada di dekat gerbang fakultas itu memperhatikan kedekatan mereka dengan mata yang berkilat marah dan tangan yang mengepal kuat.


















🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌





















"Loh gak jadi pulang jim?"

Jimin menggeleng lemah sambil masuk ke dalam kelas. Ia duduk di samping Mark.

"Kenapa?" Tanya Mark.

"Lo masih suka ngestalk cewek itu?" Lanjut Mark.

Jimin mengangguk. "Gue mau ngedekati dia juga gak bisa. Dia selalu sama cowok itu anjir."

"Bukan laki namanya kalo lo ga berani deketin cewek cuma karna ada cowok di dekatnya."

"Lagian gue gak menjamin dia masih mau kenal sama gue atau engga."

"Lagian dosa apa sih yang lo buat ke dia? Kayaknya dosa besar ya jim? Siapa sih nama cewek itu?" Mark tampak berpikir.

"Lo suka manggil dia na, kan? Naena? Nayana? Siapa sih?"

"Hana." Jawab Jimin.

















🍌🍌🍌🍌🍌🍌











"Jadi... lo ada salah apa sama Hana?"

Mark melipat kedua tangannya dan siap mendengar semua cerita cinta Jimin. Mereka sedang ada di cafe dekat kampus.

Jimin menghela nafasnya sebelum menjawab.

"Gak tau."

"Seriusan anjir."

"Gue suka mainin perasaan dia, gue gak ngehargai perasaan dia."

"Trus Hana karna itu jadi jauhi lo?"

Jimin mengangguk. "Sebenernya uda terlalu sering gue kayak gitu sama dia, tapi menurut gue dia juga uda terlalu sabar sama gue."

Mark mengangguk mengerti. "Yah...kesabaran manusia kan ada batasnya."

"Itu dia. Dia sebelumnya gak pernah cuek tiap balas line gue. Tapi ternyata dia bisa cuek juga dan gue gak tau kenapa tulisan chatnya berubah drastis dan dia juga seakan akan gak mau chat sama gue lagi. Jadi gue juga menjauh dari dia dan ternyata itu jadi chat terakhir gue sama dia."

"Sampe sekarang gue coba chat dia tapi dia gak balas."

Mark mengangguk mengerti.

"Gue gak nyangka.."

Jimin menoleh ke arah Mark dengan tatapan bingung.

"Gue kira lo ini tipe cowok playboy loh." Lanjut Mark.

Jimin tertawa kecil. "Yah.. Dulunya sebelum gue ditinggal Hana."

"Sekarang gak tau kenapa gue cuma mau sama Hana."

"Disaat dia mau sama lo, lo nya gamau. Nah sekarang lo mau sama dia, dia nya gak mau." Mark tertawa.

"Semenjak kuliah, dia selalu sama Iren, kalo gak iren yah sama cowok tadi." Gumam Jimin.

"Cowok tadi itu pacarnya ya?" Tanya Mark.

Jimin mengangkat bahunya. "Gak tau. Gue takut nanya, takut kalau ternyata itu memang beneran pacarnya."

"Gantengan cowok tadi sih jim dari pada elo. Ya wajar lah Hana milih dia."

Jimin rasanya mau nampol Mark.

"Cari cewe lain gamau? Kan banyak yang ngejar-ngejar lo nih. Dari segala fakultas ada."

Jimin menggeleng. "Hana beda dari kebanyakan cewek. Gue gak mau cewe lain."

Mark bergumam. "Kalo dari chat dia gak balas.."

Mark menatap Jimin. "Kenapa gak secara langsung aja lo deketin dia lagi?"



















besok end loh ehehe

Chatting; ldr | jiminWhere stories live. Discover now